Salah satu kecenderungan anak yang masih
dalam usia remaja adalahmembangga-banggakan kebesaran orang tua,
kakek-neneknya, dan orang-orang yang ada hubungan keluarga dengannya. Ini bisa
dimengerti karena tidak banyak anak-anak yang dalam usia remaja itu mampu
menegaskan jati diri dan eksistensinya lewat prestasi dan keberhasilan yang
diraihnya. Dari kalangan mereka, tidak sedikit juga yang mampu meraih prestasi
dan keberhasilan, sehingga jati diri dan eksistensi mereka pun diakui oleh publik.
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dapat memberikan sumbang sih bagi
keharuman nama bangsa dan negara. Ke arah inilah, seharusnya kaum remaja bangsa
inidiarahkan.
Tidak bisa dipungkiri, dalam kecenderungan
kaum remaja yang masih labil dan belum bisa eksis untuk menopang kehidupannya
sendiri, lahirlah para generasi remaja yang suka mengandalkan orang tua mereka
ataupun orang-orang lain yang ada hubungan keluarga dan kekerabatan dengan
mereka. Bila terbelit oleh suatu masalah, biasanya mereka mengandalkan orang
tua dan orang-orang lain yang dianggap bisa melindunginya. Bahkan tak jarang,
remaja-remaja yang mempunyai karakter semacam itu suka mempergunakan "nama
besar" orang
tua ataupun orang lain yang ada hubungan keluarga dan kekerabatan dengannya untuk mendomniasi kelompok remaja yang lain. "Awas, belum tahu lu siapa bokap gue!", begitu salah satu ungkapan yang biasa dilontarkan oleh "remaja tak berkarakter" untuk mengancam remaja lain yang terlibat "clash" dengannya.
Tidak mengherankan jika dalam dunia remaja
pun sering ditemukan istilah-istilah seperti: "Anak Mama", "Anak
Papa", "Anak Jendral", "Anak Gedongan", dan
seterusnya. Semua sebutan itu diperuntukkan bagi remaja-remaja tertentu yang
tidak mampu menunjukkan jati diri dan eksistensinya sendiri, namun selalu
membanggakan orang-orang tertentu dari kalangan keluarga dan kerabatnya. Dalam
konteks ini, pemilih lebih suka memilih term "Anak Jendral" untuk
menyebut mereka (para remaja) yang mempunyai karakter semacam itu.
Islam sangat menghargai prestasi seseorang.
Islam menegaskan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa kepada-Nya, dan takwa adalah bagian dari prestasi seseorang.
Dalam banyak ayat, Al-Qur'an juga menegaskan bahwa orang-orang yang beriman dan
mengerjakan berbagai perbuatan baik akan mendapatkan pahala yang mulia di
sisi-Nya, tidak peduli siapa pun dan dari golongan manapun. Singkatnya, Islam
mengahrgai seseorang berdasarkan usaha, perbuatan, dan prestasi yang
dilakukannya secara mandiri, bukan karena prestasi dan kebesaran keluarga, kerabat, ataupun orang
lain. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman, Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh (berbuat baik), tentulah
Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala (balasan perbuatan baik) orang-orang yang
mengerjakan amalan (nya) dengan baik. (Q.S Al-kahfi: 30). Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh (berbuat baik), maka baginya
pahala yang terbaik sebagai balasan, dan kami titihkan kepadanya (perintah)
yang mudah dari perintah-perintah kami". (Q.S Al-Kahfi: 88). Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S An-Nahl: 97).
Dalam ketiga ayat di atas, Allah menegaskan,
siapa pun yang beriman dan melakukan amal saleh (perbuatan baik), niscaya Allah
akan memberikan balasan yang mulia atas perbuatan baik yang dilakukannya, tidak
peduli siapapun dan dari mana pun ia berasal. Ditegaskan oleh
Allah bahwa si pelaku akan mendapat apresiasi dan balasan baik dari-Nya atas perbuatan baik yang dilakukannya.
Allah bahwa si pelaku akan mendapat apresiasi dan balasan baik dari-Nya atas perbuatan baik yang dilakukannya.
Orang sering mengasumsikan bahwa amal saleh
adalah segala perbuatan yang berkaitan dengan ibadah "mahdha" saja,
misalnya shalat, zakat, puasa, haji, bersedekah dan seterusnya. Padahal amal
saleh adalah seluruh perbuatan baik yang dapat memberikan nilai manfaat,
minimal bagi pelakunya sendiri, terutama bagi masyarakat luas.
Dengan demikian
amal saleh (perbuatan baik) adalah suatu prestasi, karena ia lahir dari
kemauan, tindakan, dan kerja langsung dari pelakunya untuk kemaslahatan
(kebaikan) dirinya dan orang lain. Allah sangat menghargai prestasi seseorang, karena apapun prestasi yang ditorehkan seseorang
akan mendapat balasan di dunia dan akhirat.
Contoh balasan yang diberikan Allah dalam kehidupan dunia ini adalah orang yang belajar giat dan berusaha keras, pasti akan mendapat gelar dan pekerjaan yang layak. Seorang sarjan tentu akan memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan terhormat dibandingkan dengan orang yang hanya mengeyam pendidikan SD. Itu adalah bagian (apresiasi dan balasan) Allah terhadap orang-orang yang melakukan amal saleh (perbuatan baik).
Jadi,
Allah sangat menghargai prestasi. Karena Allah memerintahkan agar setiap orang
mempunyai prestasi, berdasarkan besar dan kecilnya prestasi yang diraih
seseorang. Allah menegaskan, tidaklah sama orang yang berbuat, bekerja keras,
dan mampu meraih prestasi.
Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan contoh
dengan penegasannya bahwa tidaklah sama orang yang hanya duduk dan berpangku
tangang saja dengan orang yang mau berbuat dan berjihad di jalan-nya (Q.S
An-Nisa: 95).
Dalam konteks kehidupan remaja, pola hidup "Gue anak
jendral" ataupun "gue anak...", yaitu pola hidup membanggakan
dan berlindung di balik kebesaran orang lain, jelas merupakan pola hidup yang
sangat tidak terpuji. Karenanya harus ditanamkan dalam setiap diri kaum remaja
bahwa kebanggaan adalah kebanggaan diri sendiri saat mampu meraih prestasi dan
nilai guna bagiorang lain.
Kebanggaan tidak dapat diperoleh hanya dengan
berlindung di balik kebesaran orang lain, tetapi kebanggaan akan terasa nikmat
bila bersumber dari buah karya dan prestasi diri sendiri. Allah tidak menilai
seseorang berdasarkan keturunan, kekayaan, dan keelokan fisik. Allah menilai
seseorang berdasarkan baik tidaknya hati dan perbuatan (prestasinya).
Ust.
Jefri Al Bukhari
Posting Komentar