Pesan-pesan Para Ulama di Halaqoh Kebangsaan Pelantikan PCNU Kudus 2019-2024

Hiburan Rebana di Acara Pelantikan (Foto: Fida)

Pelantikan PCNU Kudus periode 2019-2024 yang sedianya dijadwalkan pada 30 Juni 2019 diundur pelaksanaanya pada 7 Juli 2019. Acara yang berlangsung di Gedung Jamiyyah Hujjaj Kudus (JHK) semalam langsung dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj, yang sebelumnya juga menyempatkan diri hadir dalam acara Halal bi Halal di Damaran, Kudus bersama Gus Baha.

Pelantikan langsung dipimpin oleh Ketua PWNU Jawa Tengah, KH. Muzammil. Acara Pelantikan PCNU Kudus juga dihadiri oleh para ulama dan juga pengurus terpilih. Ketua Tanfidziah terpilih yaitu Asyrofi Masitho, sedangkan Rois Syuriyah dijabat oleh KH. M. Ulil Albab Arwani, dan Mutasyar PCNU Kudus oleh KH. Sya’roni Ahmadi.

Dalam kesempatan itu juga hadir Bupati Kudus H. M. Tamzil beserta wakil bupati, H. M. Hartopo yang dalam sambutannya mengucapkan selamat atas pelantikan malam itu. Beliau juga menyinggung peran aktif warga NU selama proses demokrasi yang berlangsung aman dan tertib di Kudus. “Itu semua tak lepas dari peran warga NU”, ucap beliau.

Kyai Said dan Gus Baha

Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah terpilih, Asyrofi Masitho, mengingatkan agar semua pengurus selepas dilantik harus menjadi pengurus yang aktif. Tidak boleh ada pengurus yang tidak aktif. “semua harus berani berbuat untuk masyarakat umum”, tegas beliau.

Sementara itu, KH. Ulil Albab Arwani menekankan pentingnya kerjasama antara PCNU Kudus dengan Pemerintah Kabupaten Kudus dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan bagi masyarakat luas. Gus Bab, panggilan akrab KH. Ulil Albab, juga menginginkan adanya kerjasama yang baik antara PCNU Kudus dengan Pemerintah Kabupaten. Hal ini disampaikan beliau di hadapan Bupati beserta jajarannya yang hadir dalam acara tersebut.

Dalam Halaqoh Kebangsaan yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siraj juga menekankan pentingnya naisonalisme. “semangat Nasionalisme harus dimantapkan oleh setiap Nahdliyyin”, ujar beliau.

Beliau juga mengingatkan bahwa Nahdliyyin sudah memiliki prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Prinsip tersebut adalah Islam Ahlussunnah wal Jamaah, modernisasi, toleransi, dan mengikuti salah satu madzhab yang empat.