Bulan Dzulhijjah yang segera tiba dalam
beberapa hari lagi, merupakan salah satu bulan teristimewa bukan saja bagi para
jamaah haji dan umrah di Tanah Suci. Melainkan juga bagi seluruh kaum muslimin
dimanapun berada. Karena sepuluh hari pertama bulan haram (bulan mulia) yang
satu ini dan yang sekaligus merupakan bulan pelaksanaan ibadah rukun Islam
kelima, adalah merupakan sepuluh hari termulia sepanjang tahun. Dimana
kemuliaan, keutamaan dan keistimewaannya bahkan bisa mengungguli kemuliaan,
keutamaan dan keistimewaan hari-hari bulan suci Ramadhan yang baru saja
meninggalkan kita. Ini tentu saja sebuah rahmat dan karunia spesial dari Allah
yang tak terukur nilainya. Dan hanya orang-orang merugi yang terjauhkan dari
rahmat Allah sajalah yang menyia-nyiakan dan melewatkan begitu saja momentum
luar biasa seperti ini! Semoga kita tidak termasuk di dalamnya!
Maka kepada seluruh jamaah haji, kami
ucapkan: Selamat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan setotal-totalnya demi
meraih haji mabrur yang berdasar hadits muttafaq ‘alaih pasti berbalas Surga. Dan
kepada semua kaum muslimin non jamaah haji, juga tak lupa kami ucapkan Selamat
ber-fastabiqul khairat (berlomba amal kebaikan) khususnya dalam 10 hari pertama
bulan Dzulhijjah. Dimana jika seseorang mampu mengoptimalkan upaya amal saleh dengan
beragam macamnya di dalamnya, maka sangat dimungkinkan iapun bisa menggapai
kemuliaan derajat di sisi Allah dan kelipatan pahala dari-Nya, seperti yang
didapat oleh jamaah yang sukses dengan hajinya, atau bahkan mengunggulinya.
Mungkin ada yang terheran-heran dan
bertanya: Benarkah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah semulia itu sampai bahkan
mungkin bisa mengungguli kemuliaan hari-hari bulan Ramadhan, atau minimal
setara dengannya? Mengapa hal itu sepertinya tidak begitu dikenal di
tengah-tengah mayoritas ummat Islam, sehingga karenanya sikap merekapun
biasa-biasa dan datar-datar saja, tanpa ada yang tampak istimewa seperti yang
umumnya ditunjukkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan?
Nah untuk menjawab pertanyaan diatas, mari
kita cermati bersama sabda Baginda Sayyidina Rasulillah shallallahu ‘alaihi
wasallam (yang artinya) berikut ini:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Tiada hari, dimana beramal shalih padanya lebih Allah cintai selain
hari-hari ini”, yakni 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para shahabat bertanya:
wahai Rasulullah, apakah termasuk jihad fi sabilillah juga tidak bisa
(menandingi)?, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Termasuk jihad fi sabilillah sekalipun tidak bisa (menandingi),
kecuali seorang lelaki yang pergi berjihad dengan jiwa dan hartanya sendiri
lalu tidak ada sesuatupun darinya yang kembali, yakni sampai gugur sebagai syuhada’” (HR.
Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Mari perhatikan, demikian tingginya tingkat
kemuliaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah tersebut, sampai-sampai jihadpun
bisa kalah dalam derajat dan nilai pahala bila dibandingkan dengan amal saleh
apapun, sekali lagi amal saleh apapun, yang dilakukan oleh seorang hamba muslim
pada hari-hari tersebut. Padahal kita semua tahu, betapa tinggi nilai jihad fi
sabilillah di dalam Islam dan derajat mujahid di sisi Allah Ta’ala. Tapi toh
hanya ada satu kondisi mujahid saja yang derajat dan nilai pahala jihadnya bisa
mengungguli amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah, yang memang merupakan
puncak derajat seorang mujahid di jalan Allah. Yaitu seorang mujahid yang
memenuhi 3 kriteria: pertama, ia berangkat sendiri ke medan jihad; kedua,
seluruh perbekalan jihadnya dari harta miliknya sendiri; dan ketiga, ia
berjihad sampai gugur sebagai syuhada. Sehingga jihad seorang mujahid yang
sampai mati syahid tapi perbekalan jihadnya dari harta orang lain, atau mujahid
yang berangkat jihad dengan diri dan hartanya sendiri namun tidak sampai gugur
sebagai syuhada, atau bahkan yang berjihad dengan diri dan hartanya sendiri,
serta mati syahid, akan tetapi masih ada dari perbekalan jihadnya, misalnya
pedangnya atau baju besinya, atau kudanya dan lain-lain, yang masih bisa dibawa
pulang kembali dari medan laga jihad. Ya semua kondisi mujahid yang pasti
sangat luar biasa keistimewaannya itu, tetap saja tidak bisa menandingi dan
mengungguli keistimewaan, keutamaan dan kemuliaan amal saleh pada 10 hari
pertama bulan Dzulhijjah seperti yang tengah kita lewati ini!
Ust. H. Ahmad Mudzoffar Jufri
Posting Komentar