Sahabat-sahabatku,
janganlah engkau beranjak dahulu! Pahamilah ihwal rejeki yang berlaku di
kalangan orang-orang awam ini. Rejeki duniawi yang membuat manusia salah arah.
Kini tiba saat bagiku memberitahumu, perihal rejeki yang berlaku bagi para Wali
dan orang-orang yang hatinya bersih terberkati.
Ketahuilah,
bahwa para Ahli hikmah tidak pernah merisaukan urusan rejeki duniawi. Mereka
hanya mendamba rejeki-rejeki ukhrawi. Para Al ‘Arif Billah merumuskan
rejeki jenis ini dalam empat hal. Jika seseorang diberi ke-empat hal itu, maka
tak terhalang darinya empat hal yang menyertainya.
Ihwal pertama, siapa yang dikehendaki Allah diberi rejeki berupa
pertolongan untuk berdoa, maka orang itu tiada terhalang dari keterkabulan Zat
Yang Maha Memberi.
Allah
berwasiat, Mintalah kepada-Ku, niscaya aku kabulkan permintaanmu. Namun
ingatlah pesanku, jika engkau meminta sesuatu, Allah bisa memberi lebih cepat
dari ucapan doamu. Dia juga berkuasa menunda pengabulan apa yang engkau
pintakan. Dia juga bisa memberi yang lebih baik dari yang engkau harapkan. Dia
juga berhak tidak memberimu apa-apa, demi sempurnanya kedudukanmu di sisi-Nya
kelak.
Jangan
engkau bosan meminta, sebab bisa jadi Allah sangat menyukai merdunya suara
munajatmu. Jangan pernah berhenti berdoa, sebab bisa jadi terhentinya
permohonanmu merupakan tanda tiadanya hak bagimu atas keinginanmu.
Ihwal yang ke-dua, barang siapa diberi rejeki oleh Allah dalam bentuk istighfar,
ia tidak terhalang dari ampunan Zat Yang Maha Mengampuni.
Ingatlah
bahwasannya manusia diciptakan dalam keadaan lemah. Hanya Nabi Yang Sempurna
yang bisa luput dari kesalahan dan dosa. Rasullullah berwasiat agar kita
senantiasa memetik buah ilmu, yakni takut kepada Allah. Beliau juga bersabda
bahwa takut akan dosa itu membakar syahwat, seperti api membakar alang-alang.
Jika Munajat mencegah manusia dari merasa cukup akan bantuan Allah, maka
Istighfar mengajari manusia untuk rendah hati di hadapan-Nya.
Perihal ke-tiga, siapa saja yang diberi rejeki berupa rasa syukur, maka ia
tidak terhalang dari tambahan nikmat. Sebagaimana firman-Nya, Seandainya
kalian bersyukur, sungguh akan Aku tambah nikmat itu untuk kalian.
Ingatlah,
syukurmu menunjukkan siapa dirimu, siapa Tuhanmu. Nabiyullah SAW adalah pribadi
yang paling mulia karena rasa syukurnya. Beliau selalu berdoa agar menjadi
hamba yang paling bersyukur di antara hamba-hamba-Nya. Beliau bersabda bahwa, Al
Hamd adalah pakaian Ar Rahman. Dan orang-orang yang bersyukur berada
di bawah panji-panji Al Hamadun (orang yang selalu bersyukur) di
hari kemudian. Rasulullah juga berwasiat agar kita mengumpulkan hati yang
selalu bersyukur sebagi ganti mengumpulkan harta.
Perihal ke-empat, siapa yang diberi rejeki oleh Allah berupa tobat, orang
tersebut tidak terhalang dari kembali. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat. Dia
sangat menyukai orang-orang yang kembali.
Ketahuilah
bahwa fitrah manusia adalah sebagai ahli surga. Jika dosa karena maksiat
menjauhkan manusia dari fitrahnya, maka tobat adalah satu-satunya jalan untuk
kembali. Nabiyullah SAW bersabda, bahwa orang-orang yang bertobat adalah
kekasih Allah. Orang yang bertobat dari dosa bagaikan orang yang tidak
mempunyai dosa. Beliau juga bersabda, bahwa penyesalan adalah tebusan dari
dosa. Rasul tercinta mewasiatkan, agar paling tidak, kita bertobat tujuh puluh
kali sehari.
Inilah
rejeki yang sejati, yang berlaku di kalangan orang-orang khusus, para Nabi dan
para Wali, ahli hikmah dan ahli ibadah. Rejeki bagi orang-orang awam adalah
bencana dan cobaan bagi mereka. Harta kekayaan dan kekuasaan adalah ujian dari
Allah semata.
Betapa anehnya kalian ini ! Hei keledai yang berjalan menuju
lobang-lobang bencana ! Serangga-serangga yang mendatangi nyala api !
Lidah Wali, Pondok Pesantren Roudlotul
Fatihah Jogjakarta
Posting Komentar