عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَ فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَصَرِيْ
نُوْرًا وَفِي سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ
نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ
نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا
(
صحيح البخاري )
"
Dari Ibn Abbas ra berkata : Diantara Doa Nabi saw : "Wahai Allah
jadikanlah pada hatiku cahaya, dan pada penglihatanku cahaya, dan pada
pendengaranku cahaya, dan dikananku cahaya, dan dikiriku cahaya, dan diatasku
cahaya, dan dibawahku cahaya, dan didepanku cahaya, dan dibelakangku cahaya,
dan jadikan untukku cahaya". ( Shahih Al Bukhari )
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَإِذَا
مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا
فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ
مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( يونس : 12 )
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya / musibah, dia berdo`a kepada
Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu darinya, dia lupa begitu saja, seolah-olah dia tidak pernah berdo`a
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka
kerjakan."(QS.Yunus:12)
Manusia jika terkena musibah ia berdoa kepada Allah dalam keadaan berbaring,
duduk, atau berdiri, terus meminta untuk disingkirkan musibah dan masalahnya,
namun ketika telah Allah singkirkan masalahnya ia meninggalkan Allah dan tidak
lagi berdoa kepada Allah, seakan-akan dia tidak pernah menyeru dan menjerit
memanggil nama Allah saat dia dalam kesulitan, ia tinggalkan Allah begitu saja
seakan-akan ia tidak pernah memanggil dan meminta kepada Allah subhanahu
wata'ala.
Demikianlah Sang Maha As Shabuur ( Sangat Sabar ) yang melihat hamba-hamba-Nya yang hanya ingin selalu berdoa di saat kesulitan, namun tidak mau berdoa dan bermunajat di saat dalam kemudahan. Maka sebelum kesulitan yang lebih besar datang menimpa, perbanyaklah doa dan munajat agar syukur berlimpah dan kenikmatan pun bertambah, demikian janji dari sang pelimpah kenikmatan, Rabbul 'alamin subhanahu wata'ala.
Dzikir menghapus dosa-dosa dan musibah. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ( النور: 35 )
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi". ( QS. An
Nuur )
Allah meneranginya bumi dengan cahaya dzahir dan cahaya bathin. Dan Allah
memberikan cahaya-Nya kepada yang dikehendakinya, sebagaimana firman-Nya:
يَهْدِي
اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ( النور: 35 )
" Allah membimbing kepada cahaya-Nya ( untuk ) siapa yang Dia
kehendaki". (QS. An Nuur: 35 )
Allah memberikan petunjuk dengan cahaya-Nya kepada siapa-siapa yang
dikehendakinya. Dan makna cahaya dalam firman Allah di surah An Nuur:
نُوْرٌ
عَلَى نُوْرٍ ( النور: 35 )
" Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) ". ( QS. An Nuur:
35 )
Adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena "Allah
memberikan hidayah ( petunjuk ) dengan cahaya-Nya", bukan dengan cahaya
matahari hidayah datang, tetapi dengan cahaya tuntunan sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam.
Oleh sebab itulah ketika seseorang mencintai dan
mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka
tersingkaplah seluruh tabir cahaya yang menjadi penghalang antara makhluk dan
sang khalik ( pencipta ), sehingga manusia bisa memandang keindahan Allah,
karena mereka mengikuti cahaya ciptaan Allah yang termulia, sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak satupun makhluk yang bisa sampai kepada
cinta Allah dan memandang keindahan Allah kecuali dengan mengikuti sayyidina
Muhammad, Beliaulah cahaya Allah di dunia dan akhirah.
Habib Munzir Al Musawwa
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar