Jika dihitung,
1000 bulan itu, ternyata ada 84 tahun. Karenanya, siapa saja yang beibadah di malam Ramadhan dan
kebetulan bersamaan dengan Lailatul
Qodar, maka dia mendapatkan pahala
bagaikan beribadah 84 tahun.
Alangkah banyaknya pahala itu,
sehingga beliau SAW menyatakan dalam Haditsnya, "Intai-intailah di
malam ganjil pada
sepertiga terakhir Ramadhan".
Pada Bulan Ramadhan yang suci dan agung ini, kita semua
diperintahkan oleh Allah SWT. supaya menjalankan kewajiban Puasa sebulan penuh
dengan cara menahan dahaga dan lapar, menahan nafsu dan menjauhi semua ucapan
kotor. Selain itu kita juga dianjurkan untuk selalu memperbanyak membaca
ayat-ayat Al-Qur’an dan mendirikan shalat sunnah malam.
Sebab di dalam keadaan lapar dan dahaga, shalat malam dan
membaca Al-Qur’an itu, bermanfaat sekali untuk menanamkan rasa kesadaran bahwa
orang yang berpuasa itu tidak hanya merasakan lapar saja, tetapi untuk membina
ummat supaya jiwanya subur, bersih dan sehat.
Rasulullah SAW :
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Siapa saja yang telah melakukan
kewajiban puasa dengan keimanan yang mantab dan penuh perhitungan, maka
diampunilah dosa-dosa yang telah dikerjakan sebelumnya.”
Sekalipun demikian yang perlu diketahui bersama adalah, bahwa dalam menghadapi puasa ini,
orang-orang islam terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1). Puasa karena iman dan taqwa hanya
kepada Allah, seakan-akan apa yang sedang dan akan ia kerjakan, Allah selalu
mengetahuinya, sebagaimana sabda Nabi SAW:
اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَّكَ
تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ
“Ia
beribadah hanya kepada Allah seakan-akan ia melihat-Nya
dan jika tidak, maka Allah pasti melihatnya.”
2)
Puasa karena malu pada orang yang disegani, sehingga yang didapat
kelompok ini hanyalah lapar yang tidak dapat mempengaruhi prilaku perbuatan
sehari-harinya, akibatnya ia tertipu oleh diri sendiri, sebagaimana firman
Allah :
يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَالَّذِيْنَ
آمَنُوْا وَمَايَخْدَعُوْنَ اِلاَّ اَنْفُسَهُمْ وَمَايَشْعُرُونَ
3) Kelompok
Puasa orang yang tidak malu untuk tidak berpuasa, sehingga hal ini seperti apa
yang disabdakan oleh Nabi SAW :
اِذَالَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Jika tidak
malu, maka berbuatlah sekehendakmu.”
Karena sebab-sebab itulah, Bulan
Ramadhan sering disebut sebagai “bulan pembakaran dosa, bulan pelebur dosa atau
bulan pemutihan.” Orang yang dengan sempurna menyelesaikan puasanya di bulan
Ramadlan akan suci dan bersih dirinya dari dosa dan noda. Kaum Muslimin
diperintahkan agar melipatgandakan amaliyah kebajikan dan menghentikan segala bentuk tindakan yang berbau
keburukan. Sehingga
setelah Ramadhan berlalu nantinya, seorang Mukmin menjadi bagaikan bayi
yang baru saja lahir dari kandungan ibunya, putih suci kembali tanpa dosa.
Karenanya,
marilah kita memperbanyak membaca ayat-ayat Al-Qur'an, baik dalam sistem
tadarrus bersama di Masjid-masjid dan Musholla maupun di rumah masing-masing.
Begitu juga mengikuti pengajian-pengajian yang biasa dilakukan para ulama di
berbagai tempat, baik menjelang berbuka maupun setelah jama'ah sholat shubuh
dan sebagainya.
KH. Ahmad Wazir Ali

Posting Komentar