Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu perkara yang sangat dianjurkan bagi seorang muslim adalah kontinuitas berdzikir dan berdo’a kepada Allah SWT.
Tiada yang lebih baik dari dzikir dan do’a dalam setiap hembusan
nafas dan detak nadi kita. Bahkan hal itu merupakan jalan untuk menggapai
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat kelak. Hal itu juga merupakan
kunci setiap kebaikan yang diharapkan oleh setiap makhluk-Nya.
Alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub (Ar-Ra’d: 28).
Artinya: “Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Artinya: “Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Akan tetapi terkadang, jiwa malas yang menjelma pada diri
ini seolah bagai aral yang merintangi kita untuk mendapatkan kebahagian hakiki
tersebut. Sehingga seringkali lidah kita kelu dan kaku hanya untuk sekedar
melafalkan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.
Namun, giliran menggibah saudara kita,
tiba-tiba saja lidah ini lancar dan meluncur dengan derasnya
perkataan-perkataan yang sebenarnya dapat menjerumuskan kita kepada jurang api
neraka.
Rasulullah SAW yang diutus oleh Allah SWT kepada kita
mengajarkan sebuah do’a agar kita terhindar dari rasa malas itu. Sehingga
terbitlah dalam jiwa kita pancaran cahaya yang kemudian menggerakkan segenap
orang tubuh untuk bergiat melakukan segala bentuk aktifitas yang bermanfaat
tidak terkecuali aktifitas berdzikir dan berdo’a.
Allahuma inni a’udzu bika minal hammi wal hazani, wa a’udzu
bika minal ajzi wa kasali, jubni wa a’udzu bika minal wa bukhli wa a’udzu bika
min ghalabatiddaini wa qahrirrijal (Do’a Rasulullah).
Artinya, Ya Allah Aku berlindung kepada-Mu dari kemurungan
dan kesusahan, aku berlindung pada-Mu dari kemalasan, dan dari ketakutan dan
kekikiran aku berlindung pada-Mu dari tekanan hutang dan paksaan orang lain.
Wallahu’alam.
Habib Muhammad Syahab
Posting Komentar