Anak-anak sekalian. Dua langkah saja, anda sudah sampai di hadapanNya Azza
wa-Jalla. Satu langkah melewati dunia, satu langkah melewati akhirat. Satu
langkah melewati diri anda dan satu langkah melewati makhluk.
Tinggalkan alam lahir dan anda sudah sampai di alam batin. Bermula dari alam
lahir dan berakhir alam batin, lalu sempurnakan kemandirian anda hanya di
hadapan Allah Azza wa-Jalla. Darimu permulaan dan Allah Azza wa-Jalla akhirnya.
Ambillah tali dan ikatlah. Duduklah di pintu amal, hingga ketika engkau
berusaha, engkau sangat dekat dengan Sang Pemberi amal. Jangan duduk di atas
ranjangmu dan di bawah selimutmu atau di balik pintu, lalu anda berusaha dan
melakukan amaliah. Maka, dekatkan hatimu dengan dzikir dan ingatlah kepada
Allah Azza wa-Jalla di hari Mahsyar. Renungkan apa yang terjadi di dalam kubur.
Tafakkur-lah bagaimana di hari Mahsyar nanti Allah Azza wa-Jalla menggelar
semua manusia dan mengadili mereka di hadapanNya. Bila renungan ini terus
berlangsung, maka kekerasan hati anda akan sirna, hati anda akan bersih. Karena
bangunan yang menjulang akan kokoh dengan fondasi yang dalam. Bila tidak punya
fondasi akan cepat robohnya. Bila anda membangun kondisi ruhanimu di atas
aturan yang kokoh, maka tak seorangpun bisa merusaknya. Bila anda tidak membangun
dengan cara demikian, kondisimu tidak akan kokoh, hingga anda tidak sampai pada
suatu maqam ke maqam yang lain. Dan hati para shiddiqin pun akan marah dan
berharap tidak melihatmu.
Hati-hati! Hai orang yang bodoh pada agama, engkau terhasut oleh permainan.
Sungguh, jangan. Tak ada sedikitpun kemuliaan bagi sosokmu. Engkau telah
membiarkan dirimu bicara pada orang lain tanpa keahlian pada dirimu. Padahal
wacana itu boleh disampaikan hanya oleh orang-orang yang benar-benar sholeh.
Padahal mereka ini malah membisu, kalau harus bicara yang begitu langka, cukup
dengan isyarat.
Diantara mereka ini ada yang memang diperintahkan bicara. Lalu ia bicara pada publik dengan rasa segan. Setelah bicara dengan jelas, persoalannya jadi terbalik jika disandarkan pada hati dan kejernihan rahasia batinmu.
Karena itu Sayyidina Ali Karrromallah wajhah, ra, mengatakan, “Bila tirai
dibuka pun, aku tidak bertambah yaqin.” Beliau berkata juga, “Aku tidak
menyembah Tuhan yang aku tidak melihat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata,
“Qalbuku melihat Tuhanku.”
Hai orang-orang bodoh, bergaullah dengan para Ulama, berbaktilah pada mereka dan belajarlah dengan mereka. Ilmu itu diraih dari lisan para tokoh yang bermajlis dengan para Ulama dengan sikap adab yang baik dan tidak kontra dengannya, mencari faidah dari mereka agar kalian mendapatkan pengetahuan mereka, lalu berkah-berkahnya kembali pada anda, dan anda mendapatkan faedah yang banyak.
Bermajlislah dengan para arif Billah dengan cara
diam, dan bermajlislah dengan orang zuhud dengan rasa senang dengan mereka.
Syaikh Abd. Qadir Al Jaelani (cahaya Sufi)
Posting Komentar