Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Dosa Yang Diremehkan Pelakunya Bag. 2

Dosa Yang Diremehkan Pelakunya Bag. 2

Di dunia, dampak dari perbuatan ini sudah pasti dialami oleh pelakunya, diantarnya perbuatan ini akan berpengaruh langsung pada keimanan seseorang. 

Telah berkata Sayyidina Hasan Al Bashri ra : “Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu tidak akan memperoleh hakikat dari iman, sehingga kamu tidak mencela manusia dengan aib yang ada”.  

Jika di dunia seseorang telah keluar dari koridor hukum yang telah ditentukan Allah SWT, dan ia meninggalkan dunia tetap dalam keadaan tersebut, maka akibat dari itu pasti akan dirasakan terus, baik di alam kubur maupun dialam akhirat.

Sayyidina Jabir ra berkata : “Kami berada bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, kemudian Beliau SAW mendatangi dua makam, maka beliau bersabda : “Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Salah seorang dari keduanya karena telah mengumpat manusia lain, adapun yang lain adalah yang tidak membersihkan diri dari kencingnya”. (HR.Ibnu Abiddunya)

Sayyidina Anas ra berkata : “Rasulullah SAW bersabda : “Pada malam aku dimi’rajkan, aku melewati beberapa kaum di neraka yang mencakar-cakar mukanya dengan kukunya, kemudian aku berkata : “Hai Jibril, siapakah mereka itu.?” Jibril menjawab : “Mereka adalah orang-orang yang mengumpat manusia lain dan mencaci kehormataan mereka.” (HR.Abu Daud)

Sungguh mengerikan akibat dari perbuatan ini, satu perbuatan yang sering kali diremehkan pelakunya bahkan tak jarang pula secara emosional mereka menolak ketentuan Allah dan Rasul-Nya, dengan bersikukuh pada pendapat bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Tidak sadarkah bahwa penolakan itu adalah penolakan kepada Allah Rabbul’Alamin?. 

Tidak sadarkah penolakan itu adalah penolakan kepada Rasulullah Sayyidil Anbiya’ wal mursalin?. 

Tidak sadarkah bahwa kecenderungan kepada hawa nafsu tersebut telah membenamkannya kedalam lembah kenistaan, bahkan menjerumuskan kedalam jurang kekufuran?

Adalah saatnya unuk kembali kepada apa yang dikatakan oleh Al-Faqih Abu Laits Assamarqandi, bahwa apabila seseorang menggunjing saudaranya sesama muslim, kemudian diperingatkan “.Janganlah engkau menggunjing”, akan tetapi ia membantah “Ini bukan menggunjing, aku berkata apa adanya”, sedangkan telah diketahui bahwa mnggunjing (ghibah) adalah satu perbuatan yang sudah jelas diharamkan oleh Allah SWT. Maka dengan sikap seperti itu, ia telah menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah SWT. Dan barang siapa menhalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah SWT, maka ia telah Kafir.

Jika demikian halnya akibat Ghibah, lalu bagaimanakah akibat yang ditimbulkan Fitnah? Lalu bagaimanakah jika seseorang terperangkap kedalam dosa yang lebih dari hal ini?

Semoga Allah SWT menganugrahkan kepada kita kejernihan akal dan kekuatan Iman sehingga kita terhindar dari perangkap-perangkap yang membinasakan. Dan semoga Allah SWT melindungi dan menyelamatkan kita, keluarga kita dan oran-orang yang kita cintai, serta membangkitkan Ummat Sayyidina Muhammad SAW dari segenap keterpurukan.



Habib Muhammad Syahab
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger