Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul SAW ini orang yang
sangat peduli khususnya kepada fuqara’, bagaimana Rasul SAW peduli kepada
orang-orang susah, sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika
Rasul saw sedang shalat dan selepas salam beliau langsung berdiri dan keluar
dari shaf shalat, nah dalam hadits ini ada dua dalil yang bisa kita ambil,
dalil yang pertama Rasulullah selepas shalat pasti berzikir dulu kenapa? karena
ketika Rasul SAW selesai salam langsung keluar, maka para sahabat bertanya : “
ada apa Ya Rasulullah kok terburu-buru?” Rasulullah tidak menjawab terus
keluar dari shaf shalat, menunjukkan bahwa Rasul SAW selepas shalat berzikir
dulu. Kalau zaman sekarang orang yang mengatakan Rasulullah itu selepas shalat
tidak berzikir , jadi berzikir selepas shalat itu hukumnya bid’ah? maka
tentunya ia bertentangan dengan hadits ini.
Rasulullah SAW terus keluar tidak ikut berzikir bersama jama’ah selepas
salam selesai shalat, ditanya tidak jawab, tidak lama kemudian beliau berjumpa
dengan para sahabat, ditanya oleh para sahabat “ Ya Rasulullah tadi engkau
terburu-buru, kenapa? seakan-akan ada sesuatu yang membuatmu terkejar-kejar
selepas salam tanpa zikir dan doa langsung keluar meninggalkan shaf shalat “, maka
Rasul SAW berkata: “tadi aku selepas salam teringat ada butiran kecil
daripada perak kusimpan di rumah lupa belum ku sampaikan kepada orang yang
berhak, belum ku sedekahkan”.
Mungkin kalau kita sekarang sebutir kecil
perak itu harganya hanya lima ratus atau seribu rupiah. Selepas salam teringat
kalau itu belum disedekahkan kepada fuqara’ maka keluar dari shalatnya
terburu-buru, demikian indahnya budi pekerti Nabi Muhammad SAW, kalau sudah
urusan hak para fuqara’ beliau tidak akan melambatkannya tetapi segera
terburu-buru menyelesaikannya, padahal sebutir kecil perak saja, apalagi kalau
emas atau uang yang banyak.
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bagaimana indahnya budi pekerti Nabi
kita Muhammad SAW, ketika Rasul SAW didatangi seorang wanita yang membawa
sebuah kain dan ia berkata ini aku tenun sendiri pakaian ini supaya engkau
pakai wahai Rasulullah, maka Rasul SAW menerimanya dengan gembira dan senang,
maka Rasulullah berterima kasih, dan wanita itu pergi kemudian Rasulullah pakai
kain itu. Saat kain itu dipakai datang orang lain bersama para sahabat dan satu
orang berkata : aku minta pakaian ini Ya Rasulullah, para sahabat lain marah
mendengar hal itu, orang ini tidak punya akhlak kenapa? lagi di pakai oleh
Rasul SAW diminta, pertama tidak punya akhlak kepada Rasul SAW, kedua lebih
marah lagi karena mereka tahu bahwa Rasulullah tidak pernah menolak permintaan
orang yang meminta kepadanya, tidak pernah mengatakan tidak,
مَا
سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ شَيْئًا قَطٌّ فَقَالَ لَا
“ Tidaklah sesekali Rasulullah dimintai sesuatu kemudian berkata “
Tidak”. (shahih Bukhari)
Selalu memberi, inilah Rasul SAW. Minta kepada orang yang tidak pernah
menolak maka keterlaluan sekali kata sahabat kira-kira berkata seperti itu.
Maka Rasul pun membukanya dan memberikannya. Maka para sahabat lain marah
kepada orang itu dan sahabat berkata : tidak punya adab kamu ini, Rasulullah
lagi pakai kau memintanya, maka orang itu berkata : bukan itu yang ku inginkan
wahai sahabatku tapi aku ingin dikafani dengan pakaian yang telah di sentuh
oleh tubuh Nabi Muhammad SAW, demikian riwayat Shahih Al Bukhari . Maka
ketika orang itu wafat ia dikafani dengan kain itu, karena ia ingin dikafani
dengan pakaian yang sudah bersentuhan dengan kulitnya Nabi Muhammad SAW.
Manusia yang budi pekertinya paling indah dan Rasul SAW bersabda :
أَحَبُّكُمْ
إِلَيَّ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا
“ Orang yang paling kucintai di antara kalian adalah orang yang paling
bagus budi pekertinya” (Shahih Bukhari).
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar