Di dalam Al
Wasith, Juz : 1, Hal : 1542. Al Bayan, Juz : 4 hal : 5253. Al Majmu’, Juz : 2
Hal : 5504. Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 155. Bughyatul Mustarsyidin, Hal :
156. Fathul Jawad, Hal : 447. Hasyiyah al Rosyidi Al Fathil jawad, hal : 44
dijelaskan
Pendapat
pertama :
Menghukumi najis
kotoran ikan, seperti yang dikemukakan oleh Syeh Abu Hamid,.Al Qodhi Abit
Thoyyib menambahkan jika kotoran ikan dihukumi suci maka jika ikan tersebut
digoreng tanpa dikeluarkan kotorannya minyak goreng tersebut dihukumi
mutanajjis. Pendapat yang menghukumi najisnya kotoran ikan adalah pendapat
yang ashoh menurut Syeh Al Buroihami. Menurut Imam Nawawi ini adalah
pendapat yang diakui dalam madzhab.Ulama Iraq dan sebagian golongan ulama’
Khurosan juga mengikuti pendapat ini, sedangan sebagian ulama’ khurosan
meriwayatkan satu pendapat yang lemah bahwa kotoran ikan hukumnya suci.
Sedangkan
menurut pendapat yang kedua :
Kotoran ikan
dihukumi suci, salah satu alasan yang dikemukakan oleh pendukung pendapat
ini adalah bahwa jikabangkainya dihukumi suci,maka kotorannya pun tentu
dihukumi suci, karena dalam bangkai pun tentu adakotorannya. Imam Ibnu Hajar,
Imam Ziyad dan Imam Ar Romli dan ulama’ lainnya juga menyepakati ketetapan
hukum bahwa kotoran yang terdapat pada ikan-ikan kecil dihukumi suci dan boleh
dimakan,karena itu benda-bendayang terkena kotoran tersebut seperti minyak
goreng tidak najis bila terkena kotoran ikan tersebut.Bahkan menurut Imam Ar
Romli hukum ini juga berlaku bagi ikan yang besar. Penulis kitab Al Ibanah
menilai pendapat yangmenghukumi suci kotoran ikan adalah pendapat yang
Ashoh,bahkan Imam Al Rosyidi menganggap bahwa pendapat yang
menghukumi najis kotoran ikan adalah pendapat yang lemah, dan mengklaim
bahwa pendapat yang menghukumi suci kotoran ikan adalah pendapat yang
mu’tamad. Wallohu A’lam.
Menurut
mayoritas ulama' madzhab syafi'i kotoran ikan hukumnya najis. Imam Nawawi
menyatakan bahwa ini adalah pendapat yang diakui dalam madzhab Syafi'i.
Sedangkan menurut sebagian ulama' kotoran ikan dihukumi suci, karena itu
benda-benda yang terkena kotoran tersebut seperti minyak goreng tidak najis
bila terkena kotoran ikan tersebut. Penulis kitab Al Ibanah menilai pendapat
yang menghukumisuci kotoran ikan adalah pendapat yang Ashoh,bahkan Imam Al
Rosyidi mengklaim bahwa pendapat yang menghuumi suci kotoran ikan adalah
pendapat yang mu’tamad.
Mengacu pada
perbedaan pendapat diatas. Apabila mengikuti pendapat yang
mengatakan kotoran ikan dihukumi najis, maka hukumnya diperinci sebagai
berikut ;
1. Apabila
penempatan ikan kedalam kolam atau aquarium tersebut karena ada hajat,
seperti agar ikan tersebut memakan kototan-kotoran yang ada didalam kolam atau
aquarium tersebut maka hukum kotorannya dima'fu (diampuni) , sehingga
air yang berada dalamnya tetap dihukumi suci selama tidak sampai berubah salah
satu sifatnya (bau, rasa dan warna) karena kotoran ikan tadi.
2. Apabila
penempatannya bukan karena ada hajat, hanya sekedar untuk hiasan. maka hukum
kotorannya tidak dima'fu, sehingga air yang ada didalamnya dihukumi
najis (mutanajjis) apabila airnya hanya sedkit (kurang dari 2 kulah). Sedangkan
apabila airnya banyak (2 kulah atau lebih) maka airnya dihukumi najis apabila
sampai berubah salah satu sifatnya (warna, bau dan rasa) karena kemasukan
kotoran ikan tersebut, dan tidak dihukumi najis apabila sifat-sifatnya air
tidak sampai berubah.
