Manusia memang tidak akan pernah
tahu pasti apa yang akan terjadi esok. Tapi dengan mencermati alam (ayat
kauniah) seseorang bisa memprediksi apa yang akan menimpa dirinya.
Karena, hari kiamat saja ada tanda-tandanya.
”Sesungguhnya
aku ini Nabimu pemberi nasihat da’i yang menyeru kepada jalan Rabbmu. Dengan
izin-Nya. Aku ini bagaikan saudara kalian yang penyayang dan seorang bapak yang
pengasih. Siapa yang terasa teraniaya olehku hendaklah bangkit berdiri sekarang
juga untuk melakukan qishash kepadaku. Sebelum ia melakukanya di hari kiamat.” Sabda Rasulullah SAW setelah yakin
bahwa Allah SWT akan memanggilnya dalam waktu dekat.
Rasulullah mengulangi
ucapannya sampai tiga kali, kemudian tampillah Ukasyah.
“Ibu dan ayahku jadi tebusanmu, ya
Rasulullah, kalau tidak karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya
berbuat sesuatu atas dirimu tidaklah aku berani tampil begini, dulu aku pernah
bersamamu di medan perang Badar. Saat itu untaku berdampingan dengan untamu, lalu
aku turun dari untaku dan menghampirimu, bersamaan dengan itu engkau
mencambuk untamu agar berjalan lebih cepat. Cambukmu itu telah mengenai
lambungku, saya tidak tahu apakah perbuatanmu itu sengaja atau tidak.”
Rasulullah menjawab, “Maha suci
Allah, ya Ukasyah, masa Rasulullah bermaksud memukul engkau dengan sengaja.”
Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengambil cambuk itupun langsung
diserahkan pada Ukasyah. Betapa marahnya Abu bakar dan Umar ra. melihat
perilaku Ukasyah.
” Hai Ukasyah! Kami sekarang berada di hadapanmu , qishash
saja kami berdua, jangan sekali-kali kau pukuli Rasulullah Saw.
“Duduklah kalian berdua. Allah
mengetahui kedudukanmu!” sela Rasulullah Saw.
Hal yang sama juga beliau ucapkan
ketika Ali bin Abi Thalib dan sikembar Hasan dan Husein menawarkan diri untuk
menggantikan dirinya.
“Hai Ukasyah! Pukullah aku jika engkau berhasrat
melakukan qishash.” ucap Rasulullah dengan tegas.
“Ya Rasulullah, sewaktu engkau
memukul aku dulu, kebetulan aku tidak mengenakan selembar baju pun.” Ucapan
Ukasyah itu dijawab Rasulullah dengan membuka bajunya.
Ketika Ukasyah melihat
putih tubuh Rasulullah, ia segera mendekat, memeluk dan mencium punggung
beliau. “Tebusanmu ruhku ya Rasulullah. Siapakah yang tega untuk mengqishash
engkau? Aku sengaja melakukan ini hanya karena berharap agar tubuhku dapat
menyentuh tubuhmu yang mulia, sehingga dengan kehormatanmu itu Allah dapat
menjaga tubuhku dari sentuhan api neraka.” “Wahai para sahabatku, siapa saja
yang ingin melihat penduduk surga, maka lihatlah laki-laki ini.” sabda
Rasulullah.
Kisah masyhur di atas menjadi
menarik untuk diulas ketika begitu banyak pemimpin dunia dengan ringan
melepaskan tanggung jawabnya. Tragisnya, banyak di antara mereka yang ketahuan
boroknya setelah tidak lagi berkuasa. Rakyat yang dulu memuja-muja pun tertipu.
Mereka menuntut mantan penguasa itu agar mempertanggung-jawabkan
perbuatannya. Namun apa lacur, jangankan mau mengaku, mantan penguasa itu malah
gesit berkelit.
Oh, alangkah indahnya hidup ini bila
kita mempunyai pemimipin yang mencintai rakyatnya dan rakyat pun mencintainya.
Siap berbagi rasa, dalam susah dan senang, bersama rakyatnya. Bukan pemimpin
yang enggan bertanggung jawab dengan tega membiarkan rakyat sengsara. Reformasi
total sepenuhnya berada dalam tanggung jawab umat Islam Indonesia, di sini dan
kini…!
Muhammad Alfan (Sleman)
Posting Komentar