1. Rasa gundah dan sedih yang menimpa seseorang akan
menjadi kafarah (penghapus dari dosanya) berdasarkan hadits Mu'awiyah radliyallah
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sabda,
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِي جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلَّا
كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
"Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang mukmin pada tubuhnya
sehingga membuatnya sakit kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya."
(HR. Ahmad 4/98, Al-Hakim 1/347)
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ
حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ
اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
"Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran,
kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali
Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)
Dari penjelasan ini, ada dua pilihan bagi seseorang yang tertimpa musibah:
beruntung dengan mendapatkan penghapus dosa dan tambahan kebaikan, atau merugi,
tidak mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan murka Allah Ta’ala karena dia
marah dan tidak sabar atas taqdir tersebut.”
2. Kedudukan ubudiyah merupakan tingkatan iman tertinggi.
Karenanya, seorang muslim wajib menjadi hamba Allah semata dan senantiasa
beribadah kepada-Nya, Dzat yang tidak memiliki sekutu. Hal ini ditunjukkan
lafadz, Inni 'Abduka Wabnu 'Abdika Wabnu Amatik (Sesungguhnya
aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu).
3. Semua urusan hamba berada di tangan Allah yang diarahkan
sekehandak-Nya. Dan masyi'ah (kehendak) hamba mengikuti kehendak
Allah. hal ini ditunjukkan oleh lafadz, Naashiyatii biyadik
(Ubun-ubunku berada di tangan-Mu).
4. Allah yang berhak mengadili dan memutuskan perkara
hamba-hamba-Nya dalam perselisihan di antara mereka. Hal ini ditunjukkan oleh
lafadz, 'Adlun fiyya qadla-uka (Ketetapan-Mu adil atas diriku).
Allah Ta'ala berfirman,
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
"Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan
agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, . ."
(QS. Yuusuf: 40)
5. Ketetapan takdir-Nya adil dan baik bagi seorang muslim.
Jika dia mendapat kebaikan, bersyukur, dan itu baik baginya. Sebaliknya, bila tertimpa
keburukan (musibah atau bencana) dia bersabar, dan itupun baik baginya. Semua
perkara orang mukmin itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh ornag
beriman. (HR. Muslim)
6. Anjuran untuk bertawassul dengan Asmaul Husna (Nama-nama
Allah yang Mahaindah) dan sifat-sifatnya yang Mahatinggi. Allah perintahkan
sendiri bertawassul dengannya dalam firman-Nya,
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
"Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaaulhusna itu . ." (QS. Al-A'raaf: 180)
7. Nama-nama Allah dan sifat-sifatnya adalah tauqifiyyah
yang tidak diketahui kecuali melalui wahyu. Allah sendiri yang menamakan
diri-Nya dengan nama-nama tersebut dan mengajarkannya kepada para hamba-Nya.
8. Nama-nama Allah tidak terbatas pada 99 nama. Hal ini
ditunjukkan oleh lafadz, awis ta'tsarta bihii fii 'ilmil ghaibi 'indaka
(atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu). Sedangkan hadits yang menerangkan jumlah nama Allah ada 99,
إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا
مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa
yang menghafalnya pasti masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut imam al-Khathabi dan lainnya, maknanya adalah seperti orang yang
mengatakan "Saya memiliki 1000 dirham yang kusiapkan untuk sedekah,"
yang bukan berarti uangnya hanya 1000 dirham itu saja. (Majmu' Fatawa: 5/217)
9. Al-Qur'an memberi petunjuk kepada jalan yang paling
lurus. Keberadaannya laksana musim semi bagi hati orang mukmin, memberi
kenyamanan pada hatinya, menjadi cahaya bagi dadanya, sebagai pelipur
kesedihannya, dan penghilang bagi kesusahannya. Hal ini menunjukkan kedudukan
Al-Qur'an yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia, baik individu,
masyarakat, atau suatu umat.
10. Siapa yang datang kepada Allah pasti Allah akan
mencukupkannya, siapa yang menghaturkan kefakirannya kepada Allah, Dia pasti
mengayakannya. Siapa yang meminta kepada-Nya, pasti Dia akan memberinya. Hal ini
ditunjukkan lafadz hadits, "Melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan
dan kesusahannya serta menggantikannya dengan kegembiraan."
11. Wajib mempelajari Sunnah dan mengamalkan serta
mendakwahkannya. Sesungguhnya Sunnah memuat petunjuk kehidupan manusia secara
keseluruhan. Hal ini ditunjukkan oleh kalimat di ujung hadits, "Ya, sudah
sepatutnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya." Wallahu a'lam
bil Shawab.
Ust. Yusuf Mansur

Posting Komentar