Sedangkan
apabila kita mengikuti pendapat ulama' yang menghukumi suci kotoran ikan,
tentu saja kotoran tersebut tidak dipermasalahkan, meskipun sifat airnya sampai
berubah. Wallohu a'lam.
Referensi Al
Wasith, Juz : 1, Hal : 154
الثاني روث
السمك والجراد وما ليس له نفس سائلة ففيه وجهان أحدهما نجس طردا للقياس والثاني
أنه طاهر لأنه إذا حكم بطهارة ميتتهما فكأنهما فى معنى النبات وهذه رطوبات فى
باطنها
Al Bayan,
Juz : 4 hal : 525
وأما صاحب
" الإبانة ": فقال: في روث السمك وجهان، كدمه، أصحهما: أنه ليس بنجس.
فعلى هذا: يحل أكله قبل أن يخرج
Al Majmu’,
Juz : 2 Hal : 550
قال المصنف
رحمه الله : وأما سرجين البهائم وذرق الطيور فهو كالغائط في النجاسة لما روى ابن
مسعود رضي الله عنه قال (أتيت النبي صلى الله عليه وسلم بحجرين وروثة فأخذ الحجرين
وألقى الروثة وقال إنها ركس) فعلل نجاسته بأنه ركس والركس الرجيع وهذا رجيع فكان
نجسا ولأنها خارج من الدبر أحالته الطبيعة فكان نجسا كالغائطالشرح : حديث ابن
مسعود رواه البخاري بلفظه وقد سبق أن مذهبنا أن جميع الارواث والدرق والبول نجسة
من كل الحيوان سواء المأكول وغيره والطير وكذا روث السمك والجراد وما ليس له نفس
سائلة كالذباب فروثها وبولها نجسان على المذهب وبه قطع العراقيون وجماعات من
الخراسانيين وحكى الخراسانيون وجها ضعيفا في طهارة روث السمك والجراد وما لا نفس
له سائل
Bughyatul
Mustarsyidin, Hal : 32
فائدة : نقل
عن البريهمي أنه قال فى الأصح أن ذرق السمك والجراد وما يخرج من فيها نجس وفى
الإبانة أنه طاهر
Hasyiyah al
Rosyidi Ala Fathul jawad, Hal : 44
قوله فقال هو
طاهر : معتمد, وقوله تنجس ضعيف
Asnal
Matholib, Juz : 1 Hal : 13
ويعفى عن روث
سمك) فلا ينجس الماء لتعذر الاحتراز عنه (ما لم يغيره) فإن غيره نجسه
Hasyiyah
Al-Bujairomi Alal-Khotib, Juz : 1 Hal : 94
ويعفى أيضا
عن روث سمك لم يغير الماء
حاشية
البجيرميقوله: (عن روث سمك) أي صغير إذا سقط بنفسه أو وضعه فيه لا عبثا
Hasyiyah
Asy-Syarwani Ala Tuhfatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 98
قوله وروث
إلخ) عبارة النهاية وعن روث نحو سمك لم يضعه في الماء عبثا وألحق الأذرعي به ما
نشؤه من الماء الزركشي ما لو نزل طائر، وإن لم يكن من طيور الماء وذرق فيه أو شرب
منه وعلى فمه نجاسة ولم تتخلل عنه اهـ قال ع ش قوله عبثا ومن العبث ما لو وضع فيه
لمجرد التفرج عليه فيما يظهر، وليس منه ما يقع كثيرا من وضع السمك في الآبار
ونحوها لا كل ما يحصل فيها من العلق ونحوه حفظا لمائها عن الاستقذار، وقوله م
ر لم تتحلل عنه مفهومه أنها إذا تحللت ضر، وقياس ما تقدم فيما تلقيه الفئران وفيما
لو وقعت بعرة في اللبن العفو للمشقة اهـ
https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/624601960895949
oleh Ra Shofiyullo hfasisa
Elmahsusi dan Dalalil Ana
Posting Komentar