Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Dunia Dalam Perspektif Salaf (2)

Dunia Dalam Perspektif Salaf (2)

Sesungguhnya semenjak dahulu, para nabi dan ahli hikmah sangat menekankan pentingnya perilaku zuhud dalam setiap dakwah mereka. Karena mereka tahu bahwa kenikmatan dunia hanya akan menutupi cahaya iman dalam diri setiap mukmin seperti mendung kelabu yang menutupi cahaya matahari disiang hari. Padahal, apabila cahaya iman tersebut bersinar terang tanpa penghalang, niscaya ia akan memandang hakekat segala sesuatu dan Allah akan mengalirkan ilmu-ilmu laduni kepadanya. Maka hapuskanlah sekat-sekat penghalang tersebut dengan meninggalkan dunia. Asal tahu saja, apabila kamu tidak meninggalkan dunia, maka dunia itulah yang akan meninggakanmu.

Dunia ini ibarat bayang-bayang. Jika kamu meninggalkannya, maka ia pasti mengejarmu. Dan apabila kamu mengejarnya, maka ia pasti berlari meninggalkanmu. Suatu kali Rasulullah berseru, “Wahai dunia, barang siapa berkhidmat kepadaku maka berkidmatlah kamu kepadanya, dan barang siapa berkhidmat kepadamu maka jadikanlah ia khadam (budak)-mu.”

Tidak kurang dari seratus ayat dalam Kitabullah yang mencela dunia dan mewanti-mewanti kita agar senantiasa menjahui kenikmatannya. Tak terhitung berapa hadits Rasulullah yang menghinakan dunia. Dan tak bosan-bosannya para salaf soleh dari dahulu hingga kini memperingatkan kita akan bahaya dunia. Maka sekiranya cukup bagi kita semua itu sebagai bahan pemikiran dan penyikapan.

Ketahuilah, apabila kamu berusaha menapaki jejak para salaf dengan kesungguhan hati dan niat yang baik, maka tidak mustahil kamu akan meraih segala sesuatu yang dahulu  mereka raih. Semua atas kehendak Allah SWT Yang Maha Kekal masih bersama kita sebagaimana dahulu bersama mereka. Yang Maha Pemberi masih senantiasa bermurah hati. Sesungguhnya Allah memiliki anugerah-anugerah yang berlimpah. Maka, perbanyaklah ketaatan dan amalan-amalan yang baik. Mendekatlah diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah sunnah disertai anggapan bahwa ibadahmu tersebut masih jauh dari sempurna. Jangan pernah beranggapan bahwa ibadah-ibadahmu sudah banyak. Sebab amalan sedikit yang disertai tawadhu’ nilainya jauh melimpah, sedangkan amalan yang banyak akan menjadi sia-sia apabila disertai ‘ujub’ (bangga diri).

Hiasilah perangaimu dengan sifat sabar, kuatkan dirimu dalam menghadapi cobaan-cobaan, lapangkan dadamu kepada setiap muslim dan berusahalah meredam amarahmu sewaktu akan menghujam. Berbelas kasihlah kepada semua makhluk Allah. Sebab hanya mereka yang mempunyai sifat kasih yang akan dirahmati oleh Allah. Dan jika kamu berbelas kasih kepada makhluk Allah yang ada di bumi, maka seluruh makhluk Allah yang ada di langit akan berbelas kasih kepadamu. Berakhlaklah dengan akhlak Al Qur’an  dan teladanilah tingkah laku Rasulullah SAW. Senantiasalah mensyukuri semua nikmat Allah yang dikaruniakan kepadamu. Sebab dengan mensyukurinya kamu akan memperoleh tambahan yang berlipat dan kamu akan terhindar dari azab-Nya baik di dunia maupun kelak di akhirat.

Dan faktor terpenting yang akan menjadikanmu seorang hamba yang pandai bersyukur adalah kesediaanmu menyisihkan sebagian umurmu untuk menuntut ilmu. Sebab hanya dengan ilmu seseorang akan menyadari darimana datangnya nikmat itu untuk kemudian mensyukurinya. Ibnu Ruslan mendendangkan syair,-

فَالْعِلْمُ اَسْنىٰ سَائِرِالاَعْمَالِ * وَهُوَ دَلِيْلُ اْلخَيْرِ وَاْلاِفْضَالِ

“Maka ilmu adalah dasar dari semua amal baik, dan merupakan petunjuk bagi kebaikan dan keutamaan”

Dan ilmu yang paling bermanfaat menurut syariat adalah ilmu yang nantinya akan menyertaimu di alam kubur seperti yang dikemukakan “Hujjatul Islam” Imam Ghazali. 

Dalam kitab Ihya’nya, ia mengungkapkan, “Ketahuilah bahwasanya ilmu yang bermanfaat di akhirat yang akan membersihkan dirimu dari dosa-dosa kelak bukanlah ilmu tentang perdagangan, memandikan mayit, atau talak. Bukan pula ilmu tentang lafadz ataupun mantiq, namun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bakal menyertaimu di dalam kubur, yaitu ilmu tauhid, ma’rifah, mahabbah, juga ilmu akhlak, tahu diri serta zuhud di dunia.”

Maka tuntutlah ilmu itu beserta dalil-dalilnya baik yang naqli maupun yang aqli dengan sungguh-sungguh. Apabila berhasil, maka kamu akan memperoleh kebaikan-kebaikan yang melimpah, kamu akan dengan mudah membersihkan dirimu dari kotoran-kotoran ma’nawi sehingga kemesraan (uns)-mu bersama Allah menjadi lebih sempurna. Sesungguhnya tidak ada yang dapat membersihkan diri kita melebihi ilmu. Semakin kokoh dasar ilmu yang kita peroleh, semakin terang cahaya (nur ilahi) yang kita dapatkan. Tak ada kemuliaan yang dapat diraih kecuali dengan ilmu



Habib Muhsin bin Alwi Assegaf
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger