Ternyata untuk mengalahkan nafsu
yang ada dalam diri manusia tidak perlu dibakar, dipukul melainkan dengan
dikarantina dalam penjara “lapar dan dahaga” atau yang kemudian dikenal dengan
nama Puasa.
Setelah itu Allah memasukkan akal
dan nafsu ke dalam diri Adam As. dan saat Nabi Adam datang ke bumi, keturunan
manusia bertambah banyak. Maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Kemungkaran yang terjadi di atas muka bumi ini adalah dari
nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri
manusia, maka terjadilah pertentangan antara satu sama lain. Peperangan nafsu
dan akal tidak pernah ada henti-hentinya. Kadang-kadang nafsu yang menang,
kadang-kadang akal menang. Buktinya, jika kita berhadapan dengan perbuatan yang
baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan sedangkan akal
mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah.
Sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita menang.
Namun bagaimanapun nafsu tetap
diperlukan oleh manusia. Bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah. Sebagai
contoh adalah nafsu makan. Nafsu makan tidak akan hilang karena merupakan
fitrah alami manusia. Jika nafsu makan tidak ada, manusia akan mati. Begitu
juga dengan nafsu terhadap lawan jenis. Jika nafsu ini tidak ada, maka manusia
tidak akan berketurunan.
Pernah seorang sahabat datang kepada
Rasulullah dan memberitahukan bahwa ia ingin membunuh nafsunya agar ia dapat
bersungguh-sungguh berjuang. Tetapi Rasulullah melarang karena Rasulullah
sendiri juga berumah tangga dan beliau menyukai jika umatnya mempunyai
keturunan yang banyak. Pernah juga ada seorang sahabat yang mengatakan kepada
Rasulullah bahwa ia ingin berpuasa terus menerus agar dapat lebih berbakti
kepada Allah. Rasulullah juga melarangnya karena Baginda sendiri juga berpuasa
dan berbuka. Rasulullah juga tetap bermasyarakat dan berjuang untuk menegakkan
kehidupan di dunia dan dan Akhirat. Jadi, Rasulullah memberi jalan tengah.
Nafsu ini tetap diperlukan untuk manusia. Akan tetapi, jangan sampai salah
langkah sehingga membawa kita ke Neraka. Rasulullah bersabda tentang nafsu ini,
“Ada dua lubang yang dapat
menyebabkan seseorang masuk ke Neraka, yaitu lubang faraj dan lubang mulut.”
(Riwayat Tirmidzi, Ibnu Maajah menganggap shahih hadits ini dari riwayat Abu
Hurairoh (Ihyaa’ ‘Uluumiddin III/109)
Dalam Ihyaa’ ‘Uluumiddin dijelaskan,
nafsu juga dapat kita jadikan kuda untuk ke Syurga. Sebagian orang jika
mendengar kata nafsu, hanya terbayang hal-hal yang jahat saja. Sedangkan nafsu
itu adakalanya jahat, adakalanya baik. Nafsu akan menjadi baik jika dilatih.
Imam Al Ghazali mengibaratkan nafsu itu sebagai anjing, jika dilatih akan
menjadi baik.
Ya Ilahi, Jadikan selalu akalku
sebagai pemenang dalam mengalahkan nafsu yang selalu menuntunku durhaka
terhadap-Mu, jadikan Ramadhan ini sebagai sarana untuk melunakkan nafsuku demi
menggapai Ridho-Mu dan sarana kembali mengenal-Mu.. Aamiin Yaa Robbal
'Aalamiin.
Ust. Masaji Antoro

Posting Komentar