Tidak
ada yang pantas kita ucapkan selain rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Atas
rahmat dan karunia-Nyalah segenap komponen masyarakat dan bangsa kita dapat
merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus.
Peristiwa ini sangat bersejarah karena tahun 1945 yang lalu para pemimpin
bangsa, bersama seluruh lapisan masyarakat, telah mendeklarasikan kepada dunia
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa berdaulat yang berhak menentukan nasibnya
sendiri dan telah terbebas dari belenggu penjajahan asing. Kemerdekaan yang
diraih merupakan hasil dari sebuah proses perjuangan yang sangat panjang, yang
bergelimang dengan darah dan air mata, dan dihiasi dengan pengorbanan yang luar
biasa, baik harta maupun nyawa. Semuanya, demi meraih cita-cita dan harapan
masa depan yang lebih baik.
Kemerdekaan pada dasarnya merupakan sesuatu yang sangat emosional bagi bagi
setiap pribadi maupun bangsa. Kemerdekaan merupakan hak yang sangat asasi dan
bersifat fundamental dalam kehidupan. Jika kemerdekaan individu terganggu, maka
dengan serta merta ia akan berusaha merebut kembali kemerdekaannya. Kemerdekaan
itu akan men- jadikan hidup menjadi lebih berarti dan bermakna, manakala diisi
dan dihiasi dengan nilai-nilai, norma-norma, dan amal yang bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia.
Ajaran Islam adalah ajaran yang sangat menghormati kemerdekaan setipa individu
dan bangsa. Islam memandang bahwa manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam
keadaan merdeka sehingga segala bentuk penindasan dan eksploitasi terha- dap
kemerdekaan setiap individu dan bangsa sangat ditentang oleh ajaran Islam.
Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi kemerdekaan
terhadap setiap manusia yang lahir ke dunia, meskipun memiliki berbagai perbedaan
latar belakang, suku, kekayaan, kedudukan, status sosial, maupun atribut
keduniaan lainnya. Rasul dengan tegas menyatakan dalam sebuah sabdanya: ''Wahai
sekalian manusia, kalian semua berasal dari Adam, dan Adam diciptakan dari
tanah. Tidaklah orang Arab lebih mulia daripada orang non-Arab, tidak pula
orang kulit putih lebih baik daripada orang kulit hitam, kecuali
ketakwaannya.''
Adalah suatu sunnatullah bahwa manusia diciptakan dengan beragam karakter dan
latar belakang. Bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Namun, adanya perbedaan
tidak otomatis menjadikan suatu bangsa menjadi lebih baik dari bangsa lainnya.
Allah SWT menciptakan kita berbeda-beda dengan tujuan agar kita saling mengenal
dan saling berinteraksi atas dasar prinsip persamaan. ”Hai manusia, Sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat:13). Kemudian seseorang atau suatu bangsa
dibanding dengan individu/bangsa lainnya hanya ditentukan oleh satu indikator:
ketakwaan kepada Allah SWT. Semakin tinggi derajat ketakwaan suatu bangsa, maka
akan semakin mulia bangsa tersebut.
Bangsa yang bertakwa akan senantiasa mendapat rahmat dan karunia-Nya.
Sebaliknya semakin kufur suatu bangsa, maka akan semakin hina bangsa tersebut.
Allah pun akan menurunkan bangsa yang kufur dengan berbagai limpahan azab dan
kesulitan hidup, seperti dikisahkan dalam (QS. An-Nahl: 112) ''Dan Allah telah
membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tentram, rezekinya datang melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. karena itu, Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu
mereka perbuat.''kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa
yang selalu mereka perbuat.''
Dikutip oleh M. Syafi'i dari khutbah jumat
Posting Komentar