Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Kunci Kesuksesan Dakwah di Muka Bumi (3)

Kunci Kesuksesan Dakwah di Muka Bumi (3)

Renungkanlah makna kesucian kalimat ini:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ، صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(الفاتحة: 6-7 )

“ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus,(yaitu) jalan orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat ” (QS. Al Fatihah: 6-7)

Kenikmatan dunia dan akhirah yang diridhai Allah subhanahu wata’ala sungguh sangat banyak, yang semua itu kita minta dalam doa kita, kita telah meminta kepada Allah agar kita selalu dibimbing Allah untuk selalu berbuat baik, selalu enggan untuk berbuat dosa, jika terjebak dalam dosa ingin segera bertaubat , jika berbuat ibadah ingin selalu lebih baik lagi dari yang telah diperbuat, serta memohon agar selalu dilimpahi kenikmatan, maka cita-cita apalagi dalam kehidupan kita selain hal-hal itu?!, karena itu adalah kehidupan yang terluhur dan tersimpan dalam makna surat Al Fatihah, yang telah Allah firmankan:

هَذَا لِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ

“ Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta ”

Hanya bagi yang memintanya, maka hadirkan hati kita ketika membaca surah Al Fatihah dalam shalat. Insyaallah yang hadir disini semuanya mengerjakan shalat, jika masih ada yang belum mengerjakannya semoga esok Subuh sudah mulai mengerjakannya, amin allahumma amin.

Kehidupan luhur itu milik Allah, kenikmatan milik Allah dan petunjuk ke jalan kemuliaan juga milik Allah, maka mintalah kepada-Nya. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan kita semata tanpa berdoa kepada Allah, karena manusia diciptakan dalam keadaan lemah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَعْجَزُ النَّاسِ أَعْجَزُهُمْ عَنِ الدُّعَاءِ

“Orang yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dari berdoa”

Semakin seseorang enggan berdoa maka dia semakin lemah dalam kehidupan, cepat terkena musibah, cepat terkena masalah, cepat terkena kesedihan, cepat terjebak dalam kekufuran, dan lainnya karena sedikit sekali berdoa. Sebaliknya semakin banyak seseorang berdoa maka hatinya akan semakin erat hubungannya dengan Allah subhanahu wata’ala dan akan semakin dijaga oleh Allah, dan juga tidak yang bisa menghalangi ketentuan Allah kecuali doa.

Sampailah kita kepada hadits luhur yang diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa rasulullah shallallahu melakukan shalat untuk para syuhada’ Uhud, para syuhada’ tidak dishalatkan namun rasulullah memberikan kekhususan kepada syuhada’ Uhud yang wafat untuk dishalati, terdapat dalam salah satu riwayat bahwa shalat yang dikhususkan untuk syuhada’ Uhud itu dilakukan dengan 40 kali takbir dan ada yang mengatakan dengan 70 kali takbir, jika kita hanya dengan 4 kali takbir. 

Dan dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari bahwa takbir itu merupakan doa untuk para syuhada’ Uhud atas kemuliaan wafat mereka dalam perang Uhud, dan setelah melakukan shalat, rasulullah naik ke mimbar seraya bersabda:

أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ اْلكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَبْيَنمَا أَناَ نَائِمٌ اَلْباَرِحَةَ إِذْ أُتِيْتُ بِمَفَاتِيْحِ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِيْ يَدِيْ

“Aku diberi kunci-kunci al kalam, dan aku diberi pertolongan dengan ketakutan (yang ada dalam dada musuh-musuhku), ketika aku tadi malam tertidur tiba-tiba aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi hingga diletakkan di tanganku”

Al Imam Ibn Hajar menjelaskan di dalam Fathul Bari bahwa makna kunci yang paling kuat dari seluruh pendapat para ulama’ adalah Al Qur’an Al Karim, dan ada pendapat lain yang dikatakan oleh Al Imam Ibn Hajar bahwa kunci atau rahasia segala perkataan ada pada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan diwariskan kepada ummatnya. 

Misalkan, seseorang berkata “lukisan”, maka jika diberikan kunci rahasia maknanya maka kata itu akan membuka keluhuran yang sangat besar bagi orang-orang yang mendengarnya, jika seseorang berkata “lampu” maka ketika dibuka rahasia kemuliaannya maka orang-orang akan menjerit menangis karena mendengar rahasia keluhuran, inilah yang dimaksud dengan “mafatiih alkalim (kunci-kunci perkataan)” pendapat yang kedua, namun pendapat yang terkuat adalah Al Qur’an Al Karim. Dan juga rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditolong dengan ketakutan yang ada di hati para musuhnya, hal ini juga terwariskan untuk ummat beliau. 

Para musuh-musuh rasulullah takut kepada beliau, jadi sebelum mereka para musuh bertemu untuk berperang maka mereka merasa takut terlebih dahulu, dan hal itu telah Allah berikan kepada semua orang yang memusuhi nabi Muhammad dan dakwah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan orang-orang yang meneruskan dakwah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka orang yang memusuhinya pun akan ketakutan sebelum bertemu dengan mereka. 

Maka warisilah kemuliaan dakwah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan akan engkau lihat orang-orang yang memusuhimu akan gentar sebelum berhadapan denganmu, karena engkau membawa rantai warisan dari sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً

“ Sampaikankanlah dariku meskipun satu ayat ”

Tugas telah sampai kepadamu, engkau telah diangkat oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjadi pewaris beliau, untuk menjadi wakil beliau, menjadi utusan beliau agar kita menyampaikan apa yang datang darinya walaupun satu ayat. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa maknanya bukanlah satu ayat akan tetapi satu kalimat, demikian perkataan jumhur muhadditsin.




Habib Munzir al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger