Sesungguhnya semenjak dahulu, para nabi dan ahli hikmah
sangat menekankan pentingnya perilaku zuhud dalam setiap dakwah mereka. Karena
mereka tahu bahwa kenikmatan dunia hanya akan menutupi cahaya iman dalam diri
setiap mukmin seperti mendung kelabu yang menutupi cahaya matahari disiang
hari. Padahal, apabila cahaya iman tersebut bersinar terang tanpa penghalang,
niscaya ia akan memandang hakekat segala sesuatu dan Allah akan mengalirkan
ilmu-ilmu laduni
kepadanya. Maka hapuskanlah sekat-sekat penghalang tersebut dengan meninggalkan
dunia. Asal tahu saja, apabila kamu tidak meninggalkan dunia, maka dunia itulah
yang akan meninggakanmu.
Dunia ini ibarat bayang-bayang. Jika kamu meninggalkannya,
maka ia pasti mengejarmu. Dan apabila kamu mengejarnya, maka ia pasti berlari
meninggalkanmu. Suatu kali Rasulullah berseru, “Wahai dunia, barang siapa
berkhidmat kepadaku maka berkidmatlah kamu kepadanya, dan barang siapa
berkhidmat kepadamu maka jadikanlah ia khadam (budak)-mu.”
Tidak kurang dari seratus ayat dalam Kitabullah yang
mencela dunia dan mewanti-mewanti kita agar senantiasa menjahui kenikmatannya.
Tak terhitung berapa hadits Rasulullah yang menghinakan dunia. Dan tak
bosan-bosannya para salaf soleh dari dahulu hingga kini memperingatkan kita
akan bahaya dunia. Maka sekiranya cukup bagi kita semua itu sebagai bahan
pemikiran dan penyikapan.
Ketahuilah, apabila kamu berusaha menapaki jejak para salaf
dengan kesungguhan hati dan niat yang baik, maka tidak mustahil kamu akan
meraih segala sesuatu yang dahulu mereka raih. Semua atas kehendak Allah
SWT Yang Maha Kekal masih bersama kita sebagaimana dahulu bersama mereka. Yang
Maha Pemberi masih senantiasa bermurah hati. Sesungguhnya Allah memiliki
anugerah-anugerah yang berlimpah. Maka, perbanyaklah ketaatan dan amalan-amalan
yang baik. Mendekatlah diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah sunnah disertai
anggapan bahwa ibadahmu tersebut masih jauh dari sempurna. Jangan pernah
beranggapan bahwa ibadah-ibadahmu sudah banyak. Sebab amalan sedikit yang
disertai tawadhu’ nilainya jauh melimpah, sedangkan amalan yang banyak akan
menjadi sia-sia apabila disertai ‘ujub’ (bangga diri).
Hiasilah perangaimu dengan sifat sabar, kuatkan dirimu
dalam menghadapi cobaan-cobaan, lapangkan dadamu kepada setiap muslim dan
berusahalah meredam amarahmu sewaktu akan menghujam. Berbelas kasihlah kepada
semua makhluk Allah. Sebab hanya mereka yang mempunyai sifat kasih yang akan
dirahmati oleh Allah. Dan jika kamu berbelas kasih kepada makhluk Allah yang
ada di bumi, maka seluruh makhluk Allah yang ada di langit akan berbelas kasih
kepadamu. Berakhlaklah dengan akhlak Al Qur’an dan teladanilah tingkah
laku Rasulullah SAW. Senantiasalah mensyukuri semua nikmat Allah yang
dikaruniakan kepadamu. Sebab dengan mensyukurinya kamu akan memperoleh tambahan
yang berlipat dan kamu akan terhindar dari azab-Nya baik di dunia maupun kelak
di akhirat.
Dan faktor terpenting yang akan menjadikanmu seorang hamba
yang pandai bersyukur adalah kesediaanmu menyisihkan sebagian umurmu untuk
menuntut ilmu. Sebab hanya dengan ilmu seseorang akan menyadari darimana datangnya
nikmat itu untuk kemudian mensyukurinya. Ibnu Ruslan mendendangkan syair,-
فَالْعِلْمُ اَسْنىٰ سَائِرِالاَعْمَالِ * وَهُوَ دَلِيْلُ اْلخَيْرِ وَاْلاِفْضَالِ
“Maka ilmu adalah dasar dari semua amal
baik, dan merupakan petunjuk bagi kebaikan dan keutamaan”
Dan ilmu yang paling bermanfaat menurut syariat adalah ilmu
yang nantinya akan menyertaimu di alam kubur seperti yang dikemukakan “Hujjatul Islam” Imam Ghazali.
Dalam
kitab Ihya’nya, ia mengungkapkan, “Ketahuilah bahwasanya ilmu yang bermanfaat
di akhirat yang akan membersihkan dirimu dari dosa-dosa kelak bukanlah ilmu
tentang perdagangan, memandikan mayit, atau talak. Bukan pula ilmu tentang lafadz ataupun mantiq, namun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bakal menyertaimu di
dalam kubur, yaitu ilmu tauhid, ma’rifah, mahabbah, juga ilmu akhlak, tahu diri
serta zuhud di dunia.”
Maka tuntutlah ilmu itu beserta dalil-dalilnya baik yang naqli maupun yang aqli dengan sungguh-sungguh.
Apabila berhasil, maka kamu akan memperoleh kebaikan-kebaikan yang melimpah,
kamu akan dengan mudah membersihkan dirimu dari kotoran-kotoran ma’nawi
sehingga kemesraan (uns)-mu bersama Allah menjadi lebih sempurna. Sesungguhnya tidak ada yang
dapat membersihkan diri kita melebihi ilmu. Semakin kokoh dasar ilmu yang kita
peroleh, semakin terang cahaya (nur ilahi) yang kita dapatkan. Tak ada
kemuliaan yang dapat diraih kecuali dengan ilmu
Habib Muhsin bin Alwi Assegaf
Posting Komentar