Berdakwah adalah tugas suci yang menjadi tugas para Nabi
beserta pengikut-pengikutnya. Allah SWT befirman kepada Nabi Muhammad SAW dalam
Al-Qur’an:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي
Katakanlah wahai Muhammad : “Inilah jalan (agama) ku,
aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, (Q.S. Yusuf/ 108).
Di dalam berdakwah, harus membekali diri terlebih dahulu.
Apakah mampu dalam berdakwah kepada orang-orang yang melanggar agama.
Artinya
jika yakin bahwa akan kekuatan iman dirinya dan aman akan pengaruh orang-orang
yang melanggar, maka itu menjadi perkara yang sangat baik.
Akan tetapi jika
masih meragukan kekuatan imannya serta kekokohan dirinya atas pengaruh, maka
jangan sekali-kali berspekulasi atas keselamatan dirinya, karena bisa jadi
bukan ia yang merubah mereka yang melanggar, akan tetapi ia yang berubah
menjadi orang yang tidak baik. Apalagi jika meyakini dirinya akan terpengaruh,
maka hal itu bukanlah hal yang bijak.
Sama halnya dengan seorang dokter yang
mengobati orang terkena penyakit kudis atau penyakit menular lainnya. Ia pasti
mengantisipasi agar tidak tertular dengan cara memakai sarung tangan atau obat
yang bisa mematikan bakteri. Namun jika bukan seorang dokter, maka jangan
sekali-kali untuk mengobatinya, karena bisa jadi orang yang sakit sembuh tapi
ia tertular penyakitnya.
Atau sama dengan menolong orang yang tenggelam di
lautan, jika dia sebagai perenang yang hebat maka sangatlah baik menyelamatkan
orang tersebut. Namun jika dia bukan perenang yang hebat atau bahkan tidak bisa
berenang sama sekali, maka jangan sekali-kali berusaha untuk menolongnya,
karena bisa jadi orang itu selamat sedangkan dia tenggelam di lautan.
Ringkasnya selamatkan diri anda kemudian keluarga anda, lalu
orang lain.
Habib Taufiq Bin Abd Qadir Assegaff
Posting Komentar