Allah menciptakan dunia dan akhirat sebagai
pilihan bagi manusia. Dan dengan perangkat akal –yang disertai petunjuk- cukup
kiranya bagi manusia untuk berpikir, manakah yang harus dahulukan untuk
dipilih. Jika manusia memilih dunia, maka akan seperti apa yang dimaksud dalam
ayat :
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang,
maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang
yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (Al-Isra’ : 18).
Yang dimaksud “kehidupan sekarang” dalam ayat di
atas adalah”dunia”. Jadi Allah sangat mampu mendatangkan nikmat bagi hamba-Nya
untuk dinikmati seluruhnya di dunia. Asal orang tersebut adalah yang
dikehendaki.Tapi setelah semua nikmat dihabiskan di dunia, maka Allah akan
memasukkannya ke neraka dalam keadaan yang hina.
Perlu diingat, kalimat di atas menggunakan kata
“menghendaki”. Jadi siapa saja yang baru menghendaki kehidupan dunia, sudah
disiapkan neraka baginya, apalagi orang-orang yang berjalan mencari dunia? Tentu
jelaslah kemana tempat mereka akan kembali kelak.
Dan jika manusia memilih akhirat, maka sesuai
dengan ayat :
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan
akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah
mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya diterima dengan baik.”
(Al-Isra’ : 19).
Yang perlu diingat adalah untuk urusan akhirat,
bukan hanya cukup dengan “kehendak” atau “keinginan” saja. Namun butuh
menjalankan diri menuju akhirat, yaitu dengan iman dan amal shaleh. Jika hal
ini telah terkumpul (keinginan, iman, dan amal shaleh) maka orang tersebut
menjadi orang yang sangat beruntung dan berhak mendapat acungan jempol.
Dan kerugianlah bagi orang yang mengutamakan
dunia sehingga melupakan akhirat, tidak beriman atau beriman tapi tidak beramal
shaleh. Semua berada dalam kerugian. Dan sungguh beruntung bagi orang-orang
yang berkehendak akhirat, beriman, dan mau beramal shaleh.
Monggo-monggo disyukuri kenikmatan Allah atas iman, keinginan pada akhirat dan amal shaleh.
Ust. Muhammad Hasyim (Disarikan dari kitab
Risalah Adubu Sulukil Murid karya Al-Habib Abdillah bin Alawi Al-Haddad)
Posting Komentar