Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Jangan Tinggalkan Sholat Sunnah

Jangan Tinggalkan Sholat Sunnah

Dan tidak sepatutnya meninggalkan shalat-shalat sunnah, karena itu menjadi penambal bagi shalat-shalat wajib yang kurang sempurna. Shalat wajib adalah modal, sedangkan shalat sunnah adalah keuntungannya. 


Ibadah shalat yang diajarkan kepada kita bukan hanya shalat fardhu, melainkan juga shalat-shalat sunnah, yang jumlahnya justru lebih banyak. Shalat-shalat sun­nah merupakan shalat yang sangat di­anjurkan oleh Rasulullah SAW. Begitu banyak manfaat dan pahala yang dijanji­kan Allah kepada kita apabila kita me­laksanakan shalat sunnah. Sayangnya, banyak di antara kita yang masih lalai untuk mengerjakannya.


Imam Al Ghazali memberikan motivasi kepada kita untuk senantiasa menunaikan shalat-shalat sunnah dengan menyebutkan beberapa di antaranya. Marilah kita perhatikan ke­terangan pengarang berikut ini.



Dan tidak sepatutnya meninggalkan shalat-shalat sunnah, karena itu menjadi penambal bagi shalat-shalat wajib yang kurang sempurna. Shalat wajib adalah modal, sedangkan shalat sunnah adalah keuntungannya.


Ada berbagai macam shalat sunnah. Di antaranya shalat-shalat sunnah yang menyertai shalat-shalat fardhu (sebe­lum­nya atau sesudahnya) dan tidak di­sun­nahkan berjama’ah melakukannya, yang disebut shalat sunnah rawatib. 

Macam yang lain adalah shalat-shalat sunnah yang tidak menyertai shalat-sha­lat fardhu dan disunnahkan berjama’ah melakukan­nya. Ada lima shalat sunnah yang tergo­long kelompok ini, yakni sha­lat ’Idul Fithri, shalat ’Idul Adha, shalat Kusuf, shalat Khusuf, dan shalat Istisqa’. Kemudian ada shalat-shalat sunnah muakkad (sangat ditekankan) yang tidak menyertai shalat fardhu, yakni shalat Tahajjud, shalat Dhuha, dan shalat Tarawih.
 

Di dalam kitab Al-Ihya’, Imam Al-Gha­zali membagi shalat-shalat yang bu­kan far­dhu, yang biasa kita sebut shalat sunnah, ke dalam tiga bagian: sunnah, mustahab, dan tathawwu‘.

Shalat-shalat sunnah ada­lah shalat-shalat yang Nabi selalu melaku­kannya, misalnya shalat rawatib setelah shalat fardhu, juga shalat Dhuha, Witir, dan sebagainya. 

Adapun shalat-shalat musta­hab adalah shalat-shalat yang disebutkan keutamaannya dalam hadits tetapi beliau tidak selalu me­lakukannya setiap hari. Milsalnya, shalat-shalat sunnah pada hari-hari dan malam-malam tertentu, juga sha­lat ke­tika akan keluar rumah atau ketika ma­­suk rumah. 

Sedangkan shalat tathaw­wu‘ adalah shalat yang selain keduanya yang tidak disebutkan dalam hadits, yaitu shalat muthlaq, yang semata-mata di­lakukan seseorang untuk mendekat­kan diri dan munajat kepada Allah, bu­kan me­niatkan shalat-shalat sunnah ter­tentu.


Dan janganlah meninggalkan shalat-shalat sunnah rawatib sebagaimana te­lah diketahui. Jangan pula meninggalkan shalat Dhuha, yakni dengan dua rakaat, empat rakaat, ataupun lebih. 


Dan jangan meninggalkan shalat Tahajjud, jangan pula meninggalkan menghidupkan waktu antara maghrib dan isya dengan shalat sunnah, serta dua rakaat sunnah sebelum shalat Su­buh, karena dua rakaat sunnah Subuh itu nilainya lebih berharga daripada du­nia dan seisinya, yang waktu masuknya ditandai dengan terbitnya fajar sidik, yaitu tersebar, buku yang persegi.





Sumber: Kitab Al-Mursyid Al-Amin, diasuh oleh K.H. Saifuddin Amsir
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger