قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
(صحيح البخاري)
“Semua Kalian adalah pemelihara
(bagi anaknya, hartanya, dirinya), dan semua pemelihara akan ditanyai akan yang
diasuhnya” ( Shahih Al Bukhari ) .
Sungguh Allah subhanahu wata’ala telah memuliakan hamba-hamba-Nya dan
menciptakannya dengan kehendak-Nya. Dan segala kehidupan, seperti hewan,
tumbuhan dan lainnya, Allah ciptakan dari air, sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala :
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
( النور : 45 )
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan
dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” ( QS. An Nuur : 45 ).
Dijelaskan di dalam kitab-kitab tafsir bahwa tidaklah satu makhluk hidup pun
diciptakan kecuali salah satu kandungannya adalah air, sehingga menjadikan
makhluk itu butuh pada air .
Sebagian ahli tafsir mensyarahkan makna air adalah
sebagai rahmat Allah subhanahu wata’ala yang tiada berhenti mengalir, karena
makhluk Allah subhanahu wata’ala ada yang diciptakan dari api, ada yang
diciptakan dari cahaya, namun Allah subhanahu wata’ala menciptakan segala
makhluk hidup yang ada di bumi, yaitu makhluk yang memiliki jasad tentunya
salah satu unsurnya adalah air.
Sedangkan makhluk-makhluk lain seperti jin dan
syaitan diciptakan dari api, serta malaikat diciptakan dari cahaya, maka tidak
termasuk dalam kalimat دابة (daabbah) karena tidak memiliki jasad tertentu,
namun sebagian pendapat mengatakan bahwa mereka juga termasuk dalam kalimat دابة
namun kalimat “air” dalam ayat ini adalah sesuatu yang ma’nawi yaitu rahmat
Allah subhanahu wata’ala yang terus mengalir . Sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
( الأعراف : 156 )
“Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu” ( QS. Al A’raf : 156 ).
Maka Allah mengatur makhluk-makhluk hidup, manusia dan hewan, ada yang
berjalan dengan perutnya seperti ular, ada yang berjalan dengan kedua kaki dan
ada yang berjalan dengan empat kaki, karena Allah menciptakan segala sesuatu
dengan kehendak-Nya.
Kehendak Allah tidak bisa dipastikan, hewan yang
seharusnya berkaki empat, bisa Allah ciptakan dengan berkaki tiga atau lima,
hewan yang selayaknya berkaki dua maka bisa Allah ciptakan dengan berkaki satu
atau tiga, demikian Allah subhanahu wata’ala jika menghendaki sesuatu pastilah
terjadi. Dari sini terbukalah rahasia-rahasia kemuliaan doa dengan firman-Nya :
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
( النحل : 77 )
“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” ( QS. An Nahl : 77
).
Kalimat ini membuka rahasia harapan bagi mereka yang mau berharap kepada
Yang Maha menentukan segala sesuatu (swt), Yang Maha memutuskan segala
ketentuan (swt), jika mereka berdoa kepada Yang Maha berkuasa atas segala
sesuatu (swt), sungguh hanya Dialah (swt) yang paling mampu merubah segala
keadaan yang kita kehendaki, namun jangan terjebak dengan hawa nafsu apabila
kita telah berdoa, yakinlah bahwa Allah pasti memilihkan yang terbaik untuk
kita jika kita telah memohon kepadaNya. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
( البقرة : 185 )
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur” ( QS. Al Baqarah : 185 ).
Dan Allah berfirman dalam ayat yang lain :
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ
لَا تَعْلَمُونَ
( البقرة : 216 )
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” ( QS. Al Baqarah : 216 ).
Rahasia keluhuran dari kelembutan ketentuan Ilahi ditunjukkan disini Agar
kita memahami apa-apa yang telah kita mohonkan kepada Allah (swt), namun belum
Allah (swt) kabulkan maka barangkali hal itu belum baik untuk kita saat ini,
dan pastilah Allah akan memberikan yang lebih baik dari yang kita minta, Allah
tidak pernah memberi sesuatu yang sama seperti yang diminta oleh hamba-Nya,
Allah pasti akan member hajatnya dan ditambah lagi pahalanya atau diberi
penghapusan dosa sebab dia berdoa, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi:
يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ
وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ مِنْكَ فَلاَ أُبَالِي
" Wahai keturunan Adam , jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu
niscaya Kuampuni dosa-dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi. " (HR Musnad
Ahmad).
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar