Anas r.a meriwayatkan bahwa pada suatu ketika ada seseorang dari dusun yang bertanya kepada Rasul SAW, “Kapankah datang Hari Kiamat, ya Nabi?” Nabi pun balik bertanya, “Apa yang engkau persiapkan untuk itu?’
Orang tersebut menjawab, “Saya menyiapkan akherat dengan mencintai
Allah dan Rasulullah”.
Nabi bersabda, “Jika begitu, kelak engkau akan bersama
dengan orang-orang yang engkau cintai”.
Di dalam riwayat lain orang itu menjawab, bahwa dia tidak
menyongsong Hari Kiamat dengan banyaknya ibadah puasa dan sholat juga sedekah,
tetapi ia menyambutnya dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Inilah kebenaran,
sebaik-baik bekal adalah mencintai Allah dan Rasul SAW. Fitrah manusia adalah
untuk menyembah-Nya dengan mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Cinta adalah
sebaik-baik alasan ketika engkau bersujud kepada-Nya.
Sungguh naïf jika engkau
mengandalkan amal ibadahmu. Amalmu tidak akan cukup untuk menebus dosa-dosamu,
ibadahmu tidak akan pernah mengimbangi segala nikmat yang telah Allah berikan
padamu.
Belumlah sempurna iman seseorang jika masih lebih mencintai
apa saja melebihi dari mencintai Allah dan Rasul-Nya. Makna sabda Rasulullah tersebut
adalah, engkau boleh dan dianjurkan mencintai dan berkasih sayang terhadap
sesama, namun semua itu dalam rangka mewujudkan rasa cintamu kepada Allah dan
Rasulullah. Ingatlah bahwa kita harus mencintai dan membenci karena Allah.
Jika engkau lebih mencintai sesuatu melebihi cintamu kepada
Allah dan Muhammad Rasulullah, itulah pertanda hatimu masih sakit. Obatilah
sakitmu dengan lebih sering menghadiri majelis-majelis ilmu, melazimkan dzikir
dan senantiasa bersholawat.
Jika engkau tidak mengobatinya semasa hidup di
dunia, engkau akan dipaksa mengobatinya di akherat. Takutlah sebab rumah sakit
akherat itu adalah neraka. Hanya hati yang sehat yang akan selamat, hati yang
sehat akan kembali pulang ke rumahnya, Surga!
Ust. Yusron Mudzakkir
Posting Komentar