Kita sekarang membaca kitab al-Ruh, karya Syaikh Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah, salah satu ulama panutan kaum Wahabi. Apa yang terjadi kepada orang tua
ketika Anda berziarah ke makam mereka atau ketika Anda mendoakan mereka?
Syaikh Muhammad al-Syanqithi, ulama Wahabi, berkata: “Semoga
Allah mengampuni keluarga kita yang telah meninggal dunia dan kaum Muslimin
yang telah meninggal dunia. Aku tidak mampu menahan tangis melihat betapa
perlunya ahli kubur kepada kita. Aku terkesan dan aku ingin semuanya mengetahui
hal ini.
Utsman bin Sawad, ulama salaf, bercerita tentang ibunya,
seorang wanita yang ahli ibadah. Ketika ibunya akan meninggal dunia, ia
mengangkat pandangannya ke langit dan berkata: “Wahai tabunganku, wahai
simpananku, wahai Tuhan yang selalu menjadi sandaranku alam hidupku dan setelah
kematiaku, jangan Engkau abaikan diriku ketika mati, jangan biarkan aku
kesepian dalam kuburku.” Kemudian ia meninggal dunia.
Aku selalu berziarah ke makamnya setiap hari Jum’at. Aku
berdoa untuknya, dan memohonkan ampun baginya dan semua ahli kubur di situ.
Pada suatu malam aku bermimpi berjumpa dengan ibuku.
Aku berkata: “Wahai ibuku, bagaimana keadanmu?”
Ia menjawab: “Wahai anakku, sesungguhnya kematian itu adalah
kesusahan yang dahsyat. Aku alhamdulillah ada di alam barzakh yang terpuji.
Ranjangnya harum, dan bantalnya terdiri tenunan kain sutera.”
Aku berkata: “Apakah Ibu ada keperluan kepadaku?”
Ia menjawab: “Iya. Jangan kamu tinggalkan ziarah yang kamu
lakukan kepada kami. Sungguh aku sangat senang dengan kedatanganmu pada hari
Jum’at ketika berangkat dari keluargamu. Orang-orang akan berkata kepadaku:
“Ini anakmu sudah datang.” Lalu aku merasa senang, dan orang-orang mati yang
ada di sekitarku juga senang.”
Basysyar bin Ghalib, ulama salaf pula, berkata: “ Aku
bermimpi Robiah al-Adawiyah dalam tidurku. Aku memang selalu mendoakannya.
Dalam mimpi itu ia berkata kepadaku: “Wahai Basysyar, hadiah-hadiahmu selalu
sampai kepada kami di atas piring dari cahaya, ditutupi dengan sapu tangan
sutera.”
Aku berkata: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”
Ia menjawab: “Begitulah doa orang-orang yang masih hidup.
Apabila mereka mendoakan orang-orang yang sudah mati dan doa itu dikabulkan,
maka doa itu diletakkan di atas piring dari cahaya dan ditutupi dengan sapu
tangan sutera. Lalu hadiah itu diberikan kepada orang mati yang didoakan itu.
Lalu dikatakan kepadanya: “Terimalah, ini hadiah si anu kepadamu.”
Seberapa sering kita berziarah ke makam orang tua, keluarga
dan guru kita yang telah meninggal dunia? Seberapa banyak kita mendoakan mereka
dalam waktu-waktu kita beribadah? Ziarah kita dan doa kita sangat penting bagi
mereka.
Ust. Idrus Ramli
Posting Komentar