Kenikmatan dan kegembiraan yang dirasakan lebih besar dari
pada kesenangan yang diperoleh dari mengumbar pandangan itu. Hal Itu disebabkan
karena ia telah mampu mengalahkan musuhnya, dan menundukkan hawa nafsunya. Di
samping itu, tatkala ia mampu membekukan kesenangan dan syahwatnya karena
Allah, dari kesenangan yang menjerumuskan kepada keburukan, maka Allah
menggantinya dengan kenikmatan serta kesenangan yang lebih baik dan sempurna.
Sebagaimana perkataan dari sebagian mereka. “Demi Allah! Kenikmatan menjaga
diri dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, jauh lebih besar dari pada
kenikmatan yang diperoleh dari perbuatan dosa.”
Sehingga tidak disanksikan bahwa seseorang yang mampu
menundukkan hawa nafsunya, maka kesudahannya adalah kegembiraan, kesenangan,
dan kenikmatan yang lebih sempurna dari kenikmatan yang diperoleh jika
mengikuti hawa nafsu tersebut. Maka, oleh sebab ltulah akal lebih menonjol dari
hawa nafsu.
7.Membebaskan hati dari tawanan syahwat.
Karena orang yang layak disebut tawanan adalah orang yang
ditawan oleh syahwat dan hawa nafsunya. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah
pepatah, “Orang yang senantiasa mengumbar pandangannya adalah seorang tawanan.”
Dan ketika syahwat dan hawa nafsu sudah menawan hati
manusia, maka memungkinkan bagi musuh dan rivalnya untuk melancarkan siksaan
kepadanya. Sehingga dia seperti seekor burung yang berada di tangan anak kecil
yang memainkannya sesuka hati.
8. Menutup pintu-pintu neraka Jahannam.
Sesungguhnya pandangan mata adalah pintu syahwat yang
menuju pelaksanaannya. Maka, pengharamannya oleh Allah dan syari’аt-Nya adalah
tabir penghalang untuk mengumbar pandangan. Siapa yang merusak tabir ini, dia
akan berani melanggar larangan tersebut. Dia tidak akan berhenti pada satu
tujuan saja, karena jiwa manusia dalam hal ini tidak menentang tujuan yang
sudah diperoleh, lalu dia ingin mendapatkan kesenangan yang baru lagi. Orang
yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang sudah ada, tidak menolak untuk menerima
sesuatu yang baru, apalagi sesuatu yang baru itu tampak lebih baik dan lebih
indah. Maka menahan pandangan mata bisa menutup pintu ini, yang karenanya
raja-raja tidak mampu mewujudkan apa yang diinginkannya.
9. Menguatkan dan mengokohkan akal
Mengumbar pandangan tentulah tidak akan dilakukan kecuali
orang-orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak memikirkan akibatnya
dikemudian hari. Orang yang cerdik akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan
akibat dari perbuatannya. Andaikan orang yang senantiasa mengumbar pandangam
matanya mengetahui akibat dari perbuatannya itu, pastilah ia tidak akan
mengumbar ptndangan matanya. Seorang penyair berkata,
Orang yang cerdik akalnya
Mereka yang tidak melakukan sesuatu
Hingga dia memikirkan
Akibat yang akan datang
Mereka yang tidak melakukan sesuatu
Hingga dia memikirkan
Akibat yang akan datang
10. Membebaskan hati dari syahwat yang memabukkan dan
kelalaian yang merugikan.
Mengumbar pandangan mata akan mendatangkan kelalaian untuk
mengingat Allah dan hari akhirat serta dapat menjerumuskan ke dalam tawanan
cinta yang memabukkan. Sebagaimana firman Allah, yang menjelaskan tentang orang
yang tertawan oleh rupa dan penampilan,
Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka
terombang-ambing dl dalam kemabukan (kesesatan). (Al-Hijr: 72)
Pandangan mata adalah segelas khamr, sedangkan cinta adalah
rasa mabuk akibat dari meminum khamr tersebut. Dan mabuk cinta Jauh lebih
berbahaya dari pada mabuk karena khamr, sebab mabuk karena khamr bisa sadar
kembali, tetapi orang yang dimabuk cinta Jarang yang bisa sadar kembali,
kecuali jika sudah berada di ambang kematian. Sebagaimana yang dikatakan dalam
sebuah syair,
Mabuk karena nafsu terus berkelanjutan
Jangan harap kesadarannya terbangkitkan
Jangan harap kesadarannya terbangkitkan
Sumber : Kitab Raudhatul Muhibbin (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
Posting Komentar