Foto oleh Dinas Kominfo Kudus |
Dipublikasikan oleh Media
Dinas Kominfo Kabupaten Kudus bahwasannya Bupati Kudus, H. Musthofa
mengumpulkan camat dan jajarannya, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dan para
tokoh agama di Kantor Bupati Kudus. Bersama Polres, Bupati mengajak para tamu
undangan saling bekerjasama menjaga keamanan wilayah Kabupaten Kudus sampai di
tingkat RT/RW.
Dalam rapat koordinasi
yang digelar pada Rabu 16 Mei 2018 ini, Bupati meminta agar mereka mengenali
warganya dengan baik untuk menangkal radikalisme. Rapat ini sehubungan dengan
ide Bupati yang sehari sebelumnya bertemu dengan jajaran Polres dan tokoh
lintas agama. Hal ini agar implementasi menjaga keamanan benar-benar sampai di
masyarakat.
“Kita punya tanggung jawab
bersama untuk menjaga keamanan wilayah Kudus,” ujarnya. Baik menjaga alamnya,
masyarakatnya, maupun budayanya.
Beliau menyatakan, para
pimpinan di wilayah sampai desa dan Bhabhinkamtibmas harus memiliki data yang
akurat terkait warganya. “Pimpinan harus mengenali seluruh masyarakatnya, Bhabhinkamtibmas
pun harus silaturrahim dengan masyarakatnya,” ujarnya. Kades beserta RT RW
juga harus mengetahui siapa warga yang datang dan pergi, termasuk memonitor
kegiatan pengajian yang bersifat ekslusif.
Beliau juga menegaskan hal
ini jangan dikaitkan dengan politik. Karena frame-nya untuk keamanan. “Ini
adalah tugas Negara agar keamanan terjaga dan terhindar dari aksi terorisme,”
ujarnya.
Foto oleh Dinas Kominfo Kudus |
Kapolres Kudus, AKBP
Agusman Gurning menyatakan keprihatinannya juga atas bom bunuh diri yang
terjadi di Surabaya. Pun ia menyatakan terima kasihnya kepada para stakeholder
karena kondisi Kudus sampai saat ini masih sangat kondusif. Pun walaupun Kudus
satu bulan lagi sudah Pilkada, kamtibmas masih kondusif. “Ini juga didukung
tokoh agama yang terus berdoa dan mendinginkan suasana,” ujarnya. Agusman juga
menerangkan Kudus selalu aman, mungkin juga karena dijaga oleh dua wali.
Acara ini terselenggara
juga karena ‘pesan’ yang disampaikan oleh teroris di mako brimob dan pesannya
untuk melakukan terror di seluruh Indonesia. Yang melatarbelakangi mereka
bertindak di Surabaya juga karena pimpinan kelompok JAD tertangkap di Surabaya.
Bukan untuk membuat
suasana menjadi panik, tapi acara ini untuk sama-sama mengingatkan. “Ini
tanggung jawab kita agar keluarga kita tidak mendekati paham garis keras,”
ujarnya. Pun biasanya orang bisa menjadi teroris bukan mengenai motif ekonomi.
Hal itu karena pemikiran dan pemahaman yang berbeda sehingga mereka merasa
paling benar. “Motif ekonomi hanya potensial.
Lalu
apakah di Kudus ada jaringan radikalisme?
Kapolres menjawab, Kudus ada jaringan
radikalisme, tapi tak seaktif Surabaya. Ini juga dampak dari pemulangan 500 WNI
dari Suriah. “Kita seperti di aquarium mereka, kita tidak tahu siapa saja
mereka, sedangkan mereka mungkin sudah merekrut orang lain dan mengawasi kita,”
ungkapnya. Inilah kenapa dibutuhkan kerjasama antar pihak dan ditangani dengan
tepat agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar.
Suhendro Alim Prayoga yang
mewakili Komandam Kodim Kudus menyatakan keprihatinannya dengam bom di
Surabaya dan masyarakat diminta waspada. “Mudah-mudahan apa yang disampikan
Bapak Kapolres tadi bisa dicermati dan dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab,” ujarnya
Posting Komentar