Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Yang Makamnya Diziarahi Nabi SAW Dan Para Sahabat

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Yang Makamnya Diziarahi Nabi SAW Dan Para Sahabat

Suatu kali Abu Yusuf Ya’qub bin Yusuf Rahimahullah bercerita tentang salah seorang sahabatnya yang unik. Beliau orang yang wara’ dan takwa meski orang-orang mengenal karibnya itu sebagai orang fasik dan pendosa Sudah 20 tahun Abu Yusuf melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersamanya. Tak seperti Abu Yusuf yang berpuasa terus menerus (dawam), sahabatnya ini sehari puasa sehari berbuka.

Memasuki 10 hari bulan Dzulhijjah, sahabat Abu Yusuf ini menunaikan puasa secara sempurna kendati Beliau berada di padang sahara yang tandus. Bersama Abu Yusuf, Beliau masuk kota Thurthus dan menetap di sana untuk beberapa lama. Di tempat gersang inilah, persisnya di sebuah kawasan reruntuhan bangunan, Beliau wafat tanpa seorang pun yang tahu kecuali Abu Yusuf.

Abu Yusuf pun keluar mencari kain kafan dan alangkah kagetnya tatkala dirinya kembali menyaksikan kerumunan orang berkunjung, mengafani, sekaligus menyalati jenazah sahabatnya tersebut di tempat yang semula tak berpenghuni. Karena begitu ramainya, Abu Yusuf sampai tak bisa masuk lokasi reruntuhan bangunan itu. Para pelayat menyebut-nyebut almarhum sebagai orang yang zuhud dan termasuk dari kekasih Allah (waliyyullah).

“Subhanallah, siapa yang mengumumkan kematiannya hingga orang-orang berbondong-bondong bertakziah, menyalati, dan menangisi kepergiannya?” Kata Abu Yusuf.

Setelah melalui perjuangan keras, Abu Yusuf akhirnya berhasil menghampiri jenazah sahabatnya tersebut dan terperanjat saat melihat kain kafan yang tak biasa. Pada kain itu tercantum tulisan berwarna hijau:

هذا جزاء من آثر رضا الله على رضا نفسه وأحب لقاءنا فأحببنا لقاءه
“Inilah balasan orang yang mengutamakan ridha Allah ketimbang ridha dirinya sendiri; orang yang rindu menemui-Ku dan karenanya Aku pun rindu menemuinya.”

Selepas melaksanakan shalat jenazah dan mengebumikannya, rasa kantuk berat menghampiri Abu Yusuf hingga akhirnya tertidur. Di dunia mimpi inilah Abu Yusuf menyaksikan sahabatnya yang ahli puasa tersebut menunggang kuda hijau serta berpakaian hijau dengan sebuah bendera di tangannya. Di belakangnya ada seorang pemuda tampan berbau harum. Di belakang pemuda ini, ada dua orang tua diikuti di belakangnya lagi satu orang tua dan satu pemuda.

“Siapa mereka?”, tanya Abu Yusuf.

“Pemuda tampan itu adalah Nabi kita Muhammad SAW. Dua orang tua itu adalah Abu Bakar Radhiallahu’an dan Umar Radhiallahu’an sementara orang tua dan pemuda itu adalah Utsman Radhiallahu’an dan Ali Radhiallahu’an Dan akulah pemegang bendera di depan mereka”, jelas almarhum sahabatnya dalam mimpi itu.

“Hendak ke manakah mereka?”, tanya Abu Yusuf kembali

“Mereka ingin menziarahiku.” , ucap almarhum sahabatnya

Abu Yusuf pun kagum, “Bagaimana kau bisa mendapatkan kemuliaan semacam ini?”

“Sebab aku memprioritaskan ridha Allah SWT dibanding ridha diriku sendiri dan aku berpuasa pada 10 hari Dzulhijjah” jawab sahabatnya.

Abu Yusuf pun bangun dari tidur, lalu sejak itu Beliau tak pernah meninggalkan amalan puasa itu hingga akhir hayat.

Anjuran memperbanyak amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah termaktub dalam beberapa hadits. Misalnya hadits riwayat Ibnu ‘Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tirmidzi yang mengatakan: “Tiada ada hari lain yang disukai Allah untuk beribadah seperti sepuluh hari ini (Dzulhijjah)”

Meskipun disebutkan kata “sepuluh hari”, puasa jika dimulai 1 Dzulhijjah cukup dijalankan sembilan hari karena tanggal 10 Dzulhijjah (juga hari tasyriq: 11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah hari terlarang untuk berpuasa, sebagaimana pendapat An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa yang dimaksud dengan ayyamul ‘asyr (10 hari) adalah 9 hari sejak tanggal 1 Dzulhijjah



Kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi Rahimahullah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger