Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Saat Kita Sholat, Kita Sedang Berbicara dengan Allah SWT

Saat Kita Sholat, Kita Sedang Berbicara dengan Allah SWT

“Sungguh Nabi SAW melihat bekas ludah yang mengering di arah kiblat, maka hal itu sangat membuat beliau SAW sedih, hingga terlihat bekas kesedihan pada wajah beliau SAW, seraya berdiri dan membersihkannya dengan jarinya dan bersabda: “Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan shalatnya, sungguh ia sedang berbicara pada Tuhan Nya” (Shahih Bukhari)

Telah kita baca hadits Nabiyyuna Muhammad SAW bersama – sama, demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi SAW di dalam adab beliau kepada Allah. Menjaga perasaan Rabbul Alamin dengan penjagaan yang sangat sempurna. Kita memahami bahwa menjaga perasaan orang adalah perbuatan yang baik, ternyata perbuatan yang paling sempurna adalah juga menjaga perasaan Allah.

Sebagaimana hadits yang kita baca, Rasul SAW melihat ada bekas air ludah yang mengering di tembok masjid depan. Berubah wajah beliau “..hatta ru’iya fii wajhihi”, maka berubahlah wajah beliau dengan kesedihan. Dalam riwayat hadits lainnya mengalir airmata beliau sampai terlihat diwajahnya membekas kesedihan itu. Apa yang terjadi wahai Rasul hingga membuat kau sedih? 

Maka di saat itu Rasul SAW berdiri beliau membersihkan bekas ludah itu dengan jari – jari beliau lalu berkata “inna ahadakum idza qaama ilaa shalaatihi fa innahu yunaaji rabbahu”, jika kalian ini sedang melakukan shalat kalian sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah SWT. Demikian Sang Nabi SAW menjaga perasaan Allah dan menjaga adab kepada Tuhannya.

Tentunya orang yang meludah ke arah kiblat itu bukan maksud ingin meludahi Allah atau meludahi kiblat di dalam masjid. Tentunya tidak sengaja tapi perbuatan itu sangat sangat tidak disukai oleh Sang Nabi SAW. Hingga diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari bahwa riwayat hadits lainnya oleh Imam Ibn Hibban dan Imam Abu Daud, ketika Rasul SAW melihat salah seorang meludah ke arah kiblatnya di dalam masjid seraya berkata “tidak ada kebaikan shalat untukmu”. Karena apa? karena ia tidak menjaga adab kepada Rabbul Alamin Di saat ia menghadap Allah. 

Oleh sebab itu, shalat itu mempunyai ruhani bukan hanya dhahirnya saja bacaan dan gerakan tapi mempunyai ruhani. Ruhani shalat itu adalah menghadap Allah SWT. Dhahirnya menghadap kiblat dengan rukunnya yang sempurna demikian juga dengan dhahirnya sebagaimana sabda Sang Nabi SAW riwayat Shahih Bukhari “shalluu kama ra’aytumuuniy ushalliy”, shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku shalat. 

Maka itu dhahirnya namun ruhaninya adalah menghadap Allah. Ketika seseorang telah mempelajari hal – hal yang dhahir di dalam shalat dan sempurna shalatnya di dalam tuntunan islam, setelah itu ia mempelajari dan memahami betapa agungnya shalat yaitu menghadap Allah.

Itulah detik – detik teragung di dalam sepanjang kehidupan kita, mulai kita lahir hingga kita dipendam di dalam bumi tidak ada detik – detik termulia melebihi saat kita di dalam shalat. Amal pahala agung ini tidak diberikan kepada umat – umat sebelumnya terkecuali diberikan kepada umat ini Keagungan menghadap Allah SWT.



Habib Munzir al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger