Seorang pencuri masuk ke rumah Ahmad bin Khazruya, seorang Ulama yang wara,
dan sufi besar. Ia sibuk mencari barang berharga untuk dicuri, tetapi ia tak
menemukan apa-apa. Ketika pencuri itu hendak pergi dengan kecewa, Ahmad, sang
sufi, memanggilnya.
“Anak muda, ambillah ember ini dan timba air dari sumur. Berwudhulah kau
dengan air itu dan dirikanlah salat. Kalau ada sesuatu, nanti aku berikan
padamu, supaya kau tak pulang dengan tangan hampa,” ujar Ahmad.
Pencuri itu mengikuti apa yang diperintah Ahmad.
Ketika pagi tiba, seorang pria dari kota datang membawa kantong berisi
seratus dinar dan memberikannya pada Ahmad. Ahmad lalu memberikannya pada si
pencuri.
“Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu,” ia berkata.
Tubuh pencuri itu bergetar. Ia langsung menangis terisak-isak.
“Aku telah salah mengambil jalan,” ucapnya di sela tangisan, “tapi semalam saja aku bekerja untuk Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran seperti ini….”
Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil uang emas itu, dan menjadi salah seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.
“Shalat adalah tempat bermunajahnya seorang hamba, tempat membersihkan hati
dari bermacam-macam kotoran, terbentang pula di dalam salat itu medan
kerahasiaan Allah, dan memancarkan dari dalamnya cahaya yang menyinari hati dan
pikiran si hamba yang sedang salat.” (Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah , Kitab
Hikam).
Seperti itulah Dahsyatnya shalat Tahajud, Wallahu a’lam.
M. Hasbi Fathrurahim
Posting Komentar