Menentang Alloh atas taqdir yang telah ditentukan-Nya
berarti kematian
agama, kematian tauhid, bahkan kematian tawakal dan keikhlasan. Ciri hati
seorang mu’min yang telah memiliki Qolbun Sailim disaat menerima taqdir Alloh,
didalam hatinya tidak mengenal kata “mengapa”, “kenapa”, atau “bagaimana”,
tetapi “baik”.
Nafsu memang mempunyai watak suka menentang, barangsiapa
ingin memperbaikinya, hendaklah ia harus tekun melatihnya hingga aman dari
kejahatannya. Pada saat itu nafsu telah tenang, hilang kejahatannya dan tidak
berhubungan dengan mahluk, ia berjalan tanpa keinginan dan hatinya menjadi
tenang.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang ridho (puas) dan di ridhoi-Nya“. [QS.Al-Fajr :
27-28]
Bersabarlah dalam menunggu pertolongan dan kemenangan,
bersabarlah bersama Alloh, sadarlah selalu kepada-Nya dan jangan melupakan-Nya.
Janganlah kalian sadar setelah kalian mati, karena sadar setelah mati
sedikitpun tidak berguna bagi kalian.
Jadikanlah diri kalian hanya untuk Alloh, sebagaimana para
nabi, para Rosul, Aulia dan orang-orang sholeh untuk-Nya, sehingga kalian akan
mendapatkan sesuatu sebagaimana yang telah mereka dapatkan. Jika kalian
menginginkan Alloh bersamamu, maka sibukanlah diri kalian dengan menaati-Nya,
sabar bersama-Nya, serta ridho akan perbuatan-Nya terhadap kalian.
Wahai salikin, nasihatilah dirimu terlebih dahulu, barulah
kemudian menasihati orang lain. Celakalah engkau, engkau ingin menyelamatkan
orang lain sedangkan dirimu sendiri dalam keadaan buta. Bagaimana orang buta
dapat menuntun orang lain? Yang bisa menuntun manusia hanyalah orang yang bisa
melihat, yang bisa menuntun manusia kepada Alloh hanyalah mereka yang telah
ma’rifat pada-Nya. Engkau harus mencintai Alloh dan beramal hanya kepada-Nya,
bukan kepada selain-Nya, hanya takut kepada Alloh,bukan kepada selain-Nya. Ini
semua adalah ungkapan hati, bukan hanya di lidah. Lidahmu Tauhid tetapi hatimu
MUNAFIQ !!! Lidahmu bersyukur, tetapi hatimu kufur, lidahmu mengikrarkan cinta
kepada Alloh, tetapi hatimu selingkuh dengan selain-Nya. Bertaubatlah, hentikan
semua kemunafiqan ini!!.
Alloh berfirman didalam hadits qudsi : “Wahai anak
Adam, setiap saat kebaikan-Ku turun kepadamu sedangkan keburukanmu naik
kepada-Ku”
Celaka, engkau mengaku hamba Alloh, tetapi tunduk kepada
selain Alloh, merasa takut kehilangan mahluk, bersedih ketika mahluk dan dunia
hilang darimu, dan berharap semuanya dikembalikan padamu. Engkau masih juga
melihat sebab, tidak melihat siapa yang menjadikan sebab, engkau masih juga
menyalahkan orang lain yang telah menghilangkan dunia dan mahluk dari tanganmu,
hatimu buta, tidak meyakini bahwa Alloh lah yang Maha Pencemburu yang telah
menghilangkan semuanya dari sisimu agar engkau tidak berselingkuh dengannya,
kenapa engkau tetap berikrar mencintai Alloh kalau masih merasa sedih
ditinggalkan mahluk? Dimana letak tauhidmu? Engkau telah menjadi penyembah
mahluk ! Tinggalkanlah bersekutu dengan mahluk, tauhidkanlah Alloh, Dialah
pencipta segala sesuatu, seluruhnya ada dalam genggaman-Nya.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
kepada Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus”. [QS.Al-Bayinah : 5]
Wahai salikin, tidurlah dalam pelukan taqdir, berbantakan
sabar, berselimut pasrah, sambil terus beribadah menantikan pertolongan Alloh
swt, niscaya Alloh akan melimpahkan karunia yang tidak kamu duga. Menyerahlah
pada ketentuan Alloh, engkau akan meminum dari lautan ilmu-Nya, berbahagia
dengan sentuhan rahmat-Nya. Sungguh keadaan ini hanya diberikan kepada satu
diantara jutaan orang.
Kemarilah, mendekatlah kepadaku, pasrahkan jiwa ragamu, aku
akan membawa kalian menuju padaNya dengan izin-Nya. Kepasrahanku kepada
perbuatan Alloh pada diriku, telah membuatku semakin dekat dengan Dzat yang
Maha menentukan, aku ingin sekali mengajak kalian kepada-Nya dan merasakan apa
yang aku rasakan saat bersama-Nya. Ikutilah para kekasih Alloh, karena hanya
dengan ketentuan dan perbuatan Alloh lah mereka berbicara dan berbuat. Alloh
yang telah menggerakan lidah mereka berbicara untuk menyampaikan segala
pesan-Nya.
Abah Furqon
Posting Komentar