Pertama: puasa yang sekedar mempuasakan tenggorokan dan perut,
tanpa mempuasakan pancaindra lain.
Mulut masih saja berbicara kotor, bohong,
adu domba dan fitnah, mata masih saja dipakai melihat sesuatu yang tidak
senonoh, bahkan tangan masih saja dipakai untuk mengambil hak orang lain, baik
dengan cara memanipulasi data dalam wujud korupsi maupun bentuk lainnya yang
sangat variatif. Begitu juga telinga yang masih banyak dipakai untuk
mendengarkan hal-hal yang terlarang,
Rasulullah SAW
mensinyalir kondisi demikian dalam sabdanya :
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ
صِيَامِهِ اِلاَّ الْجُوْع وَالْعَطَشُ
Betapa
banyak orang yang berpuasa, namun
tidak mendapatkan pahala apa pun kecuali hanya lapar dan haus.
Kedua: Puasa khusus
Yakni selain menahan lapar dan haus, orang tersebut juga mempuasakan
pancaindranya, dengan tidak mau melakukan perbuatan yang menyeleweng atau
menjauhkan dirinya dari rahmat Allah.
Ketiga: Puasa yang paling istimewa
Yaitu di samping tidak
makan-minum dan mempuasakan pancaindera, ia juga mempuasakan hati nuraninya
dari semua bentuk gerakan batin yang tercela. Dan seperti inilah yang akhirnya
kita pilih, dan dengan
bersungguh-sungguh akan berusaha kita capai.
Karena para
hamba Allah yang menunaikan ibadah puasa dalam Bulan Ramadhan dan memperbanyak
ibadah-ibadah yang lain, ia akan mendapatkan kebahagiaan, baik dunia maupun
akhirat. Semoga dengan kedatangan bulan Ramadhan cinta kita kepada Allah akan
semakin bertambah serta kita dikaruniai keikhlasan dalam menjalankan semua
bentuk perintah dan menjahui segala larangan Allah.
Semoga Allah selalu
memberikan kemudahan-kemudahan urusan dan berkah kepada kita. Amin yaa
robbal 'alamin
KH Ahmad Wazir Ali

Posting Komentar