Dari Anas bin Malik ra dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Alloh SWT berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang
engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah
kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan
di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak
Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian
engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku
akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi, ia
berkata, ”hadits ini hasan shahih.”)
Agar disayang Allah, hendaknya kita menyayangi yang ada di muka bumi baik
itu manusia, hewan, tumbuhan, dan alam ini sesuai dengan riwayat berikut: Orang yang belas
kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih
sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di
langit. (HR. Bukhari)
Dalam Hadis riwayat Jarir bin
Abdullah ra. dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia,
maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)
Demi yang jiwaku dalam
genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman
kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan
niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR.
Muslim)
Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah -wahai
Muhammad-, jikalau engkau semua mencintai Allah, maka ikutilah saya, tentu
engkau semua dicintai oleh Allah, serta Allah mengampuni dosamu semua dan Allah
itu adalah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (Ali-Imran: 31)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman -dalam hadits Qudsi:
“Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia
akan Kuperangi -Kumusuhi. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan
sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang
telah Kuwajibkan padanya. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan
melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku mencintainya. Apabila Aku
telah mencintainya, maka Akulah telinganya yang ia pakai untuk mendengarkan,
Akulah matanya yang ia pakai untuk melihat, Akulah tangannya yang ia pakai
untuk mengambil dan Aku pulalah kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Jikalau
ia meminta sesuatu padaKu, pasti Kuberi dan jikalau ia mohon perlindungan
padaKu, pasti Kulindungi.” (Riwayat Imam Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi SAW,
sabdanya: “Jikalau Allah Ta’ala itu mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil
Jibril untuk memberitahukan bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah
olehmu -hai Jibril- si Fulan itu. Jibril lalu mencintainya, kemudian ia
mengundang kepada seluruh penghuni langit memberitahukan bahwa Allah mencintai
si Fulan, maka cintailah olehmu semua -hai penghuni-penghuni langit- si Fulan
itu. Para penghuni langitpun lalu mencintainya. Setelah itu diletakkanlah penerimaan
baginya -yang dimaksudkan ialah kecintaan padanya- di kalangan penghuni bumi.”
(Muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai seorang hamba, lalu
memanggil Jibril kemudian berfirman: “Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan,
maka cintailah ia.” Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil pada
seluruh penghuni langit lalu berkata: “Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan,
maka cintailah olehmu semua si Fulan itu.” Orang itupun lalu dicintai oleh para
penghuni langit. Selanjutnya diletakkanlah penerimaan -kecintaan- itu baginya
dalam hati para penghuni bumi. Dan jikalau Allah membenci seorang hamba, maka
dipanggillah Jibril lalu berfirman: “Sesungguhnya Saya membenci si Fulan itu,
maka bencilah engkau padanya.” Jibril lalu membencinya, kemudian ia memanggil
semua penghuni langit sambil berkata: “Sesungguhnya Allah membenci si Fulan,
maka bencilah engkau semua padanya.” Selanjutnya diletakkanlah rasa kebencian
itu dalam hati para penghuni bumi.”
Hendaknya kita juga selalu berbaik sangka kepada
Allah seperti yang telah diajarkan dalam Hadis riwayat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan
hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila
dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku.
Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan
mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila
dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia
mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang
kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.
(Shahih Muslim No.4832)
FP Media Islam
Posting Komentar