Pedoman hidup muslim adalah Al-Qur’an
dan Al-Hadits. Al-Qur’an diturunkan Allah melalui utusan-Nya , yakni Nabi
Muhammad SAW. Dengan adanya Al-Qur’an dan Al-Hadits ini menjadi jelaslah jalan
lurus yang harus ditempuh manusia serta aliran yang benar yang harus diikuti
untuk memahami pengertian-pengertian hukum yang tercantum di dalamnya. Hal ini
pulalah yang merupakan pemisah antara yang halal dan haram. Fungsinya adalah
sebagai cahaya yang cemerlang, dengan berpegang teguh itu akan selamatlah
setiap manusia dari tipuan. Kandungannya penuh dengan penawar untuk
menyembuhkan hati dan jiwa yang sakit.
Mengenai obat hati ini, dalam teks puji-pujian ditawarkan
adanya lima hal yang mampu menjadi obat bagi hati manusia. Kelima hal tersebut
adalah (1) membaca Alqur’an dengan mengendapkan maknanya, (2) memperbanyak
melakukan shalat malam, (3) berkumpul dengan orang Shaleh atau bergaul dan
berguru pada orang Shaleh, (4) mampu menahan lapar atau perbanyak berpuasa, dan
(5) perbanyak berdzikir di malam hari. Berikut kutipannya.
Tombo ati iku limo sak wernane
Kaping pisan maca Qur’an sak maknane
Kaping pindu shalat wengi lakonono
Kaping telu wong kang shaleh kumpulono
Kaping papat kudu weteng engkang luwe
Kaping limo dzikir wengi engkang sue
Syair obat hati ini kemudian diakhiri:
Insya Allah Gusti Allah ngijabahi
Insya Allah, Allah mengabulkan
Mengingat Kematian
Setiap yang hidup pasti akan mati, demikian halnya dengan
manusia. Semua manusia di dunia ini akan mati. Untuk itu melalui salah satu
puji-pujian manusia diingatkan akan datangnya kematian. Adapun teksnya adalah
sebagai berikut.
(Ingatlah jika sudah waktunya dipanggil)
Timbalane ora keno wakilan’
(Panggilannya tak bisa diwakilkan)
Timbalane kang maha mulya
(Panggilan dari Yang Maha Kuasa)
Gelem ora bakal lunga
(Mau-tak mau harus pergi)
Gambaran orang yang sudah mati dalam teks puji-pujian
adalah sebagai berikut.
Klambine diganti putih
(Bajunya diganti putih)
Nek budal ora bisa mole
(Jika berangkat tak bisa kembali)
Tumpak ane kereto jowo
(Kendaraannya kereta Jawa)
Roda papat rupa menongsa
(Beroda empat berupa manusia)
Oma e rupa goa
(Rumahnya serupa Go’a)
Ora bantal ora keloso
(Tak ada bantal ataupun tikar)
Omah e gak nok lawange
(Rumahnya tidak ada pintunya)
Turu ijen gak nok rewange
(Tidur sendirian tak ada yang menemani)
Perintah untuk memperbanyak mengingat kematian dalam
sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi (dalam Addimasyqy, 1983: 1048)
menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ” Perbanyaklah mengingat-ingat
sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian)”.
Selain itu, mengingat kematian dapat melebur dosa dan berzuhud. Dengan mengingat kematian maka kematian itu sendiri sebagai pengingat pada diri sendiri dan orang yang tercerdik adalah orang yang terbanyak mengingat kepada kematian sebagaimana makna hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunnya berikut.
Selain itu, mengingat kematian dapat melebur dosa dan berzuhud. Dengan mengingat kematian maka kematian itu sendiri sebagai pengingat pada diri sendiri dan orang yang tercerdik adalah orang yang terbanyak mengingat kepada kematian sebagaimana makna hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunnya berikut.
”Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya
kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian
itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-banr cerdik dan mereka akan pergi ke
alam baka dengan membawa kemuliaan akhirat” (dalam Addimasyqy, 1983: 1049).
Ajaran Tasawuf yang salah satunya adalah ajakan untuk
melakukan zuhud merupakan salah satu jalan untuk takut dan berusaha mendekatkan
diri pada Allah. Menurut Imam Ahmad bin Hambal (dalam Dahlan, dkk, 1988: 324),
seorang ahli fiqih, membagi zuhud menjadi tiga, yakni (1) meninggalkan yang
haram (zuhud orang awam); (2) meninggalkan yang tak berguna dari yang halal
(zuhud orang khawash, para aulia’); dan (3) meninggalkan sesuatu yang dapat
memalingkan diri dari Allah SWT (zuhud orang Arifin, orang yang sangat dekat
dan kenal benar pada Allah.
Ust. Faiqotur Rosidah, Pengajar di P.P Darul ‘Ulum Peterongan Jombang
Posting Komentar