Jika Sahabat berkunjung ke Desa Wisata Padurenan di Kecamatan Gebog,
Kudus, maka Sahabat akan menemukan suatu tradisi unik di Bulan maulid yaitu
penyelenggaraan Maulid Jawiyyan. Maulid Jawiyyan merupakan Pembacaan Maulid Al
Barjanjy dengan aksen Jawa khas Padurenan.
Pembacaan Maulid Albarzanji di Desa Padurenan memang nadanya berbeda
dengan pada umumnya. Nadanya yang dilantunkan lebih tinggi, lantang dan
menggunakan aksen Jawa. Jika masih awwam memang cukup sulit untuk melafalkan
seperti itu, dan jika kita dengarkan dengan seksama, pasti ada yang berbeda. Ada syair (aksen) jawanya
sehingga dapat jelas kita dengar kata
Rahim menjadi Rahem.
Sesuai dengan cerita yang sudah malang melintang di Masyarakat sekitar,
munculnya pertama kali syair Maulidan Jawiyan di Desa Padurenan
dipelopori oleh Raden Muhammad Syarif. Menurutnya, dia sosok ulama atau
wali bukan kelahiran Desa Padurenan melainkan pendatang dari luar Kabupaten
Kudus. Dia konon mendirikan masjid untuk beribadah dan penyebaran agama
islam di Desa Padurenan. Masjid tersebut sekarang bernama Masjid Asy-Syarif
I Desa Padurenan. Dan makam Raden Muhammad Syarif tepat di belakang masjid.
Dalam praktiknya, pelantun syair Maulid Jawiyyan ini terdiri dari dua
kelompok yang bertugas melantunkan Maulid Al Barjanjy dengan aksen Jawa secara
bergantian. hal itu disebabkan karena syair yang dilantunkan dalam Maulid
Jawiyyan selalu lantang. Jika hanya satu kelompok akan terasa berat, dan bisa
saja sang pelantun tidak mampu mengingat tingginya nada.
Acara Maulid Jawiyyan akan digelar pada Malam 12 Rabiul Awwal. Tahun
ini akan diselenggarakan pada 30 November 2017 (Kamis Malam Jumat) dan seluruh
kegiatan akan dipusatkan di Masjid Asysyarif Padurenan mulai ba’da Isya.
Acara yang sudah menjadi agenda rutin tahunan bagi Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kudus melalui Kelompok Sadar Wisata Karima dan Jam’iyyah Maulid Jawiyyan
Padurenan ini juga akan dimeriahkan dengan kesenian religi khas Kudus Terbang
Papat pada hari Rabu 29 November 2017 mulai ba’da Isya. Acara tersebut juga
akan dimeriahkan oleh Pentas Wayang Kulit yang akan menampilkan dalang cilik
Nabila Ashifa Ibrahim. Wayang kulit sendiri merupakan media dakwah yang sering digunakan oleh para Wali Songo di masa lampau.
Posting Komentar