Jama’ah
Masjid/ musholla seharusnya berusaha memperdalam pengetahuan tentang ajaran
Islam sesuai dengan kemampuannya, dan dilakukan sepanjang hidupnya (long life
education). Karena sebagai seorang muslim, mengilmui Islam adalah merupakan
suatu kewajiban dalam rangka melaksanakan tugas penghambaan kepada Allah.
Syariat Islam bersumber kepada Al Quraan dan As Sunnah, oleh karena itu
merupakan suatu keharusan bagi jama’ah untuk berusaha mempelajari dan memahami
keduanya sesuai dengan kemampuannya. Agar tidak tersesat dari jalan yang benar
ke jalan yang tidak diridlai Allah. Al Quraan adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Sudah
barang tentu bagi seorang muslim harus ada keterikatan dengan Al Quraan,
berusaha mempelajari dan memperhatikannya, tidak mengabaikannya sebagaimana
dikeluhkan Rasulullah.
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quraan
ini suatu yang tidak diacuhkan." (QS 25:30, Al Furqan).
Sebagai petunjuk bagi umat manusia agar selalu berada di jalan yang lurus Al
Quraan telah dimudahkan untuk dipelajari. Bagi jama’ah Masjid/ musholla adalah
wajar untuk memperhatikan dan mempergunakannya sebagai petunjuk dalam hidup
ini.
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quraan untuk pelajaran, maka adakah
orang yang mengambil pelajaran? (QS 54:17,22,32,40, Al Qamar).
Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Quraan ini. (QS 56:81, Al Waqi'ah).
Disamping Al Quraan , sumber ajaran Islam yang lain adalah As Sunnah atau Al
Hadits. Al Hadits adalah berita atas ucapan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap suatu masalah. Berita tersebut telah
dikodifikasikan dalam kitab-kitab hadist yang telah dikenal umat Islam secara
luas. Kodifikasi tersebut dapat dilihat dalam kitab-kitab hadits seperti yang
telah disusun oleh para pencatat atau periwayat hadits di antaranya Bukhori,
Muslim, Abu dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, Nasa’i dan lain sebagainya
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS 33:21, Al Ahzab).
Sunnah Rasul adalah sumber ajaran Islam yang lain setelah Al Quraan. Selama
umat Islam berpegang pada keduanya, mereka tidak akan tersesat demikian pula
sebaliknya meninggalkan keduanya menyebabkan mereka tersesat dari jalan yang
lurus dan terombang-ambing dalam badai kehidupan. Karena itu seharusnya jama’ah
berusaha untuk mengilmui Islam dengan mempelajari Al Quraan dan Al Hadits
sesuai dengan kemampuannya tidak hanya sekedar mengikuti pendapat para
Intelektual, Ulama atau Mengkaji Al Quraan dan Al Hadits merupakan kewajiban
bagi seorang muslim termasuk jama’ah Masjid/ musholla.
Dimulai dari cara membaca kemudian diikuti dengan menelaah dan memahami isi
bahkan bila memungkinkan sampai dapat mengajarkannya. Memang, tidak setiap
muslim harus menjadi Ulama atau Kyai yang ahli Al Quraan dan Al Hadits maupun
ilmu-ilmu agama yang berkaitan dengan keduanya. Namun yang perlu ditekankan
adalah adanya kesadaraan dari seorang muslim untuk mengilmui Islam dari
sumbernya yang asli, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang
mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya. (QS 96:1-5, Al 'Alaq).
Disamping ilmu agama sebagai tugas utama (fardlu ‘ain) dalam menuntut ilmu,
jama’ah juga dianjurkan untuk mempelajari berbagai ilmu yang lain. Hal ini
dimaksudkan untuk mencari keutamaan sesuai dengan kemampuan dan
kecenderungan-kecenderungan mereka terhadap ilmu-ilmu kealaman, sosial maupun
humaniora dan lain sebagainya.
Setiap jama’ah Masjid/ musholla sudah seharusnya memanfaatkan iman dan ilmu
pegetahuannya dalam aktivitas kehidupan. Pemanfaatan ini merupakan wujud
implementasi dalam karya berupa amal-amal shalih sesuai dengan kemampuannya.
Dengan demikian perilaku kesehariannya akan diwarnai oleh keyakinannya terhadap
Islam.
Iman bukan saja membekas di dalam hati tetapi juga terungkap dalam
kehidupannya. Pengetahuannya tentang Islam tidak berhenti sebagai ilmu belaka
dan pemahamannya terhadap Islam tidak terbatas sebagai islamologi sebagaimana
orientalis, namun dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian iman
dan ilmu yang dimiliki menjadi bermanfaat terutama bagi dirinya dan masyarakat
sekitarnya
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS 9:105, At
Taubah).
Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesunggguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS 16:97, An Nahl).
Sumber: Portal Immasjid
Posting Komentar