Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Mencari Ilmu Menggapai Ridho Allah (2)

Mencari Ilmu Menggapai Ridho Allah (2)

Memang benar bahwa mencari ilmu sungguh terasa amat berat. Terutama ilmu-ilmu yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Karenanya, tentu menjadi sangat benar, sabda Rasulullah SAW :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم
Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR Muslim)

Pada hadits ini, ungkapan “salaka (menempuh Jalan)” bukan hanya mencakup arti jalan secara indrawi yaitu jalan yang dilalui kedua kaki, seperti sesorang pergi dari rumahnya menuju tempat untuk menimba ilmu baik berupa masjid, madrasah, ataupun universitas dan lain sebagainya.

Namun termasuk pula mencakup arti jalan secara maknawi. Maksudnya adalah, hal-hal yang memberatkan selama perjalanan tersebut, misalnya biaya dan waktu yang tersita. Misalnya saja seseorang harus menempuh perjalanan jauh dalam rangka mencari ilmu. Perjalanan dari satu kota ke kota lain, dari satu propinsi ke propinsi lain dan dari negerinya ke negeri lain untuk mencari ilmu. Maka ia tidak hanya harus mengeluarkan biaya berupa harta, namun juga harus mengorbankan perasaan untuk meninggalkan keluarga dan sahabat dan kampong halaman yang dicintainya.

Ini semua adalah termasuk hal-hal yang harus bisa diatasi dalam menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu. Namun tentu semuanya akan tergantikan manakala ia telah mendapatkan ilmu yang diinginkannya. Jika seseorang ingin sukses di dunia, ilmu akan membawanya menuju kesuksesan. Dan jika ia ingin beruntung di akhirat kelak, maka ilmu pulalah yang akan mendekatkan keberuntungan dan fadhal Allah tersebut. Sebagaimana hadits riwayat Ibnu ’Asakir :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَمَنْ أرَادَ اْلأخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَمَنْ أرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ

Siapapun yang menghendaki (keberhasilan ) dunia maka ia harus berilmu, Siapapun yang menghendaki (keberuntungan) akhirat, ia pun harus berilmu, dan siapapun yang menghendaki keduanya, tentu ia harus berilmu.

Mestinya kita merenungkan kembali pernyataan sahabat Mu’adh bin Jabal RA. sebagaimana dikutip dalam kitab Hilyat’ul Awliya Wa Tabaqat’ul Asfiya, bahwa meraih ilmu pengetahuan adalah demi ridho Allah. Karena pengetahuan melahirkan kesalehan, mengagungkan Ilahi dan takut akan dosa. Mencari ilmu demi ridho Allah adalah ibadah, belajar adalah sikap mengingat kebesaran Allah (Zikir).

Sahabat Mu’adh juga menyatakan, mencari ilmu adalah perjuangan yang pahalanya seperti pahala berjihad (berperang). Mengajarkannya ilmu kepada mereka yang menganggapnya berharga adalah sedekah, dan mengamalkannya pada rumah seseorang memperkuat tali silahturahmi di antara keluarga.

Ilmu adalah sahabat penyejuk ketika dalam kesendirian. Ilmu adalah sahabat terbaik bagi para pengelana. Ilmu adalah sahabat terdekatmu yang menyampaikan rahasianya kepadamu. Ilmu adalah pedangmu yang paling ampuh untuk lawanmu, dan terakhir, ilmu adalah pakaian yang akan menaikkan derajatmu dalam jamaah persaudaraanmu.
Telah jelas dalam firman Allah SWT :

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اَّلذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيَْن لاَ يَعْلَمُوْنَ
Adakah sama, antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui (QS. Az-Zumar, 39 : 9).

Tentu kita semua bisa menjawabnya dengan mudah. Karena ilmu jelas-jelas membedakan antara mereka yang memilikinya dan mereka yang tidak memilikinya.

Maka sebagai akhir khutbah ini, saya ingin berpesan, marilah kita semua tiada henti menuntut ilmu, hingga akhir hayat. Di mana pun dan kapan pun. Tak terbatas hanya di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun di pengajian-pengajian saja. Namuan juga dalam setiap hal dan kesempatan yang diberikan oleh kehidupan kita. Karena ilmu pengetahuan adalah puncak segala kebahagiaan, sebagaimana kebodohan adalah titik awal dari segala keburukan. Keselamatan datang dari ilmu, kehancuran datang dari kebodohan.



Kyai M. Muslih Albaroni (Pengasuh Ponpes Hudatul Muna Dua Jenes Ponorogo)
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger