Perlu diketahui, dzikir tidak mengajak dan tidak menjadi keharusan untuk membawa atau mendorong pengamalnya pada kegaiban. Karena salah satu fungsi dzikir adalah untuk mengajak pengamalnya lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Selain itu zdikir juga akan membawa manusia pada ketenangan hati. Ala bidzikrillah tatmainnul qulub, yaitu ketenangan hati pribadi yang menjalankan zikir itu sendiri atau bagi yang melihatnya.
Dengan meningkatkan dzikir seseorang individu akan dijauhkan Allah SWT dari sesuatu yang mengakibatkan atau mendorong pada perbuatan-perbuatan yang menjurus pada kesyirikan atau kemaksiatan yang lain.
Sedangkan timbulnya sesuatu yang dianggap kegaiban dari dzikir, tidak termauk kategori dalam kegaiban berdzikir. kegaiban itu mencul karena ada ketenangan dalam hatinya. Sebagai contoh, orang dari pagi capek bekerja, setelah istirahat sebentar lalu mandi, pakai sabun dan sebagainya, terus ganti pakaian yang bersih. dari kebersihan itu akan tumbuh kesejukan tersendiri bagi pemakainya.
Begitu pula bila hati itu telah bersih. ia semakin peka dan tanggap mampu mengkang nafsu yang suka menggoda dan mendorong untuk berbuat hal-hal yang merugikan. Karena kepekaan yang muncul itu dari hasil zikirnya, ia akan mampu menghindar dari perbuatan yang demikian.
Sedangkan masalah kegaiban itu mungkin saja terjadi. Dia muncul karena faktor lain, yaitu tanda atau peringatan bagi kita. Hal ini sama saja dengan tafsir yang dilakuakan seseorang yang bermimpi dalam tidurnya.Seperti yang dialami si A yang belum salat Subuh dan belum menjalankan zikirnya, tapi sang istri mengetahui ia sedang shalat, dan ternyata setelah dilihat sang suami masih tidur. Ini berarti, si ibu mendapat peringatan dari Allah untuk membangunkan sang suami untuk menjalankan shalatnya, karena itu adalah kewajibannya.
Habib Lutfi bin Yahya
Posting Komentar