Apa yang mesti diperbuat terhadap harta benda yang kita genggam di usia
senja? Cara yang paling tepat adalah memanfaatkan itu semua untuk kepentingan
hari akhirat.
Sungguh menjadi hiburan yang paling membahagiakan manakala kita mampu
menginfakkan harta dan uang kepada orang yang sangat membutuhkan. Tentu ia akan
sangat senang menerimanya. Sama dengan orang yang mentransfer ilmunya lalu
orang itu memanfaatkannya untuk kemaslahatan diri, rumah tangga, dan
masyarakat.
Di usia senja, semestinya jadwal ibadah sudah tidak lepas dari ingatan. Tiada
lagi hari tanpa shalat jamaah, tiada hari tanpa dzikir dan renungan, tiada hari
tanpa membaca al-Qur`an, tiada hari tanpa diisi dengan shalat-shalat sunnat,
tiada hari tanpa bersedekah dan menolong orang. Hari-harinya juga akan selalu
digunakan untuk merekam dan merenungi kejadian di sekelilingnya tentang
musibah, kecelakaan, kematian dan peristiwa-peristiwa lain.
Musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Nanggroe Aceh Darussalam baru-baru
ini tentu sangat patut direnungi. Allah hanya perlu waktu 20 menit untuk
menghilangkan ratusan ribu manusia dan menghancurkan bangunan-bangunan di Aceh.
Untuk merehabnya, butuh waktu minimal lima tahun. Itupun hanya dari segi fisik.
Sementara manusianya sudah kehilangan begitu banyak hal; kehilangan masa lalu karena
tidak ada lagi arsip dan dokumen yang tertinggal, dan kehilangan masa depan
karena tak ada lagi harta warisan yang tersisa.
Dalam beramal, hati harus dijaga agar tetap dalam koridor ketulusan dan
keikhlasan. Suka dipuji dan disanjung-sanjung, senang pamer dan doyan
publikasi, itu semua harus sudah ditinggalkan.
Pelaksanaan ibadah mahdhah juga harus selalu dikontrol. Sudah benarkah menurut
tuntunan sunnah? Kalau ada orang yang menunjukkan paham yang lebih benar dengan
landasan yang cukup kuat, mengapa tidak diterima dengan penuh kesadaran
walaupun paham yang kita anut telah lama dipegang. Jangan malah orang yang
mengingatkan itu dimarahi dan diomeli. Sesungguhnya orang tersebut ingin
menyelamatkan kita dan untuk mendapatkan pahala dari Allah.
Alangkah indah kehidupan yang berujung dengan khusnul khatimah. Kepergiannya
akan dikenang sepanjang masa. Namanya selalu disebut-sebut karena kebaikannya
akan sulit terlupakan. Turunannya akan kecipratan kebaikan, dan itu merupakan
tambahan nilai yang dapat memberatkan timbangan kebaikan.
Mari kita renungi sabda Nabi, “Orang beriman jika meninggal, dia beristirahat
dari kepayahan dunia dan segala gangguannya menuju kepada rahmat Allah.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim).
Kematian, kata Nabi, adalah hadiah Allah kepada orang beriman. Demikian hadits
yang diriwayatkan Dhailamiy
Ust. Manshur Salbu

Posting Komentar