Dan hubungan Rasulullah dengan mereka
yang non muslim tetap baik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak
memusuhi orang-orang yang tidak memusuhi muslimin.
Ketika dalam perang Tabuk
yang terjadi pada bulan Sya'ban, dimana raja Yohana telah mengikuti Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam walaupun dia tidak masuk Islam, namun dia tunduk
kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengajukan kepadanya untuk membayar jizyah ; seperti zakat
tetapi untuk non muslim, jika untuk orang muslim disebut zakat dan untuk orang
non muslim disebut Jizyah.
Jizyah itu jauh lebih kecil dari zakat, maka
sebagian orang non muslim berkata : " orang muslim kejam, orang non
muslim kok harus bayar jizyah ", tidak demikian justru lebih
ringan karena untuk orang muslim ada 7 macam zakat, diantaranya zakat fitrah,
zakat tijarah, zakat tsimar, zakat ma'din, zakat rikaz, zakat hewan ternak, dan
zakat emas dan perak, tetapi kalau non muslim hanya satu saja yang disebut
dengan jizyah.
Ketika dia ( raja Yohana ) telah membayar jizyah, maka
Rasulullah menulis surat yang berisi, " Bismillahirrahmanirrahim,
dari Muhammad Nabiyullah dan Rasulullah, dengan ini aku telah menuliskan dan
mengamanatkan bahwa raja Yohana telah membuat perjanjian denganku, maka dia
aman, hartanya, perahu-perahunya yang dan kendaraan-kendaraannya kesemuanya
aman, dia aman di darat dan di laut dengan jaminan keselamatan Allah dan
Rasul-Nya". Rasulullah yang menjamin keselamatannya, Rasul yang
menjamin ia agar terjaga dari gangguan-gangguan orang lain dan musuh-musuhnya.
Dan diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang Yahudi memohon
izin untuk tinggal di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasul
izinkan, bukan melarangnya atau mengatakan : " kamu najis, tidak
boleh masuk ke rumahku ", tidak demikian Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Maka pemuda Yahudi itu pun tinggal bersama Rasul, duduk
bersama Rasul, makan bersama Rasul, tidur seatap dengan Rasul shallallahu
'alaihi wasallam.
Kita mengetahui yang masuk ke rumah Rasul tidak sembarang
orang, tetapi pemuda Yahudi ini bahkan tinggal bersama Rasul berkhidmah kepada
beliau, membawakan makanan dan pakaian nabi tetapi beliau tidak memaksakannya
untuk masuk kedalam Islam sampai pemuda itu sakit, ketika sakit ia pulang ke
rumahnya dan tidak lagi datang ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, maka Rasulullah menjenguknya ke rumahnya bukannya Rasul senang atau
mengatakan : " baguslah orang non muslim itu keluar dan tidak lagi
datang ke rumahku ", tidak demikian bahkan Rasul menjenguknya dan
sesampainya beliau di rumah pemuda itu, beliau dapati pemuda itu sudah
sakaratul maut, di saat itulah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam membisikkan
kepadanya : " katakan : " Laa Ilaaha Illallaah Muhammad
Rasulullah ", maka pemuda itu melihat kepada ayahnya yang juga
orang Yahudi apakah ayahnya mengizinkannya atau tidak untuk mengucapkan kalimat
itu.
Maka ayahnya berkata : " Taatilah Abu Al Qasim ", maka
anaknya pun mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah
kemudian wafat, maka Rasulullah pun memakamkannya kemudian pulang ke rumah
dengan wajah yang bersinar dan terang benderang bagaikan sinar bulan purnama
karena begitu gembiranya . Maka para sahabat bertanya : " Wahai
Rasulullah, apa yang membuatmu gembira sehingga engkau terlihat begitu terang
benderang ", maka Rasulullah berkata : " Aku sangat
gembira karena Allah telah memberinya hidayah ".
Orang yang paling menginginkan semua non muslim masuk Islam adalah nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi beliau mengetahui adab kepada
Allah bahwa Allah lah yang memilihkan hidayah, mana yang dikehendaki dan mana
yang belum dikehendaki Allah subhanahu wata'ala.
Maka
kita fahami rahasia keluhuran bagaimana Allah subhanahu wata'ala mencintai
kekasih-kekasihNya, para nabi dan wali-Nya. Dan kita lihat dalam beberapa hari
ini kita sudah kehilangan dua orang Al Arif Billah As Syaikh Muzhir bin
Abdurrahman An Naziri Al Hasani dan Fadhilah As Sayyid Al Arif billah Al Habib
Husain bin Umar bin Hud Al Atthas 'alaihima rahmatullah wamaghfiratullah.
Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda riwayat Shahih
Al Bukhari, “Orang-orang
shalih telah pergi (wafat), satu per satu, sampai tidak tersisa seorangpun
kecuali manusia-manusia yang buruk, ibarat sampah gandum atau ampas kurma yang
Allah tidak lagi mempedulikan mereka sedikitpun." ( Shahih Al Bukhari ).
Akan terus wafat para shalihin satu
persatu meninggalkan bumi, sampai nanti tersisa orang-orang yang tidak lagi
peduli dengan Allah, dan Allah pun tidak peduli dengan keadaan mereka. Maka
semoga Allah menumbuhkan lagi generasi shalihin yang baru, aamiin.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar