Dalam
Al-Qur’an QS 23:8 Allah berfirman “Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”, maka salah satu ciri
orang yang beriman adalah memelihara amanat. Maka dalam kesempatan tausiyah
malam hari ini, akan dibahas tentang memelihara amanat.
Apa yang dimaksud dengan amanat dalam Al-Qur’an?, maka ada 4 (empat) makna amanat di dalam Al-Qur’an, yaitu :
1. Amanat dari Allah
Di dalam Al-Qur’an QS 33:72 Allah berfirman “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh”.
Dalam ayat ini, Allah memberi amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, semua menolak, dan yang mau menerima amanat itu adalah manusia, maka apa makna amanat dalam ayat ini. Maka para mufasir (ulama) menerjemahkan amanat sebagai kebebasan untuk memilih.
Manusia diberi kebebasan pilihan untuk beriman atau tidak beriman kepada Allah SWT. Kalau hewan atau binatang tidak diberi beri kebebasan pilihan itu - untuk beriman -. Karena dengan adanya pilihan dalam kebebasan itu, maka manusia memilih untuk yang baik, maka itulah manusia yang cerdas. Kalau manusia dhalim dan bodoh, karena tidak dapat memilih yang baik.
Sebagai contoh kalau ada air aqua dan air comberan, maka akan memilih air aqua, kalau ada manusia yang dermawan tentu digolongkan lebih baik (bagus), dibandingkan dengan manusia yang kikir (pelit), kalau bangun pagi dan sholat shubuh berjama’ah tentu lebih baik, kebanyakan dari kita, bangunnya kesiangan.
Dengan mempergunakan kebebasan, manusia yang berbuat dhalim dan bodoh terhadap diri sendiri karena memilih yang tidak baik. Jadi Amanat kepada Allah SWT, maka manusia dimintai pertanggungjawaban, manusia yang ingin bahagia atau tidak bahagia tergantung kepada pilihan amanat tersebut.
2. Amanat antar Manusia
Di dalam ayat Al-Qur’an QS 4:58 Allah berfirman “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
Sesungguhnya Allah menyuruh menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Amanat antar manusia jumlahnya banyak sekali, dan sebagian besar amanat dalam lingkup hidup rumah tangga – hubungan suami istri -.
Sebab amanat dalam ikatan suami istri, adalah ikatan yang paling kokoh atau kuat (dalam hubungan suami istri), hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an QS 4:21 “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”.
Lewat perjanjian yang kuat atau pernikahan, menjadi halal dan bernilai ibadah, dengan pernikahan menjadi dua keluarga, dua kepribadian yang berbeda-beda menjadi satu. Dengan adanya pernikahan maka hubungan suami istri akan sampai di akherat, dan semua itu harus dipertanggungjawabkan, apalagi dulunya hidup sendiri, dengan berkeluarga hidup tidak sendiri lagi dan tentu akan lebih baik lagi. Orang amanat sering disebut dengan Amin (untuk pria) atau Aminah (untuk wanita), sedangkan Al-Amin adalah orang yag dipercaya.
Aneka macam amanat terhadap manusia, banyak sekali. Hubungan antar tetangga juga termasuk amanat antar manusia. Diberi amanat untuk menjadi pemimpin juga sebuah amanat, apabila seorang telah melakukan khianat, maka akan menjadi kehinaan dalam kehidupannya. Khianat atau lawan dari amanat tentu harus dihindari.
Tidak ada hidup buntu, yang ada pikiran kita yang menjadi buntu, maka jalan buntu dalam kehidupan kita tidak ada, yang ada jalan tikungan, yang perlu kesungguhan dalam kehidupan, hal ini sesuai dengan perintah Allah bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan diberi petunjuk oleh Allah, yaitu dalam Al-Qur’an QS 29:69 “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.
Maka sungguh tidak ada jalan buntu dalam kehidupan untuk meraih kebahagian hidup.
Apa yang dimaksud dengan amanat dalam Al-Qur’an?, maka ada 4 (empat) makna amanat di dalam Al-Qur’an, yaitu :
1. Amanat dari Allah
Di dalam Al-Qur’an QS 33:72 Allah berfirman “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh”.
Dalam ayat ini, Allah memberi amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, semua menolak, dan yang mau menerima amanat itu adalah manusia, maka apa makna amanat dalam ayat ini. Maka para mufasir (ulama) menerjemahkan amanat sebagai kebebasan untuk memilih.
Manusia diberi kebebasan pilihan untuk beriman atau tidak beriman kepada Allah SWT. Kalau hewan atau binatang tidak diberi beri kebebasan pilihan itu - untuk beriman -. Karena dengan adanya pilihan dalam kebebasan itu, maka manusia memilih untuk yang baik, maka itulah manusia yang cerdas. Kalau manusia dhalim dan bodoh, karena tidak dapat memilih yang baik.
Sebagai contoh kalau ada air aqua dan air comberan, maka akan memilih air aqua, kalau ada manusia yang dermawan tentu digolongkan lebih baik (bagus), dibandingkan dengan manusia yang kikir (pelit), kalau bangun pagi dan sholat shubuh berjama’ah tentu lebih baik, kebanyakan dari kita, bangunnya kesiangan.
Dengan mempergunakan kebebasan, manusia yang berbuat dhalim dan bodoh terhadap diri sendiri karena memilih yang tidak baik. Jadi Amanat kepada Allah SWT, maka manusia dimintai pertanggungjawaban, manusia yang ingin bahagia atau tidak bahagia tergantung kepada pilihan amanat tersebut.
2. Amanat antar Manusia
Di dalam ayat Al-Qur’an QS 4:58 Allah berfirman “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
Sesungguhnya Allah menyuruh menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Amanat antar manusia jumlahnya banyak sekali, dan sebagian besar amanat dalam lingkup hidup rumah tangga – hubungan suami istri -.
Sebab amanat dalam ikatan suami istri, adalah ikatan yang paling kokoh atau kuat (dalam hubungan suami istri), hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an QS 4:21 “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”.
Lewat perjanjian yang kuat atau pernikahan, menjadi halal dan bernilai ibadah, dengan pernikahan menjadi dua keluarga, dua kepribadian yang berbeda-beda menjadi satu. Dengan adanya pernikahan maka hubungan suami istri akan sampai di akherat, dan semua itu harus dipertanggungjawabkan, apalagi dulunya hidup sendiri, dengan berkeluarga hidup tidak sendiri lagi dan tentu akan lebih baik lagi. Orang amanat sering disebut dengan Amin (untuk pria) atau Aminah (untuk wanita), sedangkan Al-Amin adalah orang yag dipercaya.
Aneka macam amanat terhadap manusia, banyak sekali. Hubungan antar tetangga juga termasuk amanat antar manusia. Diberi amanat untuk menjadi pemimpin juga sebuah amanat, apabila seorang telah melakukan khianat, maka akan menjadi kehinaan dalam kehidupannya. Khianat atau lawan dari amanat tentu harus dihindari.
Tidak ada hidup buntu, yang ada pikiran kita yang menjadi buntu, maka jalan buntu dalam kehidupan kita tidak ada, yang ada jalan tikungan, yang perlu kesungguhan dalam kehidupan, hal ini sesuai dengan perintah Allah bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan diberi petunjuk oleh Allah, yaitu dalam Al-Qur’an QS 29:69 “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.
Maka sungguh tidak ada jalan buntu dalam kehidupan untuk meraih kebahagian hidup.
Ustadz
DR. H. Ali Nurdin, MA, Dosen dan Dekan PTIQ Jakarta
Posting Komentar