Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Jamaah Masjid/ Musholla: Muslim Yang Berilmu dan Beramal

Jamaah Masjid/ Musholla: Muslim Yang Berilmu dan Beramal


Jama’ah Masjid/ musholla seharusnya berusaha memperdalam pengetahuan tentang ajaran Islam sesuai dengan kemampuannya, dan dilakukan sepanjang hidupnya (long life education). Karena sebagai seorang muslim, mengilmui Islam adalah merupakan suatu kewajiban dalam rangka melaksanakan tugas penghambaan kepada Allah. 

Syariat Islam bersumber kepada Al Quraan dan As Sunnah, oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi jama’ah untuk berusaha mempelajari dan memahami keduanya sesuai dengan kemampuannya. Agar tidak tersesat dari jalan yang benar ke jalan yang tidak diridlai Allah. Al Quraan adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Sudah barang tentu bagi seorang muslim harus ada keterikatan dengan Al Quraan, berusaha mempelajari dan memperhatikannya, tidak mengabaikannya sebagaimana dikeluhkan Rasulullah. 

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quraan ini suatu yang tidak diacuhkan." (QS 25:30, Al Furqan). 

Sebagai petunjuk bagi umat manusia agar selalu berada di jalan yang lurus Al Quraan telah dimudahkan untuk dipelajari. Bagi jama’ah Masjid/ musholla adalah wajar untuk memperhatikan dan mempergunakannya sebagai petunjuk dalam hidup ini. 

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS 54:17,22,32,40, Al Qamar). 

Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Quraan ini. (QS 56:81, Al Waqi'ah). 

Disamping Al Quraan , sumber ajaran Islam yang lain adalah As Sunnah atau Al Hadits. Al Hadits adalah berita atas ucapan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap suatu masalah. Berita tersebut telah dikodifikasikan dalam kitab-kitab hadist yang telah dikenal umat Islam secara luas. Kodifikasi tersebut dapat dilihat dalam kitab-kitab hadits seperti yang telah disusun oleh para pencatat atau periwayat hadits di antaranya Bukhori, Muslim, Abu dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, Nasa’i dan lain sebagainya 

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS 33:21, Al Ahzab). 

Sunnah Rasul adalah sumber ajaran Islam yang lain setelah Al Quraan. Selama umat Islam berpegang pada keduanya, mereka tidak akan tersesat demikian pula sebaliknya meninggalkan keduanya menyebabkan mereka tersesat dari jalan yang lurus dan terombang-ambing dalam badai kehidupan. Karena itu seharusnya jama’ah berusaha untuk mengilmui Islam dengan mempelajari Al Quraan dan Al Hadits sesuai dengan kemampuannya tidak hanya sekedar mengikuti pendapat para Intelektual, Ulama atau Mengkaji Al Quraan dan Al Hadits merupakan kewajiban bagi seorang muslim termasuk jama’ah Masjid/ musholla. 

Dimulai dari cara membaca kemudian diikuti dengan menelaah dan memahami isi bahkan bila memungkinkan sampai dapat mengajarkannya. Memang, tidak setiap muslim harus menjadi Ulama atau Kyai yang ahli Al Quraan dan Al Hadits maupun ilmu-ilmu agama yang berkaitan dengan keduanya. Namun yang perlu ditekankan adalah adanya kesadaraan dari seorang muslim untuk mengilmui Islam dari sumbernya yang asli, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS 96:1-5, Al 'Alaq). 

Disamping ilmu agama sebagai tugas utama (fardlu ‘ain) dalam menuntut ilmu, jama’ah juga dianjurkan untuk mempelajari berbagai ilmu yang lain. Hal ini dimaksudkan untuk mencari keutamaan sesuai dengan kemampuan dan kecenderungan-kecenderungan mereka terhadap ilmu-ilmu kealaman, sosial maupun humaniora dan lain sebagainya. 

Setiap jama’ah Masjid/ musholla sudah seharusnya memanfaatkan iman dan ilmu pegetahuannya dalam aktivitas kehidupan. Pemanfaatan ini merupakan wujud implementasi dalam karya berupa amal-amal shalih sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian perilaku kesehariannya akan diwarnai oleh keyakinannya terhadap Islam. 

Iman bukan saja membekas di dalam hati tetapi juga terungkap dalam kehidupannya. Pengetahuannya tentang Islam tidak berhenti sebagai ilmu belaka dan pemahamannya terhadap Islam tidak terbatas sebagai islamologi sebagaimana orientalis, namun dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian iman dan ilmu yang dimiliki menjadi bermanfaat terutama bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya 

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS 9:105, At Taubah). 

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesunggguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS 16:97, An Nahl). 



Sumber: Portal Immasjid
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger