“
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Ketika Allah menciptakan
makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia (Allah) menulis atas diriNya,
lalu Dia SWT meletakkan di sisi Nya pada Arasy : "Sesungguhnya rahmat Ku
mengalahkan kemurkaan Ku”. ( Shahih Al Bukhari ).
Samudera pengampunan Ilahi tiada pernah tertutup , pintu
taubatNya memanggil para pendosa untuk sampai kepada pengampunan dan maaf .
Maka adakah yang lebih merugi dari yang menolak cinta Allah ?!, adakah yang
lebih hancur lebur kehidupan dunia dan akhiratnya tiada berguna melebihi mereka
yang menolak untuk dicintai Allah ?!, adakah kita melakukan apa-apa yang
dicintai Allah ? bagaimana keadaan siang dan malam kita, bagaimana kabar setiap
nafas kita, bagaimana kabar setiap kalimat yang kita ucapkan apakah itu
menjawab cinta Ilahi atau mengundang kemurkaan-Nya, atau mengundang
“kecemburuan” Allah SWT?!
Maka ketika Allah telah menciptakan alam semesta dan segenap ciptaan , lalu
Allah menulis di ‘arsy , alam yang tertinggi dari semua alam yang diciptakan
Allah dengan tulisan :
رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ
“ Kelembutan dan kasih sayang-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”
Maksudnya apa? yaitu setiap hal yang dimurkai Allah, bukan tidak ada hal
yang dimurkai Allah, banyak hal yang dimurkai Allah jika kita perbuat , namun
Allah memberi kejelasan pada setiap para pendosa bahwa Allah akan bersabar dan
mengampuni serta menyayangi jika mereka mau bertobat dan kembali kepada
kelembutan-Nya.
Demikian indahnya Allah , ingin memperkenalkan kepada kita inilah (Aku)
Rabbul ‘alamin yang mempunyai sifat murka , tapi kasih sayang-Ku jauh lebih
besar daripada kemurkaan-Ku. Maka mereka yang memilih jalan kemurkaan Allah itu
salah mereka sendiri, namun jika ia terjebak dalam kemurakaan Allah sebab
perbuatannya, maka ketahuliah bahwa kasih sayang-Nya lebih besar dari
kemurkaan-Nya.
Alangkah indahnya Allah mengenalkan Dzat-Nya kepada kita , maka beruntunglah
yang memahaminya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Allah subhanahu
wata’ala berfirman kepada malaikat di dalam hadits Qudsy : “ Ketika hamba-Ku
berniat ingin berbuat dosa maka janganlah terlebih dahulu ditulis dosanya, dan
jika ia telah berbuat dosa maka tuliskan satu dosa baginya. Dan jika hamba-Ku
berniat untuk berbuat baik maka tulis baginya satu pahala sebelum ia melakukannya
, dan jika ia melakukannya maka lipatgandakan pahalanya sepuluh kali hingga
tujuh ratus kali lipat”.( Shahih Al Bukhari).
Begitulah Allah subhanahu wata’ala memanjakan kita , adakah yang lebih
memanjakan kita melebihi Allah , adakah yang lebih berlemah lembut dan
menginginkan cinta kita melebihi Allah?! . Allah tidak butuh pada setiap
hambaNya, namun Allah meminta kita untuk mencintaiNya , Allah melamar kita
untuk menjadi hamba yang yang dicintai-Nya . Hadirin hadirat, lamaran Ilahi
setiap waktu dan saat mengangkat setiap hamba yang ingin berfikir akan hal ini
untuk semakin menaiki tangga-tangga derajat mahabbah, tangga-tangga keluhuran
cinta kepada Allah, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اَلدُّنيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ اْلكَافِرِ
“ Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir ”
Maksudnya adalah seluas-luas kenikmatan yang didapatkan seorang hamba yang
beriman dan rindu kepada Allah, ia tetap merasa berada dalam penjara dan
kesulitan karena dahsyatnya kerinduannya kepada Allah subhanahu wata’ala,
dahsyatnya rindu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam tafsir Al Imam At Thabary Ar bahwa ketika salah seorang
sahabat dari kalangan baduwi ( orang dusun ) ia mendengar rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surat Al Insan sampai ayat terakhir.
Surat ini lebih banyak menceritakan tentang kenikmatan, dan keindahan surga.
Maka berkatalah seorang baduwy itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam : “ Wahai Rasulullah apakah mataku ini akan memandangmu kelak di
sorga?, engkau sudah menceritakan keindahan surga tapi apakah mataku ini akan
memandangmu disana, keindahan surga tidak aku pedulikan karena jika aku tidak
memandang wajahmu maka percuma aku masuk ke dalam surga”.
Karena cintanya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam , dan iapun mengulang
pertanyaannya: “wahai Rasulullah apakah mataku akan memandang di surga?” maka
Rasulullah berkata : “ ya , kau akan melihat aku kelak di surga ”, maka orang
baduwy itu terjatuh pingsan karena cinta dan tangisnya, gembira karena telah
dijanjikan oleh sang nabi untuk berjumpa dengan nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam , untuk melihat wajah nabi Muhammad . Demikian cintanya kepada
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , dan ketika orang ini wafat rasul
pun memanjakannya, rasul yang menurunkan jenazahnya kedalam kubur, lalu rasul
memangkunya sesaat kemudian beliau membaca ayat :
إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا
( الإنسان : 22 )
“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri
(diberi balasan)”. ( Al Insan:22).
Maka sayyidina Abdullah bin Umar berkata : “ Wahai Rasulullah siapa orang
ini...dia bukanlah orang yang menonjol diantara para sahabat sehingga kau
membacakan ayat ini dan kau sangat memanjakan dia, apa yang dia lakukan ? ,
perjelas wahai Rasul”, maka Rasul berkata : “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam
genggamannya (Allah) , sungguh orang itu saat ini sedang diberdirikan di
hadapan Allah subhanahu wata’ala dan Allah berkata : “ Aku akan mensucikan dan
menyinari wajahmu” , kenapa ? karena cintanya kepada sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar