Adapun sebagian dari rahmat Rasulullah saw bagi ummat ini adalah, kemudahan
ajaran yang dibawa beliau bagi ummatnya. Sebuah ajaran suci dan agung, risalah
yang menjadi penyempurna bagi risalah-risalah sebelumnya, namun jauh dari
hal-hal yang memberatkan ummatnya. Berbeda dengan syariat yang di bawa para
Nabi pendahulunya, beliau memiliki syariat yang paling ringan bagi ummatnya,
hal ini karena kasih sayang beliau yang sangat tinggi kepada ummatnya,
sebagaimana beliau sabdakan, “Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian
dengan membawa syariat yang suci dan mudah.”
Diantara bukti kasih sayang beliau dan kemudahan ajaranya adalah dalam hal
bersiwak, Rasulullah saw menganjurkan ummatnya agar bersiwak, sebagaimana
diriwayatkan bahwa siwak membawa banyak sekali manfaat bagi mereka yang
menggunakanya, akan tetapi di sisi lain beliau juga tidak ingin hal ini
diwajibkan atas ummatnya, karena hawatir jikalau ummatnya takkan mampu
melaksanakan kewajiban tersebut. Rasulullah saw bersabda : “Jika aku tidak
takut akan memberatkan ummatku, maka aku akan wajibkan bagi mereka untuk
bersiwak di setiap wudhu.”
Bukan hanya mereka yang beriman, akan tetapi bagi mereka yang munafik atau
bahkan kafir sekalipun juga mendapat rahmat beliau, karena selama wujudnya
Rasulullah saw di dunia ini orang-orang munafik dapat hidup dengan tenang tanpa
diperangi. Karena rahmat beliau pula, Allah swt tidak menurunkan adzab-Nya bagi
orang-orang kafir, hingga mereka tidak mengalami seperti yang dialami kaum Nabi
Nuh as yang ingkar, atau kaum Aad, kaum Tsamud, juga kaum Nabi Luuth as, yang
mana Allah swt telah meratakan mereka dengan adzab-Nya setelah mereka
mendustakan para Nabi utusanya tersebut.
Hal ini diabadikan dalam firma-Nya, “Dan tiada Allah akan menyiksa mereka
orang-orang kafir itu, selagi engkau (wahai Muhammad) ada di antara mereka” (QS
al-anfal 33)
Tiada satupun dari makhluk di alam ini, kecuali telah mendapat bagian dari
rahmat Nabawiyyah yang di bawa Rasulullah saw, terlebih lagi bagi kaum lemah
dan faqir miskin.
Beliau adalah ayah bagi setiap anak yatim, dan beliau pula
insan yang memiliki kepedulian yang sangat tinggi pada para janda yang
kekurangan. Bahkan makhluk yang bernama binatang sekalipun ikut merasakan
sentuhan kasih sayang beliau, seperti larangan beliau kepada ummatnya untuk
tidak membuang hajat pada tanah yang berlubang. Dikhawatirkan di dalamnya
menjadi tempat tinggal bagi binatang-binatang kecil. Atau anjuran beliau agar
ummatnya menyembelih hewan dengan cara yang baik, supaya tidak menyiksa hewan
tersebut, seperti yang disebutkan dalam hadits, bahwa Rasulullah saw bersabda :
”Sesungguh Allah swt telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, maka
apabila engkau menyembelih hewan, hendaknya engkau lakukan dengan cara yang
baik, dan jika engkau makan, makanlah dengan cara yang baik.”
Demikian luas rahmat yang ada pada Rasulullah saw meliputi seluruh alam.
Namun sepentasnya bagi kita sebagai ummatnya untuk kembali merenung, seberapa
besarkah bagian yang kita peroleh dari rahmat tersebut? Sudahkah kita dapat
dengan benar merasakanya?
Sungguh satu hal yang tidak mudah, melainkan bagi
mereka yang menggunakan mata hatinya untuk memandang rahmat tersebut dan getar
keimananya bergerak merasakan rahmat tersebut, serta kejernihan akal yang
dianugrahkan Allah swt memacunya untuk memperkokoh ketaatan kepada syariat yang
di bawa junjungan kita Sayyidina Muhammad saw.
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang taat dan
dapat meneladani dan meneruskan perjuangan Rasulullah saw.
Habib Muhammad Syahab
Posting Komentar