Madzhab Syafi'i berpendapa t bahwa gerakan yang tidak berhubunga n dengan shalat dapat membatalka n shalat dengan syarat gerakan tersebut:
• Dilakukan tiga kali lebih secara berturut-t urut
• Atau dilakukan sekali tapi melampaui batas seperti me loncat memukul dengan keras
• Atau dilakukan sekali tapi diniati bergerak tiga kali
• Atau dilakukan sekali tapi bertujuan mempermain kan shalat
Bila tidak sesuai ketentuan di atas seperti bergerak sekali atau dua kali atau tiga kali secara terputus-p utus
atau bergerak tiga kali hanya saja dengan memakai anggota tubuh ringan
seperti pelapuk mata, lisan, kemaluan, jemari yang menggaruk dengan
tidak mengikut sertakan telapak tangannya tetap (tangannya tetap, tidak ikut bergerak) maka tidak membatalka n shalat asalkan gerkannya tidak dimaksudka n untuk mempermain kan, meremehkan shalat.
(الرابع) أن يتحرك حركه واحده مفرطة أو ثلاث حركات متوالية عمدا كان أو سهوا أو جهلا
Yang ke 4 dari hal-hal yang membatalka n shalat, bila ia bergerak dengn satu kerakan yang sangat melampaui batas atau dengan tiga kali gerakan berturut-t urut baik sengaja atau lupa atau karena bodoh” (Matan Safiinah Hal. 16).
( أو فعل ثلاثة أفعال متوالية ) بأن لا يعد عرفا كل منها منقطعا عما
قبله ( كثلاث خطوات ) وإن كانت بقدر خطوة مغتفرة أو مضغات ثلاث ( أو حكات )
متوالية مع تحريك اليد ( في غير الجرب ) وكأن حرك يديه ورأسه ولو معا أو
خطا خطوة واحدة ناويا فعل الثلاث وإنم لم يزد على الواحدة ( أو وثب وثبة )
ولا تكون الوثبة إلا ( فاحشة أو ضرب ضربة مفرطة ) أو صفق تصفيقة أو خطا
خطوة بقصد اللعب وإن كانت التصفيقة بغير ضرب الراحتين ( بطلت ) صلاته في
جميع ما ذكر ( سواء كان عامدا أو ناسيا ) لمنافاة ذلك لكثرته أو فحشه
للصلاة وإشعاره بالإعراض عنها والخطوة بفتح الخاء المرة وهي المراد هنا إذ
هي عبارة عن نقل رجل واحدة فقط حتى يكون نقل الأخرى إلى أبعد عنها أو أقرب
خطوة أخرى بخلاف نقلها إلى مساواتها وذهاب اليد ورجوعها ووضعها ورفعها حركة
واحدة أما في الجرب الذي لا يصبر معه على عدم الحك فيغتفر الحك لأجله وإن
كثر لاضطراره إليه ( ولا يضر الفعل القليل ) الذي ليس بفاحش ومنه الخطوتان
وإن اتسعتا واللبس الخفيف وفتح كتاب وفهم ما فيه لكنه مكروه ( ولا حركات
خفيفات وإن كثرت ) وتوالت لكنها خلاف الأولى وذلك ( كتحريك الأصابع ) في
نحو سبحة وحكة فلا بطلان بجميع ذلك وإن تعمده ما لم يقصد به منافاتها وإنما
لم يعف عن قليل الكلام عمدا لأنه لا يحتاج إليه فيها بخلاف الفعل فيعفى
عما يتعسر الاحتراز عنه مما لا يخل بها والأجفان واللسان كالأصابع وقد يسن
الفعل القليل كقتل نحو الحية
“... Atau batal shalat seseorang akibat menjalani tiga pekerjaan secara berturut-t urut (sekira menurut pandangan kebanyakan orang antara gerakan yang satu dan gerakan berikutnya tidak dianggap terputus) seperti tiga kali melangkah (meskipun langkah yang diampuni oleh syara’, seperti makmum dibelakang imam yang mengganti imam yang berhalanga n ditengah-t engah shalat) atau tiga kali kunyahan atau tiga kali garukan berturut-t urut dengan mengikutka n tangan ikut bergerak diselain kudis, dan seperti dengan menggerakk an kedua tangan dan kepalanya dengan secara bersama-sa ma atau bergerak dengan satu gerakan dengan diniati tiga gerakan sekaligus meski praktiknya
dia hanya bergerak sekali, atau dengan melompat yang sangat, memukul
keras, bertepuk tangan atau melangkah dengan tujuan bermain-ma in meskipun tepukan tangannya dengan tanpa menepukkan kedua telapak tangannya, kesemua yang tersebut diatas dapat berakibat membatalka n shalatnya baik sengaja atau lupa (karena menjalanka nnya dengan berturut-t urut menafikan dan mencelakan shalat sekaligus tanda ia berpaling dari shalat....
Sedang dalam masalah kudis yang tidak dianggap bahaya dan membatalka n shalat dan diampuni menggarukn ya karena adanya unsur darurat (terpaksa) .Juga tidak berbahaya dan membatalka n shalat perbuatan sedikit/ tidak sampai tiga kali berturut-t urut asalkan perbuatan sedikit tersebut bukan karena maksud mencelakan shalat, diantara contohnya melangkah dua kali meskipun langkahnya lebar-leba r, mengenakan pakaian ringan, membuka kitab hanya saja yang demikian makruh hukumnya.J uga tidak berbahaya dan membatalka n shalat gerakan-ge rakan berturut meskipun dilakuakan secara berulang-u lang yang dikerjalan dengan anggauta tubuh yang ringan seperti menggerakk an jemari semacam jari telunjuk dan dan dibuat menggaruk- garuk hanya saja hukumnya hilaaf al-Uala (menyalahi keutamaan) asalkan gerakannya tidak dimaksudka n untuk mengerjalk an
hal-hal yang menaikan shalat, dibedakan antara hukum berbicara sedikit
dalam shalat yang berakibat batalnya shalat dengan hukum bergerak
sedikit dalam shalat yang berakibat hukum diampuni dan tidak membatalka n shalat karena pembicaraa n dalam shalat tidak dibutuhkan
sedang bergerak dalam shalat hal yang sulit dihindari karenanya asalkan
masih tergolong sedikit maka diampuni, dan pelapuk mata, lisan
gerakannya seperti gerakan jemari tangan bahkan terkadang justru disunahkan menjalani perbuatan sedikit dalam shalat seperti saat membunuh semacam ular". (Al-Minhaj al-Qawiim I/248-24).
لا ) تبطل ( بحركات خفيفة ) وإن كثرت وتوالت بل تكره ( كتحريك ) أصبع أو
( أصابع ) في حك أو سبحة مع قرار كفه ( أو جفن ) أو شفة أو ذكر أو لسان
لأنها تابعة لمحالها المستقرة كالأصابع
Dan tidak batal shalat akibat gerakan-ge rakan ringan meskipun banyak dan berulang-u lang
namun hukumnya makruh seperti gerakan jari atau jemari saat menggaruk
dengan syarat telapak tangannya tetap (tidak ikut bergerak) atau gerakan
pelupuk mata, bibir, zakar atau lisannya karena kesemuanya masih mengikuti (menempel dengan tidak bergerak) pada tempat pokoknya yang diam dan kokoh seperti halnya jari-jemar i. (Fath al-Mu’in I/215-21)
Wallaahu A'lamu Bis Showaab
http:// www.faceboo k.com/ groups/ piss.ktb/ permalink/ 35038720165 0761/ oleh Ust. Masaji Antoro
Posting Komentar