Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Adab Berdzikir (1)

Adab Berdzikir (1)

Berdzikir mempunyai adab-adab tertentu, baik  sebagai penghantar, sesudah, atau ketika pelaksanaannya. Ada adab yang bersifat lahiriah dan ada pula yang bersifat batiniah.

Adab Pengantar
 
Sebelum meiaksanakan dzikir, sebaiknya sang salik terlebih dulu bertobat, membersihkan jiwa dengan riyadhoh (olah) rohani, melembutkan sirr (batin) dengan menjauhkan dan dengan kaitan hati dengan makhluk, memutuskan segaia penghaiang, memahami ilmu-ilmu agama, dan mempelajari syarat rukun dalam fardlu 'ain, mempertegas tujuan-tujuuan luhur sebagai spirit tahapan utamanya, yang bersifat syar'i. Ia juga harus memilih dzikir yang sesuai dengan kondisi batinnya. 

Setelah itu, barulah ia berdzikir dengan tekun dan terus menerus.

Di antara adab yang perlu diperhatikan yaitu hendaknya ia memakai pakaian yang halal, suci, dan wangi. Kesucian batin bisa terwujud dengan memakan makanan yang halal. Dzikir  waiau pun bisa melenyapkan bagian-bagian yang berasal dari makanan haram, tetapi manakaia batinnya sudah kosong dari yang haram atau syubhat, maka dzikir tersebut akan lebih mencerahkan qalbu. 

Namun, jika dalam batinnya masih terdapat sesuatu yang haram, ia terlebih dahulu akan dicuci dan dibersihkan oleh dzikir. Pada kondisi tersebut, fungsi dzikir sebagai penerang qalbu menjadi sifatnya lebih lemah. Ibarat air yang dipergunakan untuk mencuci sesuatu yang terkena najis, najisnya akan hilang. Tetapi, pada saat yang sama ia tak bisa membuat benda yang terkena najis tadi menjadi lebih bersih.

Oleh karena itu, sebaiknya ia dicuci uiang sehingga ketika benda yang dicuci itu teiah bersih dari najis, ia akan bertambah cemerlang dan bersinar ketimbang saat dicuci pertama kali. Demikian puia saat dzikir turun ke dalam qalbu. Kaiau qalbu tersebut geiap, dzikir akan membuatnya terang. Tetapi, kaiau qalbu tersebut sudah terang, dzikir akan membuatnya jauh lebih terang.

Adab Penyerta

Ketika dzikir dilaksanakan hendaknya disertai niat ikhlas. Majelis tempat dzikirnya diberi aroma wewangian untuk para maiaikat dan jin. Ketika duduk hendaknya bersila menghadap kibiat, biia berrdzikir sendirian. Tetapi, kaiau bersama-sama, hendaknya ia berdzikir dalam lingkungan majelis. Seianjutnya telapak tangannya diletakkan di atas paha dan matanya dipejamkan seraya terus menghadap ke depan. 

Sebagian Ulama berpandangan, jika ia berada di bawah bimbingan seorang syekh (Mursyid), ia membayangkan sang syekh sedang berada di hadapannya. Sebab, ia adalah pendamping dan pembimbing dalam meniti jalan rohani. Selain itu, hendaknya qalbu dan dzikirnya itu dikaitkan dengan orientasi sang syekh disertai keyakinan bahwa semua itu bersambung dan bersumber dari Nabi saw. Sebab, syekhnya itu merupakan wakil Nabi saw.
(Namun sejumlah Ulama Thariqah Sufi melarang membayangkan wajah syeikh, karena apa pun seorang syeikh atau Mursyid kategorinya tetap makhluq. Di dalam Al-Qur'an disebutkan, "Kemana pun engkau menghadap, maka di sanalah Wajah Allah (wajhullah)." Bukan wajah makhluk. Dikawatirkan pula, jika di akhir hayat seseorang, yang tercetak dalam bayangannya adalah wajah makhluk, para Ulama Sufi mempertanyakan, apakah ia secara hakiki husnul khotimah atau su'ul khotimah? 

Ketika membaca La Ilaaha Illalloh dengan penuh kekuatan disertai pengagungan. Ia naikkan kalimat tersebut dari atas pusar perut. Ialu, dengan membaca Laa Ilaaha hendaknya ia berniat melenyapkan segaia sesuatu seiain Allah swt, dari qalbu. Dan ketika membaca Illalloh, hendaknya ia menghujamkan ke arah jantung, agar Illalloh tertanam dalam qalbu, kemudian mengalirkan ke seluruh tubuh serta menghadirkan dzikir dalam qalbunya setiap saat.




Majalah Cahaya Sufi
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger