Syeikh Abu Tholib Al-Maki menerangkan ada
40 sifat dan karakter lebah yang seyogyanya ditiru oleh setiap pribadi muslim.
Sifat dan Karakter lebah yang harus dimiliki setiap mukmin :
1. Seandainya semua jenis hewan terbang
lainnya berkumpul, lalu mereka bahu-membahu melakukan satu pekerjaan yang biasa
dikerjakan oleh lebah, mereka tidak akan sanggup melakukannya. Demikian juga
seandainya seluruh manusia non-mukmin bersatu untuk melakukan satu amal yang
sepadan dalam kualitas, kadar, dan nilai dengan amal seorang mukmin, niscaya
mereka tidak akan sanggup melakukannya.
2. Lebah waspada akan gangguan dan
penganiayaan burung, sedangkan ia sendiri tidak pernah mengganggu mereka.
Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Meskipun orang-orang mengganggu,
menghina, dan menzaliminya, seorang mukmin tidak mau membalas kejahatan mereka.
3. Lebah dianggap kecil dan hina oleh semua
jenis burung, tetapi sekiranya mereka tahu apa yang ada di dalam perut lebah
dan mencicipinya, niscaya mereka akan memuliakan dan menghormatinya. Demikian
juga seorang mukmin. Orang-orang bodoh menganggapnya kecil, rendah, dan hina.
Andaikan mereka tahu apa yang ada di dalam hati seorang mukmin berupa keindahan
iman, ketulusan, rahasia-rahasia Tuhan, dan sebagainya, pastilah mereka rela
menjadi tanah tempat kakinya berpijak atau mengangkatnya di atas kepala mereka.
4. Semua jenis burung hidup untuk diri
mereka sendiri, mencari makan dan kebutuhan lainnya hanya untuk diri
masing-masing. Lain halnya dengan lebah. Ia hidup untuk sesamanya dan selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhan rajanya. Demikian pula halnya dengan seorang
mukmin. Di saat semua orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
kesenangannya sendiri, ia hidup di dunia ini untuk Allah SWT.. Hidupnya ia
pergunakan untuk melakukan ketaatan kepada-Nya serta bekerja untuk memenuhi
kebutuhan dirinya dan orang lain.
5. Kala malam tiba, semua burung masuk ke
sarang masing-masing untuk beristirahat dan tidur, mereka berhenti bekerja.
Lain halnya dengan lebah. Ia lebih banyak bekerja di malam hari ketimbang di
siang hari. Demikian juga seorang mukmin. Di waktu malam, saat orang-orang
mengurung diri di rumah masing-masing, beristirahat dan tidur, seorang mukmin
bangkit melangkahkan kaki mengambil air wudu, salat, lalu bermunajat kepada
Tuhan seraya menyerahkan seluruh hidupnya dan mengadukan segala persoalan
kepada-Nya.
6. Allah SWT mengharamkan membunuh dan
mengganggu lebah, tetapi menghalalkan manfaat yang dihasilkannya. Begitu pula
seorang mukmin. Allah SWT. mengharamkan membunuhnya dan melarang mengganggu
harga diri, harta, dan keluarganya, tetapi menghalalkan kebaikan dan manfaat
yang diberikannya bagi siapa saja yang berhak menerima.
7. Lebah bekerja secara sembunyi-sembunyi.
Orang hanya melihat dan menikmati hasilnya. Demikian pula halnya dengan seorang
mukmin. Dengan ikhlas ia menyembunyikan amalnya dari penglihatan orang. Mereka
baru melihat hasilnya nanti pada hari semua amal ditampakkan, yakni pada Hari
Kiamat.
8. Lebah hanya mengambil apa yang ia
butuhkan saja dari sesuatu tanpa merusak sesuatu itu. Begitu juga seorang
mukmin. Ia hanya mengambil dari dunia ini apa yang benar-benar diperlukannya
saja, yang dapat membawa kebaikan bagi diri, agama, dan hatinya. Apa yang ia
ambil dijadikannya bekal untuk akhirat tanpa merusak atau menimbulkan kerugian
pada sumber asalnya, dan tidak berlebihan.
Dikutip oleh PISS-KTB dari Kitab Qut al Qulub
Posting Komentar