Waktu
sahur adalah waktu emas, waktu yang istimewa. Sebuah hadits Qudsi menjelaskan
keistimewaannya.
Dari
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu
ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku,
maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan,
dan siapa yang yang memohon ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni” Dalam
hadits lain Rasulullah saw, menyatakan keistimewaannya. ”Makan sahurlah kamu
sekalian, karena di dalamnya terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Makna
yang terkandung dalam kata keberkahan dalam hadits tersebut bukan hanya sekadar
terbatas pada aktivitas makan dan minum saja dan pada makanan dan minumannya
saja, namun juga pada amal ibadah lainnya yang dikerjakan pada waktu sahur
seperti memohon ampun kepada Allah, sholat Lail dan qiro’atul Qur’an.
“(yaitu)
orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya
(di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali
‘Imran [3]:17)
Waktu
sahur yang istimewa ini hanyalah milik orang-orang yang istimewa. Siapakah
orang-orang yang istimewa tersebut? Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa dan
orang-orang yang berkeinginan menjadi orang bertaqwa atau meningkatkan derajat
taqwa mereka. Hanya merekalah yang mampu memanfaatkan kesempatan emas tersebut
dengan sebaik-baiknya.
“Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali ‘Imran [3]:15)
Ayat kelima belas dari Surat Ali ‘Imran tersebut terdapat kalimat “orang-orang yang bertaqwa”. Kedua ayat tersebut di atas saling berkaitan dan satu kesatuan. Dengan demikian dapat disimpulkan, salah satu ciri orang bertaqwa adalah memohon ampun kepada Allah swt. di waktu sahur sepanjang tahun baik di dalam maupun di luar Ramadhan.
Sudah maklum bahwa taqwa adalah buah dari puasa Ramadhan. Taqwa adalah tujuan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika Anda berkeinginan kuat puasa Ramadhan Anda berhasil sesuai dengan targetnya yaitu membentuk Anda menjadi orang yang bertaqwa atau meningkat derajat taqwa Anda, maka tentu Anda tidak menyia-nyiakan waktu sahur di bulan Ramadhan dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia seperti menonton TV.
Selama Ramadhan yang telah berlalu, sudahkah kelihatan bahwa Anda punya keinginan kuat? Itu bisa Anda lihat sendiri. Apakah Anda mengisi waktu sahur Anda selama ini dengan beraneka macam ibadah seperti istighfar, dzikir, membaca al-Qur’an dan sholat Lail? Jika ya, selamat buat Anda. Namun jika Anda sekadar melakukan perbuatan-perbuatan yang tak ada gunanya bagi kehidupan agama dan akhirat Anda seperti menonton TV, berarti keinginan Anda patut diragukan dan dipertanyakan.
Setelah Ramadhan usai nanti akan terlihat efektifitas puasa Ramadhan Anda. Efektifitasnya bisa Anda lihat sendiri. Apakah di sebelas bulan ke depan Anda terbiasa, ringan, mudah dan senang bangun di malam hari untuk taqorrub ilallah? Ataukah Anda tidak terbiasa, berat, sulit dan tidak senang bangun di malam hari untuk taqorrub ilallah? Atau Anda termasuk orang yang suka bangun malam, tapi untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bisa menolong Anda di alam barzah dan di kampung akhirat kelak seperti menonton TV?
“Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali ‘Imran [3]:15)
Ayat kelima belas dari Surat Ali ‘Imran tersebut terdapat kalimat “orang-orang yang bertaqwa”. Kedua ayat tersebut di atas saling berkaitan dan satu kesatuan. Dengan demikian dapat disimpulkan, salah satu ciri orang bertaqwa adalah memohon ampun kepada Allah swt. di waktu sahur sepanjang tahun baik di dalam maupun di luar Ramadhan.
Sudah maklum bahwa taqwa adalah buah dari puasa Ramadhan. Taqwa adalah tujuan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika Anda berkeinginan kuat puasa Ramadhan Anda berhasil sesuai dengan targetnya yaitu membentuk Anda menjadi orang yang bertaqwa atau meningkat derajat taqwa Anda, maka tentu Anda tidak menyia-nyiakan waktu sahur di bulan Ramadhan dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia seperti menonton TV.
Selama Ramadhan yang telah berlalu, sudahkah kelihatan bahwa Anda punya keinginan kuat? Itu bisa Anda lihat sendiri. Apakah Anda mengisi waktu sahur Anda selama ini dengan beraneka macam ibadah seperti istighfar, dzikir, membaca al-Qur’an dan sholat Lail? Jika ya, selamat buat Anda. Namun jika Anda sekadar melakukan perbuatan-perbuatan yang tak ada gunanya bagi kehidupan agama dan akhirat Anda seperti menonton TV, berarti keinginan Anda patut diragukan dan dipertanyakan.
Setelah Ramadhan usai nanti akan terlihat efektifitas puasa Ramadhan Anda. Efektifitasnya bisa Anda lihat sendiri. Apakah di sebelas bulan ke depan Anda terbiasa, ringan, mudah dan senang bangun di malam hari untuk taqorrub ilallah? Ataukah Anda tidak terbiasa, berat, sulit dan tidak senang bangun di malam hari untuk taqorrub ilallah? Atau Anda termasuk orang yang suka bangun malam, tapi untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bisa menolong Anda di alam barzah dan di kampung akhirat kelak seperti menonton TV?
Hanya Anda sendiri yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Ust. Abdullah Musthofa

Posting Komentar