Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Jamaah Masjid/ Musholla: Muslim Yang Beriman

Jamaah Masjid/ Musholla: Muslim Yang Beriman

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS 3:110, Ali ‘Imran) 


Seorang manusia dapat disebut muslim setelah dia mengucapkan syahadah, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Dengan ucapan persaksian ini dia telah menjadi bagian jama’ah muslimin dan bersaudara karena agama. Selanjutnya dia terpelihara darah, kehormatan dan hartanya. 



Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. "Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang dzalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS 18:29, Al Kahfi). 



Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 2:256, Al Baqarah). 



Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Kuridloi Islam itu jadi agama bagimu. (QS 5:3, Al Maaidah) 

Sesungguhnya agama (yang diridloi) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS 3:19, Ali 'Imran). 



Barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS 3:85, Ali 'Imran). 



Islam adalah jalan hidup (way of life) yang dihadirkan untuk umat manusia. Keislaman seseorang tidaklah cukup hanya dalam ucapan syahadah saja, atau lebih luas dengan apa yang disebut sebagai rukun Islam. Islam harus diterima secara kaffah atau totalitas, tidak menerima sebagian dan menolak sebagian ajaran Islam yang lain karena tidak sesuai dengan hawa nafsunya. 



Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaitan. Sesungguhnya Syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS 2:208, Al Baqarah) 



Demikian pula setelah beriman seorang mukmin harus tetap istiqomah (konsisten) di dalam keimanan itu. Meskipun cobaan dan rintangan datang silih berganti dalam kehidupannya. 



Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS 2:147, Al Baqarah). 



Wahai orang-orang yang beriman , tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya . (QS 4:136, An Nisaa'). 



Jama’ah Masjid/ musholla tidaklah cukup disebut muslim, tetapi dia harus mukmin. Artinya, Islam yang telah dipilihnya harus menjadi suatu keyakinan yang terimplementasi, bukan sekedar formalitas tanpa tindak lanjut atau bukti keimanan. Sebagaimana makna iman itu sendiri sebagai kepercayaan yang diyakini dalam hati, diucapkan secara lesan dan diimplementasikan dalam amal perbuatan. 



Orang-orang Arab Badui itu berkata “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 49:14, Al Hujuraat). 



Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS 29:2-3, Al Ankabuut). 



Bukti daripada keimanan itu adalah taqwa yang nampak dalam perilaku amal shalih. Taqwa menjadi ukuran dan kriteria sejauh mana keimanan seorang muslim. Taqwa inilah yang menjadi sasaran upaya pembinaan jama’ah. Dengan ketaqwaannya mereka akan berusaha mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. 



Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS 49:13, Al Hujuraat). 


Sumber: Portal Immasjid
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger