Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Doa Adalah Ibadah

Doa Adalah Ibadah

Tidak dapat diragukan lagi bahwa mendekatkan diri kepada Allah SWT merupakan tujuan utama orang beriman. Mendekatkan diri kepada Allah tidak dapat dilakukan tanpa adanya ketaatan. Karena di antara ketaatan adalah adanya kemauan untuk berdoa, yang di dalamnya terkandung sikap merendah dan berlindung kepada-Nya. Siapapun yang sombong dan tidak mau berdoa, maka tempatnya adalah nerakan Jahanam. Allah SWT berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”(al-Mu’min, 60).

Doa adalah ibadah. Ibadah adalah ketaatan dan merekndahkan diri kepada Allah serta berlindung kepada-Nya. Itulah makna doa secara sederhana. Inilah yang disunggung oleh Rasulullah SAW dengan kalimat singat namun penuh manfaat. Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah ibadah” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi. Dalam riwayat lain Rasulullah SAW menyatakan, Doa adalah inti ibadah.

Agar doa dikabulkan, maka harus memenuhi etika dan waktu yang disunahkan, hingga Allah mengabulkannya. Di antara etika berdoa adalah menghadap kepada Allah dengan penuh keyakinan. Karena sesungguhnya Dia-lah yang mengangkat setiap bencana yang terjadi dan tidak menolak orang yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya Tuhan kalian Allah SWT Hidup dan Maha Mulia. Dia malu kepada hamba-Nya, apabila mengangkat kedua tanggannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dengan tangan kosong (tak terkabulkan)”(HR. Abu Dawud).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa dan ia tidak melakukan maksiat (dosa) atau memutus tali silaturahim, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga hal yaitu Dia mengabulkan doanya, menyimpan di akhirat, maupun memalingkannya dari kejahatan serupa.” Mereka bertanya, “Jadi kita harus banyak berdoa?” Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan memberinya yang lebih banyak” (HR Tirmidzi).

Apabila seseorang mengangkat kedua tangannya kepada Allah dengan berdoa sebagaimana yang telah disebutkan, maka dengan izin Allah doanya akan mendatangkan hasil, meskipun tidak diketahui oleh orang lain. Sebagaimana yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW kepada kita, bahwa mukmin kadang-kadang mengira doanya tidak dikabulkan sebagaimana yang diharapkannya, padahal ketika Allah tidak mengabulkannya, Allah menyimpannya di akhirat, di mana pada saat itu anak dan harta tidak lagi mendatangkan manfaat, ketika itu pula ia mendapatkan daonya dalam timbangan kebaikannya, atau Allah memalingkannya dari kejahatan yang menimpa manusia karena doanya itu.

Di antara etika berdoa adalah merendahkan suara, merendahkan diri, dan khusyuk. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا

Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (al- Isra’, 110).

Ketika berdoa anda juga harus menghadap kiblat apabila memungkinkan. Andapun dituntut untuk memperbanyak doa, baik di waktu lapang dan senang, sebagaimana harus memperbanyak doa ketika dalam keadaan sempit maupun susah. Ingatlah Allah ketika senang, niscaya Dia akan mengingat kamu ketika susah. Karena doa adalah ibadah, maka kita menyembah kepada Allah dalam keadaan apapun dan kapanpun.

Berpaling dari berdzikir kepada Allah di dunia akan berakibat buruk dalam hidupnya serta di akhirat kelak, di mana orang yang lalai ini datang dalam keadaan buta, padahal sebelumnya di dunia ia dapat melihat. Allah SWT berfirman :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Thaha, 124).

Dia juga akan ditemani setan di dunia, sebagaiman dinyatakan dalam firman Allah SWT

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (az-Zukhruf, 36). Wallahu a’lam

M. Syafi’i

Kajian Fiqih tentang Adab-adab Dalam Berdoa oleh Habib Hasan Shahab bisa diunduh di sini
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger