Sabda Rasulullah SAW, “Para Nabi
dan para wali itu senantiasa sholat di kuburan mereka, sebagaimana mereka
sholat di rumah-rumah mereka.” Yakni, mereka senantiasa munajat dalam kuburnya,
dari dimensi sang hamba, dan senantiasa meraih hidayah ma’rifat dari arah Allah
Azza wa-Jalla. Maka sang a’rif senantiasa meraih kehormatan menuju kepada
Allah Ta’ala dengan bertambahnya munajat kepadaNya dalam kuburnya, seperti
sabda Rasulullah SAW, “Orang yang sholat itu bermunajat pada Tuhannya. (HR. Malik,
dalam al-Muwatha’)
Demikian juga, hati yang hidup itu tidak tidur, maka hati yang hidup juga tidak
mati, seperti sabda Nabi SAW, “Mataku tidur dan hatiku tidak tidur.” (HR.
Bukhari)
“Siapa yang mati dalam kondisi
mencari ilmu, maka Allah membangkitkannya dalam kuburnya dua malaikat yang
mengajarkan ilmu ma’rifat, dan ketika bangkit dari kuburnya ia menjadi orang
alim dan orang yang arif.”
Dimaksud dengan dua malaikat adalah keruhanian Nabi dan wali. Karena para
malaikat itu tidak masuk dalam alam ma’rifat, dan tidak mengajarinya. Nabi SAW bersabda,
“Betapa banyak orang yang mati sebagai orang alim (berilmu) dan kelak di hari
qiamat bangkit jadi orang bodoh dan tolol.”
Allah SWT berfirman, “Kamu telah
menghabiskan rizkimu yang baik di dalam kehidupan dunia dan kamu menikmatinya.
Maka hari ini kamu sekalian dibalas dengan siksaan yang hina atas kesombonganmu
yang kamu lakukan.” (Al-Ahqaaf:20)
Rasulullah SAW, bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya.”. Niat
orang beriman itu lebih baik dari amalnya. Dan niat orang fasik itu lebih buruk
ketimbang amalnya. Karena niat itu merupakan fondasi amal, seperti dalam hadits
disebutkan: “Bangunan yang benar di atas fondasi yang benar adalah benar.
Sedangkan bangunan yang rusak di atas fondasi yang ruak adalah rusak.”
Allah SWT Berfirman, “Siapa yang menghendaki ladang akhirat, Kami menambahkan
baginya pada ladangnya. Dan siapa yang menginginkan ladang dunia, Kami
memberinya. Namun di akhirat tidak meraih bagian.” (Asy-Syuuro: 20)
Kewajiban hamba –ahli taqin – adalah meraih kehidupan qalbu ukhrawiyah, sebelum
maut menjemput, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Siapa yang mencari dunia dengan
amal-amal akhirat, maka ia tidak mendapatkan sama sekali pahala di akhirat.”
Dunia adalah ladang akhirat, jika tidak bertanam di dunia ia tidak panen di akhirat. Dan dimaksud dengan “Ladang” adalah bumi semesta wujud ini, bukan cakrawala.
Syeikh Abdul Qadir Al Jilany
Posting Komentar