Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan 6
perkara untuk menghadir khusyuk ketika mendirikaan shalat, yakni:
1. Hudhur al-Qalbi, yaitu menghadirkan hati kita ketika
menunaikan shalat. Merasakan kehadiran Allah dalam diri. Merasakan kedekatan
dan kebersamaan dengan Allah. Kalbunya hidup dan terus ditujukan kepada Allah.
2. At-Tafahhum, yaitu berusaha memahami segala perkara dalam
shalat dan bacaan shalat yang sedang didirikan. Mengahayati makna dan gerakan shalat
dengan penghayatan lahir dan batin.
3. At-Ta’dzim, yaitu merasakan kebesaran Allah dengan merasa
bahwa diri kita kecil, hina, lemah, dan tak berdaya di hadapan Allah.
4. Haibah, yaitu merasa takut terhadap kekuasaan dan
kebesaran Allah ketika berada di hadapan-Nya. Merasa takut terhadap kemurkaan
dan adzab-Nya. Merasa takut melanggar perintah-Nya.
5. Ar-Raja’, yaitu sentiasa menaruh harapan besar kepada
Allah mudah-mudahan shalat yang dikerjakan akan diterima oleh Allah. Berharap
agar doa dan munajatnya dikabulkan.
6. Al-Haya’, yaitu merasa malu terhadap Allah atas segala
kekurangan dan kecacatan yang terdapat di dalam shalat. Merasa malu terhadap
salah dan dosa, merasa malu terhadap kekurangan, kelemahan, dan kekerdilan diri
yang selalu terjadi berulang-ulang.
Menurut Imam Al-Qurthubi; “Khusyuk adalah suatu keadaan di
dalam jiwa di mana ia mewujudkan keadaan tetap (tenang) dan merendah diri.”
Sedangkan menurut Imam Zamakhsyari dalam kitab Al-Kasysyaf mengatakan; “Khusyuk
dalam shalat ialah hati dalam keadaan takut dan mata selalu tunduk (ke tempat
sujud)”.
Imam al-Jurjani mengatakan: “Orang yang khusyuk adalah orang
yang merendahkan diri kepada Allah dengan hati dan segala anggotanya”.
Sedangkan Imam al-Kalbi mengatakan, “Khusyuk itu adalah suatu keadaan di dalam
hati di mana dia mempunyai sifat takut, muraqabah (selalu memperhatikan dan
diperhatikan Allah) dan merendah diri kepada kebesaran Allah, kemudian dia
mempengaruhi segala anggota tubuhnya yang membawa berkeadaan tetap tenang,
serius melakukan shalat, tidak berpaling-paling kepada hal-hal lain di luar
shalat, menangis dan berdoa.”
Selain itu, khusyu dalam shalat merupakan cermin seorang
hamba di luar shalat. Khusyuk dalam shalat merupakan ketundukan hati dalam
dzikir dan konsentrasi hati untuk taat yang hasilnya diperoleh di luar shalat.
Karena itu, Allah memberi jaminan kebahagiaan bagi seorang Mukmin yang khusyuk
dalam shalatnya. (QS Al Mu’minun : 1-3).
Meninggalkan khusyukan shalat merupakan bencana bagi seorang
Mukmin, karena meninggalkan khusyuk dalam shalat akan memberi pengaruh buruk
bagi pelaksanaan agamanya. Khusyuk adalah puncak mujahadah seorang Mukmin.
Khusyuk hanya dimiliki seorang Mukmin yang selalu bersungguh-sungguh dalam
muraqabah.(QS Al Baqarah [2] 45-46 dan QS Al Baqarah [2]: 238).
Semoga Allah selalu membimbing kita agar dapat mendirikan
shalat dengan kekhusyukan. Aamiin.
Ust. Halim Ambiya, Pendiri Tasawuf Underground

+ comments + 1 comments
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong dan capsa :)
ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
Posting Komentar