Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hati-hati, Paham Anti Madzhab (2)

Hati-hati, Paham Anti Madzhab (2)

Dalam konsep kami saat itu, perilaku dan tatacara beragama mereka itu harus dilawan, dibasmi dan diperangi. Karena menurut persepsi kami saat itu, semua itu tidak sejalan dengan Al-Quran dan As-Sunnah, alias bid'ah dan hanya sesuatu yang diada-adakan. Bukan asli dari Rasulullah SAW.

Maka sudah menjadi tugas kami para da'i muda saat itu untuk membangun berbagai hujjah dan argumentasi untuk 'menyerang' apapun yang mereka kerjakan, sambil kita lemparkan tuduhan sebagai biang kerok mazhab, tukang bid'ah, kelompok yang menyimpang, dan aqidahnya bermasalah.

Salah satunya adalah membenturkan mereka dengan hadits-hadits shahih. Kalau ada perilaku mereka yang kita anggap bertentangan dengan selera kita, tinggal kita carikan hadits-hadits yang kita anggap sebagai 'penangkal'nya. Kita bacakan hadits-hadits itu, biar mereka terdiam dan tidak bisa berkutik.

Maka kalau sampai kita bisa bikin mereka terdiam tidak mampu menjawab atas lemparan hadits-hadits kita, maka disitulah terjadi 'puncak ejakulasi' kemenangan. Rasanya puas sekali, karena sudah mencapai titik klimaks.

Tentu semua itu adalah masa lalu, masa-masa ketika saya dan teman-teman sesama ustadz yang lain masih mencari jatidiri. Belum bisa bahasa Arab, baca Al-Quran pun banyak salahnya, dan tentunya juga belum pernah belajar ilmu syariah langsung kepada sumbernya. Kami saat itu adalah tokoh da'i muda yang progeresif, suka berdebat, hobi menyalahkan pendapat orang dan gemar bikin keributan dimana-mana.

Namanya saja anak mudah, ya begitulah perilaku dan tindak tanduknya. Walhasil, kalau hari ini saya menemukan perilaku pada para da'i yang progresif dan semangat memberantas mazhab fiqih, saya kadang senyum-senyum sendiri. Sebab saya seperti melihat diri saya yang masih belia di masa lalu.

Dalam hati saya cuma ada doa, semoga Allah mempercepat kedewasaan mereka, menambahkan ilmunya, memberi mereka jalan akses yang cepat dan mudah untuk belajar ilmu syariah. Agar mereka segera sadar kalau mereka masih butuh banyak belajar lagi ke depan.

Masak baru kenal sedikit-sedikit dengan karya-karya Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim saja, sudah merasa jadi ulama terbesar yang merasa bisa menyalahkan siapa saja? Itu sih sudah jadi masa lalu. Kalau sampai hari ini tidak sadar-sadar juga, ah sayang sekali tentu.




Ust. Ahmad Sarwat, Lc.
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger